Usai kuburan dibongkar, jasad diduga eks PKI dikremasi tengah malam
Merdeka.com - Proses pembongkaran kuburan diduga mantan anggota Partai Komunis Indonesia di jalan Desa Adat Masean, Batu Agung, Kabupaten Jembrana, Bali, selesai dilakukan. Namun di luar rencana awal, seluruh tulang itu langsung dikremasi (aben) pada Jumat (30/10) dini hari.
"Yah, semalam sudah kita upacara megeseng atau mengaben di setra (kuburan)," kata Kelian Adat Masean, Ida Bagus Ketut Siwa, di Batu Agung, Jembrana, Jumat (30/10).
Padahal awalnya, mereka berencana mencari hari baik buat mengaben. Namun, usai penggalian hingga malam hari itu, seluruh jasad langsung dikremasi di pemakaman Batu Agung.
-
Kapan pemakaman ini dimulai? Pemakaman ini diperkirakan berasal dari abad ke-6 atau ke-7 Masehi.
-
Apa yang dilakukan setelah pemakaman? Kapal Mae Abato berputar mengelilingi lokasi pemakaman jenazah sebanyak tiga kali sambil membunyikan peluit kapal.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.
-
Apa saja yang dibersihkan saat memandikan jenazah? Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan, dan kaki serta rambutnya.
-
Kapan mayat-mayat di kuburan massal itu dibuang? Ini adalah salah satu kuburan lubang terbesar yang pernah digali di Inggris yang menunjukkan mayat-mayat tersebut dibuang di sana lebih dari 800 tahun yang lalu, pada awal abad ke-12.
-
Kenapa kompleks pemakaman di Mojowarno terbengkalai? Kini, jejak-jejak kejayaan agama kristen masih berdiri megah di Kecamatan Mojowarno. Sayangnya, salah satu bukti sejarah yakni kompleks pemakaman orang-orang Jawa Kristen di sana terbengkalai.
Lebih lanjut dikatakan Siwa, setelah prosesi kremasi, krama (warga) adat melanjutkan dengan upacara Nganyut (dibuang). Yakni melarung abu jenazah ke laut. Gunanya buat pelepasan arwah dan dikembalikan ke tempatnya masing-masing.
"Tanggung jawab kami hingga pada prosesi pengabenan dan terakhir upacara Nganyut. Setelah itu kita serahkan upacara selanjutnya kepada pihak keluarga masing-masing," ujar Siwa.
Sesuai tingkatan Yadnya atau upacara sesuai Hindu, dikatakan Siwa, pihak desa adat tinggal menggelar upacara pembersihan desa disebut Pecaruan.
"Sekarang kami tinggal melaksanakan upacara Pecaruan. Yang akan dilaksanakan adalah Pecaruan Nyatur Desa, atau pecaruan dilaksanakan di batas-batas desa," ucap Siwa.
Rencananya, upacara Pecaruan Nyatur Desa akan digelar pada 1 November mendatang. Namun, pihaknya mengaku masih kesulitan dana dan mengharapkan uluran tangan para donatur. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain untuk melestarikan tradisi, jamasan pusaka ini dilkukan untuk memperkenalkan nilai budaya leluhur kepada generasi masa sekarang.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaUpacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Baca SelengkapnyaMereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan perusakan makam itu diselidiki kepolisian setempat.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara terjadi tawuran sebelum ketujuh mayat itu menceburkan diri ke kali
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Jawa, malam pergantian tahun baru ini merupakan ajang perenungan diri.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaSaat upacara Melasti, segala sesuatu atau sarana sembahyang di Pura dibawa ke laut untuk disucikan.
Baca SelengkapnyaPolisi tengah memburu pelaku pembongkaran makam remaja putri tersebut
Baca Selengkapnya