Update Terkini Aksi Demo Mahasiswa di Berbagai Daerah
Merdeka.com - Mahasiswa kembali turun ke jalan. Aksi unjuk rasa mahasiswa digelar di berbagai daerah. Tuntutan mereka sama. Menolak sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dinilai tidak pro rakyat. Mulai dari RUU KUHP, revisi UU KPK, hingga RUU Pertanahan.
Berikut update gerakan mahasiswa dari berbagai daerah pada hari ini, Selasa (24/9).
Jakarta
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia menggeruduk gedung DPR RI. Mereka mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Indonesia meneriakkan yel-yel guna mendesak anggota dewan membatalkan RUU KUHP dan UU KPK.
Aksi demo mahasiswa hari ini merupakan kelanjutan dari aksi unjuk rasa sehari sebelumnya. Semalam, perwakilan massa mahasiswa menemui anggota DPR. Mahasiswa menyerahkan mosi tidak percaya kepada DPR.
Sekitar pukul 14.53 WIB, sebagian massa mahasiswa mencoba merangsek ke dalam gedung DPR. Mereka menggoyang-goyang pagar gedung DPR.
Sebagian mahasiswa mulai masuk ke jalan tol dalam kota, persis di depan gedung DPR. Akibatnya, arus kendaraan di jalan tol dalam kota dari arah Pancoran menuju Slipi, hanya diberlakukan satu lajur saja. PT Jasa Marga akhirnya menutup akses tol yang mengarah ke gedung DPR.
Asap gas air mata makin pekat di depan gedung DPR. Polisi terus memukul mundur massa mahasiswa yang sedari siang melakukan unjuk rasa.
Pantauan di lokasi, polisi sudah keluar gedung DPR sekitar pukul 17.00 WIB. Massa kocar kacir ke arah Slipi dan Semanggi. Massa bertahan di Jalan Tol Dalam Kota dan Jalan Gatot Soebroto. Lalu lintas sudah tidak bisa dilalui dari kedua arah.
Situasi di pintu belakang parlemen semakin memanas. Pendemo berusaha merangsek dengan menjebol pagar Gedung DPR sekitar jam 18.00 WIB.
Pantauan merdeka.com, TNI mulai maju membentuk barikade untuk menghalau pendemo. Kendaraan water canon pun sudah bersiaga.
Kericuhan tak juga mereda hingga malam hari. Bahkan semakin memanas. Dua pos polisi dibakar massa. Yakni pos polisi di pertigaan Hotel Mulia, Jalan Gerbang Pemuda dan pos pilisi di dekat Pasar Palmerah. Tidak hanya itu, satu pintu gerbang tol di depan kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga dibakar massa.
Kendaraan water cannon milik Polisi juga dirusak massa. Bentrokan tak terhindarkan. Massa mahasiswa dipukul mundur. Kericuhan pecah di perempatan Slipi, Jakarta Barat.
Sebanyak76 mahasiswa peserta demo di depan Gedung DPR harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. Mereka mulai masuk ke rumah sakit sekitar pukul 17.00 WIB.
Aksi massa belum juga surut meski sudah larut malam. Suasana di sekitar Gedung DPR masih dipenuhi massa dan polisi. Situasi ini membuat pimpinan DPR terjebak di dalam kantor dan belum bisa meninggalkan Gedung DPR.
Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dikabarkan belum bisa meninggalkan Gedung DPR. Dari foto yang diperoleh merdeka.com, Ketua DPR Bambang Soesatyo berada di dalam gedung DPR ditemani politisi PDIP Effendi Simbolon. Sedangkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tampak melakukan teleconference dengan pemimpin redaksi tvOne Karni Ilyas.
Makassar
Demonstrasi di depan gedung DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) ricuh, Selasa (24/9). Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa. Demonstran kemudian kocar kacir menyelamatkan diri ke berbagai arah.
Kericuhan diduga terjadi usai mahasiswa membakar ban dan karangan bunga yang berada di kompleks DPRD. Situasi kemudian memanas hingga kedua pihak terlibat kericuhan.
Massa datang ke kantor DPRD untuk menolak UU KPK hasil revisi dan RKUHP. Demonstrasi awalnya berlangsung damai, hingga akhirnya berujung ricuh.
Jelang Sore Ricuh Lagi
Bentrok antara mahasiswa dan kepolisian masih terjadi di Makassar. Kepolisian memukul mundur mahasiswa yang berada di bawah flyover Jl Urip Sumoharjo.
