Update terbaru temuan KNKT soal jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Penerbangan (KNKT) masih terus melakukan penyelidikan terkait kecelakaan maskapai Lion Air PK-LQP. Pesawat tujuan Jakarta - Pangkal Pinang itu jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10) lalu. Penyebab jatuhnya pesawat masih dalam tahap penyelidikan.
Namun, dalam penyelidikan awal KNKT menemukan hal-hal yang mencurigakan terhadap kondisi pesawat. Berikut temuan-temuan KNKT:
Adanya penggantian sensor angle of attack
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Apa penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air? Menurut penjelasan otoritas setempat, kecelakaan ini disebabkan serangan burung, atau dikenal dengan istilah bird strike.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Air China? Mengenai pesawat, seorang penumpang di China yang terbang untuk pertama kalinya telah menimbulkan kepanikan dan kekacauan setelah ia membuka pintu darurat yang dia kira sebagai pintu toilet.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
Dari hasil analisi flight data recodres (FDR) dan dokumen perawatan pesawat Lion Air, Tim investigasi KNKT menemukan adanya penggantian sensor angle of attack (AOA). Teknisi pesawat mengganti AOA saat pesawat mendarat di Bali setelah terbang dari Manado, Sulawesi Utara.
Seperti diketahui, sensor ini bekerja dengan cara menentukan posisi relatif hidung pesawat dan membandingkannya dengan pergerakan arus udara di sekitarnya. Sensor ini berfungsi memastikan pesawat tidak menukik ataupun kehilangan ketinggian saat terbang.
Ada kerusakan sensor AOA
Teknisi pesawat mengganti AOA saat pesawat mendarat di Bali setelah terbang dari Manado, Sulawesi Utara. Tetapi penggantian AOA ini diduga tidak sempurna.Dari hasil penyelidikan FDR, KNKT menemukan kerusakan dari sensor AOA. Temuan ini didapat setelah dilakukan pencarian sumber masalah secara sistematis. Lalu ditemukan kerusakan pada sensor itu. "Yang rusak adalah AOA," ucap Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono."Jadi, kalau pesawatnya seperti ini (kondisi mendatar), ini nol, tapi kalau pesawatnya naik, nah itu AOA itu berapa derajat terhadap aliran udara akan terbaca," katanya.
Gerak hidung pesawat berlebihan
Ini juga dampak rusaknya AOA. KNKT bekerja sama dengan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat (AS) menemukan alat sensor yang tak berfungsi. Diduga ini menjadi penyebab kecelakaan Lion Air saat itu. FAA mengatakan data yang salah dari sensor angle of attack, yang membantu mencegah pesawat dari stalling dan diving, dapat menyebabkan awak pesawat mengalami kesulitan untuk mengendalikan pesawat. "Dan mengarah ke gerak hidung yang berlebihan, kehilangan ketinggian yang signifikan, dan kemungkinan berdampak dengan medan," tulis FAA.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaTim investigasi KNKT akan menganalisa percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara.
Baca SelengkapnyaFaktanya, pesawat itu milik maskapai Lion Air PK-LRU yang tergelincir di Bandara Morowali, pada 11 Mei 2023. Bukan di Karawang.
Baca SelengkapnyaUpaya evakuasi terhadap puing atau badan pesawat PK-IFP ini dilakukan sebagai langkah proses investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca SelengkapnyaKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum bisa mengungkap penyebab tabrakan dua kereta api di Cicalengka. Mereka akan meneliti sejumlah subjek.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan ID6723 dari Kendari ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaSyarif mengatakan, alutsista memang menjadi perhatian Komisi I DPR.
Baca SelengkapnyaKasau telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Sehingga penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaKNKT menerangkan, lokasi lapangan yang berada di dekat pesawat terjatuh itu memang posisinya ideal untuk melakukan pendaratan darurat.
Baca SelengkapnyaMaskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya, yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.
Baca Selengkapnya