Usai teror bom Surabaya, Polri waspadai sel tidur JAD di wilayah ini
Merdeka.com - Polri meyakini rentetan aksi terorisme di Jawa Timur dilakukan oleh kelompok radikal Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok pimpinan Aman Abdurrahman alias Oman Rochman itu cukup besar di wilayah Jawa.
"Yang sudah disampaikan Pak Kapolri ini kebangkitan sel-sel JAD. Yang paling besar JAD di Jabar, Jabodetabek, Jatim. Ini yang harus kita waspadai," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (14/5).
Selain itu, Polri juga mewaspadai kebangkitan sel-sel tidur yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. "Daerah-daerah lain juga ada, seperti Bima (NTB), Poso (Sulteng), itu JAD semua. Sekarang sel-sel tidur itu banyak sekali," tutur Setyo.
-
Mengapa Jamaat-ul-Ahrar melakukan serangan? Jamaat-ul-Ahrar, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Serangan ini ditujukan untuk umat Kristen.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan terhadap ojol? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
Setyo mengatakan, Polri telah memiliki database anggota kelompok-kelompok radikal tersebut. Polri bersama intelijen juga terus memantau pergerakan mereka.
Namun dia tak merinci soal upaya mencegah sel tidur di luar tiga wilayah besar tersebut bangkit lagi. Yang pasti, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan seluruh jajarannya Siaga I dengan meningkatkan kewaspadaan dan keamanan.
"Untuk masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa tanpa mengurangi kewaspadaan. Kami akan menjaga masyarakat," ucap Setyo.
Reporter: Nafiysul QodarSumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaBerencana akan beroperasi untuk menggagalkan Pemilu 2024 yang akan datang.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDengan kini total anggota AO yang sudah ditangkap selama bulan oktober mencapai 42 tersangka.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaTukang Servis HP Ditangkap Densus 88 di Samarinda, Ternyata Bendahara Jemaah Islamiyah
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca Selengkapnya