Motor Polisi Dibakar
Sebuah motor Kawasaki jenis trail milik polisi dengan pelat nomor XIV ---11176-40 berlambang Polri dibakar mahasiswa di Makassar. Sebelum membakar motor, demo mahasiswa menolak UU KPK hasil revisi dan RKUHP ini bentrok dengan polisi.
Semarang
Mahasiswa Semarang menggelar aksi demontrasi di depan Gedung DPRD Jawa Tengah. Mereka menolak Rancangan Undang-Undang KUHP, hasil revisi UU KPK, Selasa (24/9). Mereka menuntut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mencabut sejumlah draf Rancangan Undang-Undang yang dinilai mengembalikan Indonesia pada era Orde Baru.
Aksi unjuk rasa berlangsung makin memanas ketika massa mahasiswa mendorong pintu gerbang utama kantor DPRD Jateng. Pintu gerbang roboh, sejumlah mahasiswa yang naik pintu pun terjatuh.
SoloRibuan pendemo memadati gedung DPRD Kota Solo sejak pukul 10.00 WIB. Mereka berdatangan dari berbagai kampus. Sebagian besar melakukan longmarch dari depan Stadion Manahan. Hingga pukul 11.20 WIB, ratusan mahasiswa secara berkelompok terus berdatangan.
Banyaknya mahasiswa mengakibatkan Jalan Adi Sucipto di depan gedung DPRD tertutup. Akses masuk ke dalam gedung dewan juga tidak bisa dilalui. Blokade jalan tersebut juga membuat akses utama dari dan ke Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo tertutup.
Sekitar pukul 14.00 WIB, mahasiswa dari berbagai elemen dan perguruan tinggi di Solo masih bertahan melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Kota Solo. Kondisi memanas setelah mahasiswa memaksa masuk ke gedung dewan. Barikade kawat berduri yang dipasang bisa dirobohkan demonstran.
Mahasiswa yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa untuk Perjuangan Tani (Kamrat) yang memaksa masuk, mendapatkan hadangan dari aparat keamanan yang berada di dalam pagar. Sejumlah anggota Brimob menembakkan gas air mata.
Akibatnya ratusan pendemo yang berhadapan langsung dengan puluhan aparat kocar-kacir. Mereka berlarian untuk menyelamatkan diri. Para mahasiswa bahkan berlarian hingga ke kampung di sekitar gedung dewan. Sejumlah mahasiswa yang merasa terdesak melempari polisi dengan batu dan botol air minuman.
Bahkan ada mahasiswi yang pingsan. Kericuhan berlangsung sekitar 20 menit. Suasana kembali kondusif setelah tim negosiator kedua belah pihak sepakat menjaga kondusifitas. Hingga pukul 15.00 WIB aksi demonstrasi menolak RUU KUHP dan Revisi UU KPK tersebut masih berlangsung.
Malang
Massa mahasiswa dari sejumlah elemen memaksa masuk gedung DPRD Kota Malang. Akibatnya aksi saling dorong dan saling lempar dengan petugas kepolisian yang mengamankan aksi tersebut terjadi.
Medan
Mahasiswa Medan mulai bergerak. Mereka menentang kebijakan pemerintah dan DPR yang dinilai mengkhianati reformasi. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Sumut, Selasa (24/9).
Pengunjuk rasa mengatasnamakan Barisan Mahasiswa Rakyat Bersatu (Bamarsu) dan Mahasiswa Kota Medan Bersatu (Makobar). Satu kelompok besar mahasiswa awalnya berkumpul di Lapangan Merdeka Medan sebelum melakukan long march ke depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan.
Suasana demo mulai panas setelah dua perwakilan anggota DPRD Sumut diminta kembali karena dinilai tidak mampu menampung aspirasi mahasiswa. Massa juga berteriak dan menyanyikan yel-yel yang memaki DPR. Mereka juga sempat membakar ban dan membuka barikade kawat duri yang dipasang polisi.
Jelang sore, unjuk rasa mahasiswa di Medan rusuh. Gas air mata dan water canon yang ditembakkan polisi. Ricuh bermula saat mahasiswa mencoba masuk ke halaman Gedung DPRD Sumut. Polisi langsung melepaskan water canon untuk memecah massa.
Mahasiswa yang menentang revisi UU KPK dan RKUHP serta sejumlah regulasi lain membalas dengan lemparan batu. Polisi pun melepaskan gas air mata.
