Update Masyarakat Telah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis 1, 2 dan 3
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 69.194.539 penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama. Data ini menunjukkan persentase orang yang telah menerima vaksin dosis pertama sebesar 33,22 persen dari target 208.265.720 orang.
Sementara jumlah masyarakat yang sudah menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua sebanyak 39.721.571 atau 19,07 persen. Adapun penerima vaksin Covid-19 dosis ketiga sebanyak 737.337 atau setara dengan 50,20 persen dari target 1.468.764 orang.
Penerima vaksin Covid-19 dosis ketiga ini merupakan tenaga kesehatan. Data ini disampaikan Kementerian Kesehatan melalui kemkes.go.id, Rabu (8/9) pukul 12.00 WIB.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang membutuhkan vaksin HPV? Vaksin HPV idealnya diberikan kepada anak usia 9–14 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada remaja dan orang dewasa usia 15–26 tahun yang belum pernah atau belum mendapatkan vaksin HPV secara lengkap.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
Kementerian Kesehatan melaporkan ada lima kelompok masyarakat yang sudah menerima vaksin Covid-19 di Indonesia, yakni tenaga kesehatan, petugas publik, lansia, masyarakat umum, dan remaja.
Kementerian Kesehatan juga melaporkan data vaksinasi gotong royong. Berikut rincian data vaksinasi Covid-19 program nasional dan gotong royong:
Tenaga kesehatan
Dosis 1: 1.663.258 (113,24 persen)Dosis 2: 1.542.804 (105,04 persen)Dosis 3: 737.337 (50,20 persen)
Petugas publik
Dosis 1: 38.249.820 (220,75 persen)Dosis 2: 20.738.222 (119,69 persen)
Lansia
Dosis 1: 5.470.628 (25,38 persen)Dosis 2: 3.901.679 (18,10 persen)
Masyarakat umum
Dosis 1: 20.098.350 (14,23 persen)Dosis 2: 10.968.405 (7,77 persen)
Remaja
Dosis 1: 2.841.821 (10,64 persen)Dosis 2: 1.975.553 (7,40 persen)
Gotong Royong
Dosis 1: 865.664 (5,77 persen)Dosis 2: 593.545 (3,96 persen)
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya