Update Korban Tragedi Kanjuruhan Dirawat di RSSA Malang, Begini Kondisinya
Merdeka.com - Sebanyak delapan pasien korban Tragedi Kanjuruhan masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Empat orang pasien di antaranya dirawat di ICU dengan bantuan alat pernapasan.
"Di ICU ada empat pasien, di ICU itu yang enggak stabil-stabil ya. Kemudian yang stabil tapi masih harus dipantau sampai sekarang empat pasien," kata Plt Direktur RSSA dr Kohar Hari Santoso, Senin (17/10).
Sejumlah pasien yang rawat jalan juga sudah mulai menjalani kontrol, baik di poli bedah maupun poli mata. Sebanyak 70 pasien sudah dipulangkan dan secara berangsur sudah mulai menjalani kontrol.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
-
Siapa yang dirawat di Rumah Sakit Pasir Junghuhn? Pasien yang ditangani saat itu, seluruhnya merupakan pegawai perkebunan dan hampir semuanya dari kalangan perempuan, anak dan lansia.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana korban keracunan dirawat? Para korban keracunan massal tersebut saat ini sudah menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit seperti Rumah Sakit Mitra Kasih, Rumah Sakit Cibabat, Rumah Sakit Mal, Rumah Sakit Kasih Bunda, dan juga ke RSHS Bandung.
Mereka yang dirawat di ICU RSSA dari Tragedi Kanjuruhan di antaranya disebabkan karena benturan kepala, kesadaran menurun dan terjadi injury otak. Selain itu juga terjadi persoalan di paru-paru. Pasien yang sudah pulang di antaranya kasus bedah dan gangguan mata yang perkembangannya selalu dikontrol.
Aminayu, orang tua dari korban atas nama Afrizal (10) mengungkapkan bahwa anaknya masih menjalani perawatan. Anaknya masih menunggu penanganan atau operasi kulit di paha.
"Sekarang anak saya masih dirawat di sini karena masih butuh perawatan kulitnya, yang katanya masih agak panjang. Perlu sabar katanya," ungkapnya.
Aminayu menceritakan, kondisi anaknya sudah mulai membaik dan sudah bisa berkomunikasi. Tetapi karena lukanya cukup lebar di bagian paha, sehingga masih butuh perawatan.
"Kita tinggal menunggu proses penyembuhan luka. Dia kan ada luka di paha," tegasnya.
Aminayu juga menegaskan bahwa selama perawatan tidak membayar alias gratis. Ia tidak pernah mengeluarkan uang berkaitan dengan urusan perawatan anaknya.
"Tidak bayar sama sekali, mulai dari datang, sampai sekarang enggak ada bayar apapun. Saya dengar Pak Jokowi juga bilang gitu waktu itu, nanti pengobatannya harus sampai selesai, pengobatannya sudah ditanggung oleh pemerintah," urainya.
Senada juga disampaikan oleh Susana, yang anaknya atas nama Kholifatur Rosyida masih menjalani perawatan. Putrinya, Susana mengalami patah tulang belakang dan sempat tidak sadarkan diri.
Anaknya sempat dirawat di sebuah rumah sakit swasta sebelum kemudian dibawa pulang. Tetapi setelah di rumah diketahui kalau tidak dapat menggerakkan kakinya, sehingga diarahkan kembali dirawat ke RSSA.
"Dibawa pulang ternyata enggak bisa gerak kakinya, terus dibawa oleh Arema dan petugas kelurahan ke RSSA sini sampai sekarang. Hari Kamis dioperasi, sekarang sudah mulai membaik," kisahnya.
Susana juga kembali menegaskan bahwa tidak membayar biaya apapun selama perawatan anaknya.
Pengakuan juga diberikan oleh Eti, orang tua dari korban Dian Puspita yang tidak sadarkan diri saat dibawa ke RSSA. Selain itu, anaknya juga mengalami kaki patah akibat peristiwa Sabtu, 1 Oktober itu.