Tembakan gas air mata itu memukul mundur lebih dari seribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dari depan Gedung DPRD Sumut. Para pengunjuk rasa ini kemudian terpencar ke sejumlah arah.
Aparat kepolisian bertameng sempat mengejar hingga depan Gedung Pengadilan Negeri (PN) Medan. Namun mereka mundur setelah mahasiswa mendapat pengawalan dari personel TNI.
Sedikitnya empat unit kendaraan milik kepolisian rusak pascakericuhan massa mahasiswa yang melakukan aksi di depan gedung DPRD Sumut, Selasa (24/9). Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menyesalkan aksi demo berujung anarkis yang dilakukan mahasiswa. Sehingga menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas.
Suasana Kota Medan sudah kondusif pascademo mahasiswa yang berujung rusuh di sekitar Gedung DPRD Sumut, Selasa (24/9) malam. Polisi mendata sekurangnya 7 mobil dibakar dan dirusak massa.
Polisi menyatakan 53 orang ditangkap menyusul kerusuhan yang terjadi pada demonstrasi mahasiswa di Medan, Selasa (24/9). Seorang di antaranya berinisla RSL disebut sebagai buronan kasus terorisme yang menunggangi unjuk rasa itu.
RSL ditangkap di lokasi demo. Ditanya tentang keterlibatannya, Agus menduga dia menunggangi unjuk rasa mahasiswa. Menurut Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, kegiatan mahasiswa menyampaikan pendapat berpotensi ditunggangi pihak- pihak lain.
Tasikmalaya
Ribuan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa (24/9). Aksi penolakan terhadap pengesahan Undang-undang KPK, Rancangan KUHP, dan RUU Pertanahan tersebut pun berlangsung ricuh.
Bali
Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Bali menggelar aksi damai dalam bertajuk #BaliTidakDiam, untuk menuntut kebijakan pemerintah pusat maupun DPR yang kontroversial. Ratusan mahasiswa berkumpul di Parkiran Timur Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Selasa (24/9). Dalam aksinya, mereka datang mengenakan almamater kampus dan juga ada berpakaian serba hitam, serta mengikatkan pita warna putih di lengan.
BandungMassa mahasiswa di Bandung kembali mengepung gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, Bandung, Selasa (24/9).
Kali ini, kebanyakan pengunjuk rasa tidak memakai jaket almamater asal kampus masing-masing seperti saat aksi, Senin (23/9). Namun beberapa kelompok ada juga yang mengenakan jas almamater, diantaranya dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas lainnya. Sedangkan yang lainnya mengenakan pakaian bebas.
Selain itu massa juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di hadapan aparat kepolisian yang berjaga di halaman Gedung DPRD Jabar. Aparat kepolisian sudah bersiaga dengan memakai helm, tameng serta kelengkapan pertahanan lainnya.
Aksi awalnya berjalan damai. Semakin sore, jumlah massa terus bertambah. Aksi saling dorong pun terjadi. Polisi sudah memperingatkan agar massa bersikap tenang. Namun, massa akhirnya memaksa menerobos masuk ke dalam gedung DPRD.
Polisi pun akhirnya menembakkan gas air mata ke arah demonstran. Pukul 15.58 WIB, kericuhan kembali terjadi. Lalu lintas di sekitar lokasi pun ditutup. Polisi masih berupaya meredam massa.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani Gelung Sakti sudah menerima laporan terbaru mengenai jumlah korban akibat demonstrasi mahasiswa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, pada Senin (23/9) hingga Selasa (24/9). Jumlah korban sebanyak 95 orang.
Malam hari, aparat kepolisian akhirnya melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa pengunjuk rasa yang masih berkumpul di sekitar Gedung DPRD Jawa Barat, tepatnya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung.
Sekitar pukul 20.20 WIB, polisi melalui pengeras suara meminta mahasiswa segera membubarkan diri karena mereka telah melebihi batas waktu dalam menyampaikan aspirasi. Polisi akhirnya menyemprotkan air dari water cannon ke arah kerumuman mahasiswa diiringi dengan sejumlah tembakan gas air mata.
Mahasiswa akhirnya berlarian dan berpencar untuk menghindari gas air mata tersebut. Polisi kemudian mendorong dengan barikade aparat polisi yang telah dilengkapi tameng.
