Usai kebakaran Pasar Badung, buruh angkut kini merana
Merdeka.com - Pasca terbakarnya pasar tradisional terbesar di Pulau Bali, Pasar Badung, di kota Denpasar berdampak buruk terhadap banyak orang. Ratusan orang selama ini mengais rezeki dari tukang angkut barang terancam tak punya pekerjaan dan pulang kampung.
"Apa yang saya angkut sekarang setelah ini? Sekarang hanya dibayar untuk pindahkan barang. Setelah ini kami tidak ada kerjaan lagi. Pedagang sudah menggelar lesehan. Kami hanya gigit jari," kata Made Sudi, wanita paruh baya mengaku asal Karangsem, di antara Puing sisa kebakaran Pasar Badung, Kamis (3/3).
Selama ini katanya untuk nyangkut barang dalam keranjang Sudi diupah secara borongan. Contohnya, jika sebuah mobil pikap berisi bunga atau sayuran, buruh yang mengangkut sekitar tiga orang dengan bayaran Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu.
-
Dimana kebakaran pasar terjadi? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat.
-
Mengapa Pasar Ngawen Blora terbakar? Dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat lilin yang menyala di salah satu kios sembako lupa dimatikan pemiliknya.
-
Apa yang terbakar di Pasar Ngawen Blora? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat. Banyak lapak yang ditempati ribuan pedagang hangus terbakar.
-
Mengapa warga Demak mengungsi? Tercatat puluhan ribu warga harus mengungsi akibat banjir itu. Mereka harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman karena rumah-rumah mereka terendam air.
-
Kenapa pedagang enggan kembali ke Pasar Kanjengan? Penyebabnya pedagang yang biasanya berjualan di samping Masjid Agung Jawa Tengah enggan menempati kembali Pasar Kanjengan selesai direnovasi. Padahal bangunan pasar itu tergolong baik dengan fasilitas yang memadai.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
Dengan musibah kebakaran ini, mereka mulai khawatir akan kehilangan mata pencaharian sebagai tukang suun (tenaga angkut) di pasar terbesar di Bali itu.
"Saya sekarang mulai susah untuk bisa mencari pekerjaan. Karena banyak pelanggan saya tidak akan ke sini lagi," ujar Ketut Sadiari, tukang angkut lainnya.
Tak hanya Ketut Sadiari, ratusan tukang suun lain juga mengalami nasib serupa. Mereka yang saban hari mengais rezeki di pasar itu kini harus putar otak mencari nafkah di lokasi lain. Langganan mereka tak lagi datang membawa barang dan menurunkan muatan ke pasar itu. Demikian pula pembeli tidak lagi datang setiap pagi membeli barang-barang yang bisa mereka antarkan.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran permukiman padat itu telah padam. Beberapa warga kembali ke rumahnya untuk mengais barang-barang yang tersisa dari kebakaran.
Baca SelengkapnyaSebanyak 35 unit mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kebakaran itu juga menyebabkan enam unit rumah hangus terbakar.
Baca SelengkapnyaDiduga banyak pedagang pasar yang masih punya utang di bank.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaPuluhan korban kebakaran di Manggarai itu tampak beristirahat dengan beralaskan kardus.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng berjanji akan membantu perbaikan rumah korban terdampak kebakaran.
Baca SelengkapnyaTPAS Pasirbajing, Garut, terbakar sejak beberapa hari terakhir. Warga pun memblokade lokasi itu sehingga pengangkutan sampah dari perkotaan pun terlambat.
Baca SelengkapnyaKebakaran hebat melanda Pabrik tisu , pada Kamis, (12/10)
Baca SelengkapnyaApi telah berhasil dipadamkan sejak Jumat, 4 Agustus 2023, malam.
Baca SelengkapnyaPihak pabrik hingga kini belum memberikan bantuan kepada warga akibat kebakaran tersebut.
Baca Selengkapnya