Usai Serang Tim Patroli Tewaskan TNI di Nduga, KKB Bakar Pabrik di Puncak Jaya Papua
Merdeka.com - Aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali terjadi, kali ini dengan membakar bangunan milik PT. MTT (Martha Tunggal Teknik) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak sekitar pukul 17.50 Wit, Jumat (22/4) kemarin.
Aksi teror ini, terjadi sehari setelah serangan yang dialami tim Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz yang sedang melakukan patroli, lalu ditembaki di Kabupaten Nduga, Papua, Kamis (21/4)
"Mereka (KKB) yang diduga merupakan pimpinan dari Luki Murib melakukan pembakaran bangunan milik PT. MTT (Martha Tunggal Teknik)," terang Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Sabtu (23/4).
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Di mana KKB menyerang? Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelompok Egianus Kogoya kembali buat onar di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Kapan operasi TNI AL di Papua dimulai? Operasi Siaga Tempur Laut dan penyekatan perbatasan di wilayah kerja Koarmada III itu berlangsung sejak Senin (22/4).
-
Kenapa TNI menganiaya KKB? 'Karena ada informasi dari masyarakat yang menyatakan akan adanya pembakaran Puskesmas di Omukia Kabupaten Puncak. Nah kemudian terjadilah tindakan kekerasan ini,' sambungnya.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
Usai menerima laporan Pabrik MTT yang dibakar, Kamal menyampaikan jika personel gabungan TNI-Polri wilayah Ilaga yang dipimpin Kombes Pol Gatot (Dansatgas Gakkum Polda Papua) bergerak dari Kotis Satgas Damai Cartenz menuju tempat kejadian aksi pembakaran.
"Dari hasil pemantauan diketahui pelaku telah melarikan diri menuju arah bukit Ular," ungkap Kamal.
Dalam aksi tersebut tidak terdapat korban jiwa, personel gabungan terus melakukan patroli dan penjagaan di tempat-tempat rawan kejahatan.
"Pasca kejadian situasi aman, personel gabungan tetap bersiaga guna mengantisipasi aksi-aksi yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," tambahnya.
Sementara untuk satu hari sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) juga sempat menyerang Satgas Operasi Damai Cartenz di Kabupaten Nduga, Papua.
Penyerangan KKB itu dilaporkan terjadi pada Kamis (21/4) sekitar pukul 12.53 Wit. Saat itu personel berpapasan dengan sejumlah anggota KKB, lalu aksi baku tembak tak terhindarkan, meski demikian tidak ada korban jiwa akibat insiden ini.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenazah para korban kini sudah berada di Kenyam, Papua.
Baca SelengkapnyaPembakaran terjadi setelah KKB kontak senjata dengan petugas patroli gabungan Ops Damai Cartenz.
Baca SelengkapnyaAksi baku tembak aparat TNI-Polri versus KKB di Papua.
Baca SelengkapnyaPembakaran ini dilakukan saat sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar pada Jumat ini hari.
Baca SelengkapnyaKKB Papua sempat kontak senjata dengan Satgas TNI-Polri
Baca SelengkapnyaKKB juga sempat terlibat kontak tembak dengan TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaDua orang KKB juga sempat terlihat di lokasi kejadian namun kabur meski sudah dilepaskan tembakan.
Baca SelengkapnyaSatu orang ditemukan selamat usai bersembunyi di semak-semak dalam kondisi luka terkena panah.
Baca SelengkapnyaSituasi semakin memanas saat beberapa kali tembakan terdengar dari pihak KKB di sekitar Kampung Eromaga.
Baca SelengkapnyaTeror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.
Baca SelengkapnyaAcara bakar batu di Puncak Papua berujung penembakan pos Raider
Baca SelengkapnyaKKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.
Baca Selengkapnya