Yogyakarta
Sejumlah mahasiswa dan aktivis menggelar demonstrasi menolak RUU Pertanahan dan memperingati Hari Tani Nasional, Selasa (24/9). Aksi ratusan mahasiswa ini dilakukan dengan berjalan kaki dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Kilometer.
Serang
Aliansi Mahasiswa Banten (AMB) menggelar demonstrasi di Alun-alun Kota Serang dan aliansi pejuang reforma agraria di depan kantor Gubernur Banten.
Mahasiswa penolak RKHUP kembali memblokade jalan dan membakar ban bekas di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Serang, sehingga pihak kepolisian mengalihkan arus lalu lintas di lokasi tersebut.
Sedangkan, demonstrasi di depan depan pendopo Gubernur Banten, ratusan mahasiswa bergabung dan Serikat Petani Indonesia (SPI) yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Reforma Agraria (Apra). Mereka menyuarakan penolakan terhadap RUU Pertanahan, menuntut pemerintah melakukan reforma agraria dan meminta Gubernur Banten menyelesaikan konflik agraria di Banten.
AcehSedikitnya 500 mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar aksi di Simpang Lima Banda Aceh dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Selasa (24/9). Setelah berorasi sekitar 30 menit di Simpang Lima, Banda Aceh, peserta aksi berjalan kaki menuju gedung DPRA dengan jalan kaki jarak sekitar 500 meter.
Mereka meminta Pemerintah Aceh agar setiap kebijakan harus berpihak kepada petani. Di gedung DPR Aceh massa kembali berorasi, menyampaikan aspirasinya agar Pemerintah Aceh dan juga pusat berpihak kepada petani kecil. Selama ini regulasi yang ada, seperti RUU Pertanahan bersifat melemahkan dan mengurangi hak-hak petani.
PalembangMahasiswa dan aktivis Sumatera Selatan melakukan aksi unjuk rasa menolak sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU). Demonstrasi digelar bersamaan dengan pelantikan anggota DPRD Sumsel terpilih, Selasa (24/9).
Massa yang mengatasnamakan Sumsel Melawan, melakukan long match dari kawasan Kambang Iwak menuju kantor DPRD Sumsel. Jaraknya sejauh tiga kilometer. Mereka berasal dari aliansi BEM se-Sumsel dan bagian dari serius Aliansi BEM Indonesia untuk menggelar aksi serentak.
Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di Palembang berakhir bentrokan dengan polisi. Puluhan massa dilarikan ke rumah sakit. Bentrokan berawal ketika massa memaksa menemui anggota DPRD Sumsel untuk menyampaikan aspirasi. Permintaan itu ditolak polisi yang berjaga di pintu masuk utama gedung dewan.
Massa tetap saja merengsek masuk. Mereka berusaha membobol blokade polisi. Alhasil bentrokan tak terhindari. Untuk membubarkan massa, polisi melepaskan tembakan gas air mata dan meriam air. Massa membalas dengan lemparan batu ke arah polisi. Perlawanan mahasiswa dibalas dengan pasukan anti huru hara dan kendaraan pengurai massa.
Sejumlah peserta aksi diamankan petugas. Sementara puluhan massa pingsan dan banyak juga yang terluka sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit RK Charitas dan RSUP Mohammad Hoesin Palembang. Data dihimpun, sebanyak 28 mahasiswa harus dilarikan ke Rumah Sakit Charitas Palembang akibat kericuhan antara mahasiswa dan polisi di depan Kantor DPRD Kota Palembang.
Pantauan di lapangan, tampak IGD Rumah Sakit Charitas Palembang ramai oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Mereka menunggu rekan-rekannya yang sedang dirawat.
(mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Trisakti bersama-sama menarik tali yang sudah diikatkan pada gerbang besi tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski revisi UU Pilkada dibatalkan, ribuan mahasiswa di Surabaya tetap berunjuk rasa mengawal putusan MK hingga ditetapkan sebagai PKPU.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaRibuan orang dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menentang upaya revisi UU Pilkada, Jumat (23/8).
Baca SelengkapnyaAda tiga poin tuntutan organisasi pers pada aksi unjuk rasa ini.
Baca SelengkapnyaMahasiswa dan masyarakat turun ke jalan mengepung gedung DPR/MPR, Kamis 22 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaAksi yang digelar ini sehari setelah Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, menggelar rapat panitia kerja terkait Revisi UU Pilkada, pada Rabu (21/8).
Baca Selengkapnya