Usai bertemu Komisi V, driver ojek online mulai tinggalkan Gedung DPR
Merdeka.com - Jelang magrib, driver ojek online yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda) mulai meninggalkan Gedung DPR. Mereka sudah berdemo sejak pagi.
Driver menuntut soal tarif yang diterapkan aplikator terlalu murah. Selain itu, pengemudi yang terlalu banyak.
Perwakilan massa sudah diterima Ketua Komisi V Fary Jemi Francis. Pantauan di lokasi, Senin (23/4), massa membubarkan diri sekitar pukul 16.50 WIB. Mereka serentak kembali mengendarai motornya dan membuka jalan bagi para pelintas jalur protokol.
-
Apa yang dilakukan gerombolan motor? Mereka juga menggeber-geber knalpot sepeda motornya sebelum meneror warga.
-
Dimana saja pemudik motor terlihat ramai? Mudik motor masih jadi primadona Jutaan pemudik dengan motor menyemut selama musim mudik 2023. Memadati ruas-ruas jalan demi bertemu keluarga di kampung halaman.
-
Bagaimana warga membantu sang driver ojol? Saat itu juga, diketahui warga berhasil mengumpulkan uang sejumlah Rp277 ribu.
-
Kenapa gerombolan motor itu masuk? Mereka saya usir, tetapi tidak mau pergi. Setelah pemilik kontrakan datang, orang tidak dikenal itu pun baru mau pergi,“ kata Nining.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Apa yang dilakukan driver ojol? Driver ojol tersebut memberikan helm pribadinya kepada pengendara yang ditegur saat berhenti di lampu lalu lintas. Aksi perhatian driver ojol itupun langsung ramai mendapat beragam komentar dari warganet.
Dari atas mobil komando, Fary menyampaikan bahwa memang sangat perlu bagi pengendara ojek online untuk memiliki perlindungan hukum yang jelas. Termasuk regulasi yang sesuai agar pemeintah dapat melindungi mereka.
"Aplikator tidak jalankan kemitraan yang baik. Kita akan dorong pemerintah atur regulasi. Kita ingin ada aplikator jadi mitra yang baik," tutur Fary di lokasi.
Menurut Fary, soal penetapan tarif, aplikator dinilai kurang memperhatikan kesejahteraan mitranya. Pihaknya akan segera berkoordinasi dan membahasnya bersama Kementerian Perhuhungan.
"Tapi sayangnya menteri kayaknya tidak bisa hadir. Rabu rapat dengan Menhub. Tadi teman-teman berikan dokumen tertulis, itu jadi catatan penting bagi kami. Kami tuntut pemerintah bikin kebijakan yang peduli bapak ibu sekalian," beber Fary.
Reporter: Nanda Perdanaputra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut, sebanyak 1.784 personel gabungan dikerahkan.
Baca SelengkapnyaPolisi memukul mundur pendemo karena sesuai aturan batas waktu menyampaikan aspirasi pukul 18.00 Wib.
Baca SelengkapnyaMassa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat itu juga sempat berpamitan dengan sejumlah aparat kepolisian yang melakukan penjagaan di KPU RI.
Baca SelengkapnyaMassa pun akhirnya membubarkan diri. Akses jalan depan KPU kembali dibuka.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaMereka memastikan akan tetap bekerja seperti biasa, tidak mematikan aplikasi, agar penumpang tidak dirugikan.
Baca SelengkapnyaDari hasil sweeping beberapa pengemudi melintas di Medan Merdeka Barat langsung diarahkan untuk ikut bergabung.
Baca SelengkapnyaMassa yang hadir mulai dari kalangan anak muda hingga ibu-ibu sambil membawa bendera merah putih dan kompak mengenakan pakaian putih.
Baca SelengkapnyaRuas jalan Medan Merdeka Barat mengarah ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat ditutup.
Baca SelengkapnyaKades APDESI Kembali Demo DPR, Pengendara Diimbau Hindari Ruas Jalan Ini
Baca Selengkapnya