Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usai bentrok dengan TNI, warga Sari Rejo curhat ke anggota DPR

Usai bentrok dengan TNI, warga Sari Rejo curhat ke anggota DPR Warga Sari Rejo. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Ratusan warga Kelurahan Sari Rejo mengadukan tindakan represif aparat TNI di Kelurahan Sari Rejo kepada tiga anggota Komisi II DPR RI. Sejumlah korban kekerasan menyampaikan testimoni dan memohon bantuan dari para wakil rakyat.

Tiga anggota Komisi II DPR RI yang datang menemui warga Sari Rejo, yaitu Ahmad Rizal Patria (Gerindra), Arteria Dahlan (PDIP), dan Diah Pitaloka (PDI Perjuangan).

Sebelumnya, mereka sempat menggelar upacara memperingati HUT Kemerdekaan di kawasan Lapangan Tembak, Sari Rejo.

warga sari rejo

"Kami serius, buktinya kami meninggalkan upacara di Istana Negara. Kami lebih bangga upacara dengan masyarakat Sari Rejo ... Kita sudah 71 tahun merdeka, tapi hari ini kami merasakan kita belum merdeka. Kita sudah 18 tahun reformasi tapi masih seperti Orde Baru," kata Rizal di hadapan warga.

Setelah upacara, satu per satu warga menyampaikan kesaksiannya saat kericuhan terjadi. Mereka menuding kekerasan itu dilakukan prajurit TNI AU dan Armed. Warga kocar-kacir setelah barikade yang dibuat di Jalan SMA 2, Medan, ditabrak truk Reo.

"Tulisan di truknya Yon Armed," kata Sukmawati, warga Lingkungan 4.

Warga terus menceritakan kekerasan yang mereka alami. "Saya diinjak-injak," kata Yuni (16), seorang warga.

Beberapa warga bahkan menuding barang dagangan mereka, seperti rokok, dijarah. "Rumah saya dirusak, rokok di kedai diambil semua," kata Saragih, seorang warga.

Salah seorang warga, Subur Dalimunthe, menyampaikan kesedihannya atas kejadian Senin (15/8) sore. Pria yang juga pemandi jenazah ini mengaku kecewa, karena sebelumnya dia menerima penghargaan dari Kolonel Chandra Siahaan saat menjabat Dan Lanud Soewondo.

"Saya dapat penghargaan waktu pesawat Hercules jatuh, karena saya yang memandikan jenazah. Tapi hari itu saya dipiting, rumah saya dilempari," kata Subur sambil menangis.

warga sari rejo

Menjawab warga, ketiga anggota DPR RI menyatakan akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat Sari Rejo. "Kami sudah memanggil berbagai pihak, termasuk TNI AU, Kemenkeu, Pemkot Medan, dan yang terpenting BPN ... Kami akan membela rakyat kecil untuk mendapatkan haknya, bukan hanya di Sari Rejo, tapi di seluruh Indonesia," kata Rizal.

Dia menyatakan, pihak Kementerian Keuangan sudah mengakui lahan di Sari Rejo dimasukkan dalam daftar kekayaan negara secara sepihak tanpa pengecekan ke lapangan apalagi pengukuran. "Di negeri ini banyak proses sertifikasi yang tidak sesuai dengan aturan," sambung Rizal.

Sementara itu, Arteria Dahlan mengaku tidak menyangka setelah melihat rekaman tindak kekerasan itu. "Saya kira ini bukan kejadian di Indonesia," katanya. "Danlanud akan kita panggil. Kalau ini benar, harus dicopot," tambah dia.

Dia juga menyatakan akan meminta pertanggungjawaban BPN terkait sengketa lahan Sari Rejo. "Kami akan panggil Kepala BPN," jelasnya.

Rizal, Arteria dan Diah turut memantau lokasi lahan yang memicu demo. Mereka juga melihat langsung rumah warga yang dirusak, serta dua masjid yang rekaman CCTV-nya menunjukkan kekerasan yang dilakukan personel TNI.

Tindakan represif personel TNI AU ini terjadi menyusul kericuhan dalam aksi unjuk rasa di Jalan SMA 2, Polonia, Medan, Senin (15/8) sore. Sekurangnya 10 orang terluka, termasuk 2 orang wartawan yang dianiaya aparat TNI AU. Dari 8 warga yang terluka juga terdapat 5 orang yang mengalami luka tembak. (mdk/ary)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP