Uniknya angkutan umum di Kupang, disebut bemo dan penuh poster
Merdeka.com - Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Peribahasa ini tentu menggambarkan perbedaan budaya atau aturan main di suatu daerah. Seperti halnya keragaman budaya dan kebiasaan di Timur Indonesia.
Kali ini ada suatu hal yang unik yang akan diulas mengenai kebiasaan penamaan alat transportasi di Timur Indonesia. Nama transportasi ini hampir tidak ditemukan di setiap kota di Indonesia yaitu 'Oto Bemo' atau lebih tepatnya biasa dikenal sebagai mikrolet.
Tidak hanya namanya yang terdengar unik, tampilan angkutan inipun penuh dengan aksesoris, dekorasi, poster dan musik yang menggelegar. Mungkin lebih tepatnya, Oto Bemo yang disebut-sebut oleh penghuni daratan Flobamora (Flores, Sumba, Timor dan Alor) ini adalah diskotek berjalan ala NTT (Nusa Tenggara Timur).
-
Kenapa lampu kota terlihat seperti konstelasi? Pada malam hari lampu-lampu di perkotaan akan menyala dan membuat pemandangan yang indah. Namun, jika tertangkap dari luar angkasa masa lampu yang menyala akan mirip dengan konstelasi buatan yang menerangi area di sekelilingnya.
-
Apa arti dari cahaya kunang-kunang? Dalam berbagai budaya, kunang-kunang sering dianggap sebagai simbol keberuntungan, roh leluhur, atau bahkan simbol dari sebuah keromantisan.
-
Apa yang paling terang di malam hari? Memiliki posisi yang begitu dekat dengan bumi, bulan tampak memancarkan cahaya paling terang yang sangat jelas disaksikan oleh mata telanjang. Terlebih lagi saat cuaca sedang terang.
-
Bagaimana lampu lalu lintas membuat pengendara tertib? Peran lampu lalu lintas amatlah vital, lantaran bisa mengarahkan pengendara motor agar tetap tertib di jalan.
-
Bagaimana cahaya lampu di Tol Cisumdawu pada malam hari? Saat malam, tampilannya juga tak kalah memukau dengan banyaknya cahaya lampu yang mengikuti pola jalan tol.
-
Apa itu 'Lampor'? Dilansir dari Liputan6.com, Lampor merupakan istilah yang berkaitan dengan fenomena keranda terbang di wilayah Jawa Tengah. Menurut cerita, ada entitas gaib yang mengendalikan keranda tersebut dan membawanya melintasi suatu tempat.
Bemo ala NTT lebih akrab dia disebut, hadir dengan tampilan yang begitu heboh. Tidak hanya aksesoris bagian luarnya, bagian dalam Bemo ini juga dilengkapi dengan pernak pernik seperti boneka gantung, pewangi, lampu LED dan juga perhiasan yang bikin jalanan bergetar. Sepanjang perjalanan pun, musik tak dibiarkan berhenti sedetikpun. Inilah yang membuat Bemo ala NTT tidak disentuh yang namanya pengamen.
Malam hari, Bemo ala NTT akan nampak meriah. Lampu kelap kelip yang menghiasi badan Bemo sudah memancarkan cahaya dari kejauhan.
Ada fakta yang unik, Bemo ala NTT juga menyandang nama kondektur. Di pulau Jawa, kondektur hanya ada diangkutan sejenis Bus. Namun kalau di NTT, Bemo yang beroperasi semuanya menggunakan jasa kondektur. Sopir berfungsi sebagai pengemudi, dan kondektur berfungsi sebagai corong untuk menarik konsumen.
Di NTT, kondektur merupakan sebutan yang asing didengar. Sebutan yang tepat untuk kondektur yang siap sedia menarik konsumen yaitu 'Konjak'.
Berdasarkan penelusuran, ternyata sebutan Bemo ini merupakan singkatan dari becak motor yang sering digunakan oleh masyarakat sejak tahun 1962. Bemo dikenal dengan kendaraan beroda tiga yang bisa menjangkau jalan-jalan yang sempit.
Karena mikrolet yang masuk ke daratan NTT pada zaman dahulu hampir mirip bentuknya dengan Bemo, maka para nenek moyang orang NTT menyebutnya Bemo. Hingga saat ini sebutan bemo kian membumi dan mengakar.
Sementara pernak-pernik yang menjadi identitas penting dari Bemo ala NTT dipahami sebagai bentuk seni. Tanpa pernak pernik, angkutan tersebut belum bisa disebut Bemo walaupun substansinnya kendaraan tersebut adalah Bemo ala NTT.
Mengenai tarif yang dipasang oleh sang Sopir akan disesuaikan dengan jarak tempuh. Jika jaraknya dekat, maka tarif Rp 3.000 menjadi patokan bayaran per orang. Namun jika jaraknya jauh akan dikenakan tarif Rp 5.000 per orang. Tarif ini bisa saja berubah sesuai daerah operasinya.
Tidak kalah menariknya dengan Bemo ala NTT, kendaraan beroda dua yang dikenal dengan sepeda motor di pulau Jawa berubah nama jika anda memasuki daratan NTT. 'Honda' adalah nama khasnya ala NTT.
Konon katanya, penyebutan Honda ini diambil dari nama merek sepeda motor yang terkenal pada masa itu. Hingga saat ini, penyebutan kendaraan beroda dua dengan merek apapun tetap disebut Honda. Mindset yang tertanam hanyalah Honda. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendaraan ini menggunakan motor yang kemudian digabungkan dengan rangka mirip kapsul yang berfungsi sebagai kursi penumpang.
Baca SelengkapnyaPenerangan yang selalu menyala di dalam kereta merupakan bagian dari komitmen KCI untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.
Baca SelengkapnyaDesain grafis bus-bus ini sangat anti mainstream. Bahkan hingga memberikan ilusi mata yang asik.
Baca SelengkapnyaBus lawas zaman dulu benar-benar menyimpan kenangan manis. Simak yuk!
Baca Selengkapnya