Usai serang sekte diduga sesat, warga Jembrana gelar musyawarah
Merdeka.com - Ratusan warga Dusun Pengeragoan Dauh Tukad, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali menyerang sekelompok orang terlibat dalam sekte Wayan Arka diduga sesat. Hari ini, Minggu (24/4), musyawarah pimpinan Kecamatan Pekuatatan melakukan langkah perdamaian.
Dari pertemuan masih berlangsung itu, diketahui I Wayan Arka adalah warga Ketewel, Gianyar, Bali yang tinggal dan menetap di Dusun Pengragoan Dauh Tukad, Desa Pengragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana. Arka menetap di Jembrana sejak 2015. Dia melakukan pemujaan dengan caranya, dan dianggap warga setempat sebagai aliran sesat.
Hanya saja, sejak tinggal di dusun itu, Wayan Arka bersama keluarganya tidak masuk sebagai warga adat Pengragoan. Saban hari, lelaki ini cenderung tertutup dan pekarangan rumahnya selalu terkunci rapat.
-
Bagaimana PS HW berharap masalah ini diselesaikan? 'Jika setelah terjadi investigasi terbukti terjadi pelanggaran, kami harap Komite Disiplin PSSI dapat memberikan sanksi kepada wasit yang bersangkutan.
-
Siapa yang terlibat dalam penyelesaian isu air di Indonesia? Kerjasama Pemerintah dan PBB Dalam Konservasi dan Manajemen Air di Indonesia dan Pengadaan World Water Forum
-
Siapa yang optimis bisa menyelesaikan sengketa pemilu? 'Kita tetap akan optimistis sepanjang yang secara maksimal bisa kami lakukan,' kata Suhartoyo di Pusdiklat MK, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip Kamis (7/3). Meski dalam batas penalaran yang wajar, Suhartoyo menjelaskan bahwa waktu 14 hari terasa tidak mungkin menyidangkan dan memutus sengketa hasil yang kompleks dengan dugaan kecurangan. Apalagi jika pihak berperkara yang mengajukan bisa lebih dari satu pihak. Namun, berkaca pada periode 2019, Suhartoyo menegaskan MK bisa bekerja sesuai waktu yang ditetapkan.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Siapa yang mengapresiasi kesiapan Polda Jateng? Kesiapan Polda Jateng dalam menyambut Pemilu 2024 ini mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut menilai, penempatan personel kepolisian di tiap TPS dapat menjaga kondusifitas di lapangan.
-
Bagaimana Anies ingin menuntaskan kasus Kanjuruhan dan KM 50? 'Kami sampaikan bahwa ada empat hal yang harus terpenuhi baik di peristiwa Kanjuruhan maupun di KM 50,' kata Anies di Pekanbaru, Riau, Rabu (13/12).Pertama perlunya menghadirkan keadilan. Proses penegakan hukum harus berujung kepada rasa keadilan. 'Satu, adalah tentang melahirkan rasa keadilan. Jadi proses penegakan hukum yang benar-benar berujung pada rasa keadilan,' kata Anies.
Di awal 2015 lalu, I Wayan Arka tiba-tiba membangun sebuah patung besar dan tinggi. Bentuknya aneh menyerupai raksasa. Sebenarnya, warga sempat bertanya terkait keberadaan patung itu. Arka menyatakan saat itu patung itu hanya hiasan.
"Tapi setelah patungnya jadi justru dijadikan tempat persembahyangan atau disembah. Bahkan dia (Wayan Arta) mengajak pengikut yang banyak," kata pimpinan (Kelian) Dusun Pengragoan Dauh Tukad, I Ketut Mustika, Minggu (24/4).
Karena dinilai menyimpang dari ajaran Hindu dan tidak sesuai dengan adat setempat, warga memprotes Wayan Arka dan meminta patung itu dirobohkan. Karena permintaan itu diabaikan Arka, warga dengan mengenakan pakaian adat datang beramai-ramai mendatangi rumahnya mendesak patung itu dihancurkan.
"Jadi kejadian tadi malam itu bukan yang pertama kalinya. Pertengahan tahun 2015 lalu warga sempat menyerbu dan meminta patung itu dirobohkan. Akhirnya patung itu dirobohkan oleh pemilik dan dibantu warga," ujar Mustika.
Sempat tidak berkegiatan, tiba-tiba pada Sabtu (23/4) sore, pengikut Wayan Arka kembali berkumpul. Malam harinya, I Wayan Arka dan 150 pengikutnya bersembahyang dan menyembah patung sudah dirobohkan pada 2015 lalu.
Karena warga kesal dan takut sekte itu bangkit lagi, akhirnya warga menyerbu dan membubarkan kegiatan dinilai menyimpang itu.
Pantauan di lokasi, satu peleton unit Pengendalian Massa dari Polres Jembrana, dibantu anggota Polsek Pekutatan dan aparat TNI, masih siaga di lokasi penyerangan dan di sekitar tempat mediasi digelar di kantor camat.
Bahkan sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi, Kapolres Jembrana, AKBP Djoni Widodo, Wakapolres Jembrana, Kompol AA Rai Laba, Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Gusti Made Sudarma Putra, masih mengikuti mediasi.
"Bapak Kapolres belum pulang dari kemarin. Bahkan beliau tadi malam tidur di lantai," kata Sudarma.
Menurut Sudarma Putra, polisi dan unsur Muspika Kecamatan Pekutatan saat ini masih menunggu keputusan dari tokoh-tokoh kedua kelompok warga.
"Intinya kami ingin ada solusi yang baik sehingga permasalahan tersebut bisa selesai," tutup Sudarma. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaLokasi yang dipakai oleh masyarakat untuk tidur tersebut bukanlah area suci untuk tempat salat, melainkan aula tempat pertemuan dan pelaksanaan kegiatan oleh pe
Baca SelengkapnyaDebt collector dan pemilik mobil merupakan anggota ormas berbeda.
Baca SelengkapnyaDua organisasi masyarakat (ormas) di Tangerang Selatan terlibat perselisihan, Selasa (5/11) malam.
Baca SelengkapnyaPolri melakukan berbagai upaya untuk mendinginkan suasana Pilkada.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo membahas sejumlah hal yang dianggap menjadi masalah oleh tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Sulteng
Baca SelengkapnyaKapolres menyampikan dalam rangka cooling system, digelar Jum'at Curhat dan Salat Subuh Berjemaah Polsek Jajaran.
Baca SelengkapnyaMUI telah membentuk tim gabungan dari MUI Kabupaten dan Kecamatan Rangsang Barat untuk menyelidiki
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaAksi tak senonoh dilakukan pelaku viral di media sosial usai terekam kamera pengawas masjid.
Baca Selengkapnya