Usai kasus Emon, Sukabumi buat 'Gerakan 20 Menit Dampingi Anak'
Merdeka.com - Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencanangkan "Gerakan 20 Menit Orang Tua Mendampingi Anak" sebagai bentuk perlindungan dan kepedulian orang tua kepada anaknya untuk antisipasi kekerasan terhadap anak, seperti kasus pencabulan yang dilakukan Andry Sobarna (AS) alias Emon.
"Pencanangan gerakan ini karena kekerasan terhadap anak saat ini semakin memprihatinkan semua pihak baik kekerasan secara fisik maupun maupun psikis dan seksual," kata Wakil Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Sukabumi, Hayati Fahmi kepada wartawan, Rabu (21/5).
Seperti diberitakan Antara, Hayati menjelaskan terjadinya kekerasan terhadap anak itu menunjukkan pemerintah, masyarakat serta keluarga dan orang tua belum optimal dalam memberikan perlindungan bagi anak terhadap kekerasan, eksploitasi, diskriminasi dan penelantaran.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Gimana cara membentak anak bisa bikin anak jadi pembully? Banyak orangtua beranggapan bahwa berteriak atau membentak adalah solusi untuk mengubah perilaku buruk anak. Sayangnya, penelitian menunjukkan sebaliknya. Membentak justru dapat memperburuk perilaku anak, meskipun mungkin mereka berperilaku baik di depan orangtua. Di lingkungan lain, mereka dapat menjadi nakal bahkan hingga membully orang lain. Ini menciptakan siklus kehidupan yang sulit dihentikan.
-
Siapa yang terdampak membentak anak? 'Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri,' jelas Dr. Mehta.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
Menurut dia, berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak di antaranya menyebutkan perlindungan anak merupakan kewajiban bersama, yang penanganannya harus dilaksanakan secara komprehensif dan tepat sasaran.
Untuk itu, langkah konkret serta upaya pencegahan dari semua pihak tidak bisa ditunda lagi dan langkah ini harus mulai dilakukan kepada seluruh orang tua dan keluarga serta organisasi dan lembaga masyarakat.
Maka dari itu, kepada seluruh elemen masyarakat pihaknya mengimbau khususnya keluarga yang sudah mempunyai anak agar selalu memberikan waktu sedikitnya 20 menit untuk mendampingi anaknya yang tengah tumbuh dan berkembang seperti melalui komunikasi dua arah sehingga si anak bisa merasa terbuka dan nyaman berada di samping orang tuanya.
"Gerakan ini harus sudah mulai dilaksanakan agar dapat mendampingi anaknya setiap hari selama 20 menit mulai pukul 18.30 sampai dengan pukul 18.50 WIB dengan melakukan aktivitas bersama anak, seperti makan malam, berbagi cerita dan beribadah bersama serta mendampingi anak belajar," tambahnya.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dan membiasakan orang tua untuk berkomunikasi dua arah dengan anaknya minimalnya 20 menit setiap harinya di waktu senggang bisa menimbulkan rasa percaya diri si anak dan berani berterus terang jika terjadi sesuatu.
"Karena kedekatan anak dengan orang tua yang bersifat menyenangkan dan belajar dapat membangun kedekatan emosional antara keduanya," kata Hayati. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antar Forkopimda.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan di Cilacap membuat publik geram. Namun pantaskah pelaku yang masih anak di bawah umur dipenjarakan?
Baca SelengkapnyaKasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaDirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.
Baca SelengkapnyaAnak tersebut terlihat menangis dan mengatakan ampun. Namun, pria itu tetap mencubit sang anak.
Baca SelengkapnyaKomisi Perlindungan Anak Daerah mendampingi korban untuk melakukan visum di RSUD Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaMomen pertemuan ini terjadi tak sengaja. Mulanya, Heru berkunjung ke Tanah Tinggi untuk melakukan penataan permukiman.
Baca Selengkapnya