Usai Hadiri Hajatan Khitanan, Seorang Warga Kota Batu Positif Covid-19
Merdeka.com - Warga Kota Batu, Jawa Timur diduga terpapar Covid-19 setelah kontak erat dalam sebuah acara hajatan khitanan. Pria dengan kode kasus C-62 pernah bersama-sama dan duduk semeja dengan tamu yang kemudian meninggal dunia akibat positif Covid-19.
Pria berusia 62 tahun itu meninggal dunia pada 23 Juni dan belakangan hasil tes swab menyatakan positif Covid-19. Warga Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo tersebut sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.
"Pasien ada komorbid diabetes melitus, selain ada riwayat kontak yaitu satu meja di acara khitanan tanggal 6 Juni 2020 dengan pasien C-61 yang juga meninggal dunia," jelas Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Batu Muhammad Chori, Jumat (3/7).
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Dimana pria itu terinfeksi? Seorang pria lanjut usia di Belanda dengan usianya yang sudah menginjak 72 tahun menjadi pasien terinfeksi Covid-19 paling lama di dunia.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
Chori menyatakan Satgas Covid-19 Kota Batu telah melakukan tracing terhadap warga yang diduga memiliki riwayat dan kontak erat di acara hajatan tersebut. Sehingga dilakukan rapid test terhadap 22 orang warga lainnya dan 9 orang dinyatakan reaktif.
"Sebagai tindak lanjut dari kejadian ini, maka pada tanggal 25 Juni 2020 telah dilakukan rapid test sebanyak 22 orang dan hasilnya 9 dinyatakan reaktif. Bagi yang hasil rapid test-nya reaktif, maka telah dilakukan swab test pada 3 hari yang lalu dan sampai sekarang hasilnya masih belum keluar," jelasnya.
Chori berpesan agar masyarakat tetap menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan. Masyarakat yang mengundang banyak orang termasuk hajatan agar para tamunya memperhatikan protokol kesehatan.
"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dalam setiap kegiatan terutama yang mengundang banyak orang, termasuk hajatan agar semua peserta atau para tamu yang datang tetap memperhatikan protokol kesehatan demi keamanan kita bersama," ungkapnya.
Chori juga menjelaskan penambahan empat orang pasien terkonfirmasi yang hasil swabnya baru keluar. Masing-masing adalah kasus C-63 dengan penderita perempuan 79 tahun, warga Desa Sumberejo.
Perempuan tersebut nenek dan tinggal serumah dengan pasien C-50, seorang perempuan hamil yang meninggal dunia dan positif Covid-19. Saat ini kondisi nenek tersebut tidak menunjukan gejala dan menjalani isolasi mandiri.
Selanjutnya kasus C-64, seorang pria 52 tahun, warga Kelurahan Ngaglik dan saat ini dirawat di RS Hasta Brata Batu sejak 23 Juni 2020. Warga tersebut memiliki riwayat pekerjaan di Pasuruan dan komorbid hipertensi dan diabetes.
Kasus C-65, seorang perempuan 66 tahun, warga Kelurahan Sisir merupakan ibu dari pasien C-50, perempuan hamil yang meninggal dunia. Saat ini kondisinya tidak menunjukan gejala dan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kasus C-66, seorang pria usia 44 tahun, warga kelurahan Ngaglik dan sempat dirawat di RS Baptis. Warga tersebut kondisinya sudah membaik dan diperbolehkan pulang 1 Juli 2020. Saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Chori juga menyampaikan bahwa dalam rangka pencegahan dan pendeteksi awal juga telah melakukan rapid test di Desa Beji. Warga tersebut diduga memiliki kontak erat kasus konfirm C-59.
"Seluruhnya ada 14 orang yang dirapid test dan hasilnya 7 orang dinyatakan reaktif. Bagi yang hasilnya dinyatakan reaktif sudah diambil swabnya, namun hasilnya masih belum keluar," jelasnya.
Selain itu juga disampaikan bahwa pasien kasus C-46 asal Desa Bumiaji dinyatakan sudah sembuh. Pasien tersebut adalah salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Batu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaKorban sedang duduk sambil bermain HP di pinggir kali sodetan kemudian tiba-tiba terjatuh
Baca SelengkapnyaBambang menghembuskan napas terakhir saat berada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaAyah mertua Chua Kotak pergi untuk selama-lamanya lantaran mengalami komplikasi berbagai penyakit.
Baca SelengkapnyaJenazah korban ditemukan saat tetangga mencium aroma busuk dari rumah BT.
Baca SelengkapnyaJemaah haji yang meninggal berasal dari Embarkasi Majalengka (KJT) sebanyak 23 orang, sedangakan dari Jakarta-Bekasi (JKS) 69 orang.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal karena sakit sebab tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
Baca Selengkapnya