"Sudah sadar Selasa ini. Sekarang sudah dirawat inap, semua sudah baik cuma dia belum bisa ngomong," urainya.
Eti juga menyampaikan bahwa tangan anaknya hingga saat ini masih belum bisa digerakkan. Tetapi sudah dalam kondisi sadar dan bisa diajak berbicara.
"Jari-jari enggak bisa gerak sama sekali. Sudar sadar tapi ngomong masih belum," ungkapnya.
Kondisi serupa juga disampaikan oleh Ester ibu dari korban Debora Anca yang kondisinya mulai membaik. Kendati masih harus bersabar untuk menjalani perawatan agar bisa pulih.
"Saat dibawa ke sini enggak sadar, mulai sadar hari keempat. Sekarang sudah membaik cuma mulai sadar, ngomong, respons mulai bagus. Tangannya masih kaku," ungkapnya.
Baik Eti maupun Ester juga menegaskan bahwa mereka tidak pernah mengeluarkan biaya terkait perawatan.
Sementara Rohaniah ibu dari korban atas nama Ade Prasetyo yang mengalami patah tangan. Ade mengalami patah tangan dan telah menjalani operasi.
"Sempat rawat inap satu Minggu. Ini kontrol pertama," tegasnya.
Keseluruhan pasien menyatakan bahwa tidak pernah mengeluarkan uang untuk perawatan anggota keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Semua pembiayaan ditanggung oleh rumah sakit, termasuk biaya kontrol para korban.
"Hari ini pasien dari Tragedi Kanjuruhan yang kontrol di poli bedah enam pasien, poli mata enam orang. Yang dirawat di sini pulang terus kontrol dan gratis kontrolnya," tegas Kohar.
Pemberlakuan gratis untuk korban Tragedi Kanjuruhan ditegaskan Kohar telah ditetap oleh Pemerintah Propinsi (Pemprov) Jawa Timur. Langkah tersebut didukung oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota Malang.
Namun ditegaskan, bahwa masa tanggap darurat Tragedi Kanjuruhan memang sudah lewat. Sehingga apabila masih muncul pasien baru agar dilengkapi dengan surat keterangan dari otoritas Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat.
"Sekali lagi, pasien baru yang menyatakan bahwa saya kasus Kanjuruhan, kasus baru yang sebelumnya tidak pernah kontak berobat ke fasilitas di sini, mohon dilengkapi dengan surat keterangan dari otoritas Pemerintah kabupaten kota setempat," pungkasnya.
Pihak rumah sakit juga telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah di Malang untuk penanganan kasus baru tersebut. Tetapi hingga saat ini belum muncul adanya korban baru akibat Tragedi Kanjuruhan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lilik mengatakan, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan secara intensif.
Baca SelengkapnyaGudang terbakar tersebut tidak berizin dan diduga tabung yang ada oplosan.
Baca SelengkapnyaKebakaran itu dianggap kejadian luar biasa karena korban meninggal dunia mencapai belasan orang.
Baca SelengkapnyaKapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Achmad Wiyagus mengungkap korban tewas di kecelakaan beruntun yang terjadi di Km 92 Tol Cipularang arah Jakarta.
Baca SelengkapnyaBertambah, Korban Meninggal Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Tol Batang Jadi 8 Orang
Baca SelengkapnyaKorban bernama Kartika Eka Putri (27), dipindah dari Rumah Sakit Abdul Radjak Purwakarta ke RSPAD untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaSementara untuk korban luka, lanjut Gatot, terdapat lima orang.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi korban maupun kendaraan masih berjalan. Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan pendataan terhadap para korban.
Baca SelengkapnyaTim Reaksi Cepat Satuan Lalu Lintas Polres Malang yang bertugas dalam Operasi Ketupat Semeru 2024 langsung mengevakuasi lansia itu ke RS Saiful Anwar Malang.
Baca Selengkapnya