Upaya ilmuwan kumpulkan naskah kuno suku Batak dipersulit warga
Merdeka.com - Kalangan akademis Sumatera Utara hingga kini masih kesulitan mengumpulkan naskah kuno peradaban suku Batak, Pustaha Laklak (dalam bahasa setempat berarti buku dari kulit kayu berisi pengobatan tradisional, strategi perang, nujum dan lainnya).
"Berdasarkan hasil pengamatan kita, ketertutupan warga masyarakat itu akibat sikap mereka yang masih mensakralkan dan memosisikan naskah-naskah itu sebagai barang berharga tinggi dan tidak bisa sembarangan memberikannya," kata Ketua Departemen Sastra Batak USU Warisman Sinaga kepada wartawan di Medan, Rabu (27/5).
Warisman melanjutkan, sikap demikian juga ditunjukkan warga pada kalangan akademisi dari Program Studi Sastra Batak dan Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya USU, saat melakukan upaya pelacakan naskah sejak April 2011.
-
Kenapa aksara paku sulit diterjemahkan? Ditambah dengan kenyataan bahwa aksara kuno telah rusak oleh waktu dan penanganan, kualitasnya dapat membuat sulit untuk memindainya ke dalam komputer untuk digunakan oleh sejarawan dan arkeolog dalam penelitian mereka.
-
Kenapa teks itu sulit diterjemahkan? Namun, memetakan permukaannya memakan waktu, dan tinta berbasis karbon yang digunakan untuk menulis gulungan tersebut memiliki kepadatan yang sama dengan papirus pada CT scan, sehingga tidak mungkin untuk membedakannya dalam pencitraan.
-
Mengapa sulit memahami naskah Kushan? Naskah yang terkait dengan bahasa Kushan ini tetap sulit dipahami sebagian karena banyak teks yang tergerus oleh waktu, kata Bonmann.
-
Mengapa isi naskah Kerajaan Romawi sulit dibaca? Isi teks tersebut tak bisa dibaca lantaran terbakar selama letusan Gunung Vesuvius di Italia pada 79AD.
-
Kenapa tempat gamelan sulit dibuat? Ia belajar cukup lama dan tekun untuk bisa membuat tempat gamelan. Eka Sumantra menuturkan, secara umum tempat gamelan menggunakan ukiran motif wajah. Selain itu, bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan ini juga tidak sembarangan.
-
Mengapa buku rahasia ini sulit dipecahkan? Pastor Joseph Vajda yang merupakan seorang biarawan Dominikan Katolik Roma, menganggap Kodeks Rohonczi merupakan buku paling rahasia yang ditulis dalam kode yang tidak mungkin bisa dipecahkan.
Menurut peneliti kelahiran Simalungun, 16 Juli 1962, ini, upaya pelacakan naskah-naskah kuno itu dilakukan secara reguler setiap tahunnya, sejak dia memimpin Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU) tahun 2011.
"Pada setiap April sejak 2011, para dosen dan mahasiswa dari program Studi Sastra Melayu turun ke lapangan untuk penelitian bahasa dan mencoba mencari naskah-naskah lama yang ada di tangan masyarakat Melayu."
"Upaya yang sama juga dilakukan dosen dan mahasiswa Program Studi Sastra Batak pada setiap Oktober sejak 2011. Tapi dari sekian kali kita turun ke lapangan, warga masyarakat masih tertutup dengan mengatakan tidak ada naskah padahal sebelum turun ke lapangan, tim kita sudah melakukan survei dan berkesimpulan bahwa diperkirakan terdapat naskah di daerah tersebut," katanya.
Dari perbincangannya dengan Kepala Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sri Hartini, ada warga yang datang ke museum untuk menawarkan naskah yang ada di tangannya dengan harga tinggi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mbah Man sendiri sudah berpengalaman selama puluhan tahun dalam pemugaran candi.
Baca SelengkapnyaAksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.
Baca SelengkapnyaKabarnya, orang yang nekat foto-foto di Baduy Dalam tidak bisa pulang.
Baca SelengkapnyaMereka tak menolak pembangunan, namun menyayangkan cara negara memperlakukan tanah leluhurnya
Baca SelengkapnyaPembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dikhawatirkan mengusir masyarakat adat dari tanahnya.
Baca SelengkapnyaBatu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.
Baca SelengkapnyaRitual pengobatan tradisional milik Suku Anak Dalam ini dilakukan oleh seorang dukun yang didampingi oleh pengiring yang disebut dengan Pembayung.
Baca SelengkapnyaSebuah kegiatan upacara adat yang dilakukan oleh Kerajaan Adat Marusu sebagai simbol bahwa musim tanam di Kabupaten Maros akan segera tiba.
Baca Selengkapnya