Ustaz Maulana dan sapaan khas yang membius jemaah

Merdeka.com - "Jemaah oh Jemaah, Alhamdu..lillah..". Sepenggal kalimat itu tentu tak asing lagi di telinga kita. Itu adalah sapaan Muhammad Nur Maulana atau Ustaz Maulana saat menyapa para jemaah yang sedang mengikuti dakwahnya.
Ustaz Maulana hanya salah satu dari puluhan ustaz pendatang baru yang belakang memang marak bermunculan. Jika beberapa Ustaz lain memiliki masa kelam sebelum akhirnya bertobat, tidak demikian dengan Ustaz Maulana ketika mengawali karirnya.
Pria asal Makassar ini ternyata sudah menjadi dai sejak duduk di bangku SMP DDI Galesong Beru, Makassar. Saat itu dia baru berusia 14 tahun.
Tamat SMP, ayah dua anak ini memilih melanjutkan pendidikannya di Pesantren An Nahdah, Makassar, hingga akhirnya dia lulus pada tahun 1994. Dengan ilmu keagamaan yang semakin memadai, dia pun terus melanjutkan profesinya, yaitu memberikan ceramah dari kampung satu ke kampung lainnya.
Jalan Allah memang tidak ada yang pernah bisa menebak. Setidaknya itulah yang dirasakan Maulana. Sebab, awal ketenarannya saat ini hanya karena ulah seorang jemaah yang secara iseng mengupload video ceramahnya ke Youtube.
Rupanya, cara berdakwah Ustaz Maulana yang eksentrik, gahul, lucu dan katanya sedikit feminis, malah menjadi daya tarik tersendiri. Video itu pun semakin banyak dilihat hingga akhirnya dipinang Trans TV untuk berdakwah di program subuh 'Islam Itu Indah'.
Dalam setiap ceramahnya, Ustaz Maulana berusaha menampilkan tema-tema yang dekat dengan kehidupan manusia. Tak hanya itu, cara dia menyampaikan dengan bahasa yang ringan dan humoris tanpa menghilangkan makna dari pesan dakwah itu membuat daya tarik tersendiri.
Semakin hari namanya pun semakin dikenal banyak orang. Tak jarang slogannya itu ditiru kalangan ibu-ibu maupun anak-anak.
Ditambah lagi, di setiap akhir acara dia selalu mengajak para jemaahnya untuk merefleksikan diri. Sejenak menundukkan kepala berdoa dan memohon ampun atas kesalahan dan kekhilafan yang pernah dilakukan.
Semua jemaah menangis saat doa-doa mohon ampun dipanjatkan Ustaz Maulana. Maulana mampu membius para jemaah yang hadir di kegiatan itu.
Namun, yang namanya keberhasilan tak selamanya abadi dan kekal. Di antara pujian-pujian yang ada, Ustaz Maulana pun tak luput dari cemoohan.
Kritikan pun berdatangan. Gaya ceramahnya yang terlalu banyak guyon sering dianggap lebay. Hujan kritik pada dirinya juga ramai di jejaring sosial. Mereka pun memojokkannya. Gaya ceramahnya dinilai tak berwibawa.
Bukan ingin mengekspresikan dengan berlebihan pula, tapi Ustaz Maulana sempat terpukul dengan kritikan-kritikan itu. Bahkan dia tak mampu membendung air matanya saat membaca laman demi laman yang menghujamnya pedas.
"Saya sampai menangis. Gaya ceramah saya memang seperti itu. Bahkan sejak kali pertama ceramah saat kelas 1 SMP, gaya saya sudah seperti itu. Tidak ada yang dibuat-buat," ucap ustaz Maulana kala itu.
"Seperti itulah karakter saya. Itu semua juga tidak ada kaitannya dengan strategi saya dalam berceramah, saya ini memang suka bercanda," tambahnya meyakinkan.
Sadar itu hanya ujian, Ustaz Maulana lantas tak ingin berputus asa. Justru kritik, cemooh, pujian dan sanjungan itu dinikmatinya.
Semua itu dijadikannya cambuk untuk terus berdakwah dan berhasil mengajak orang berbuat kebaikan. Hasilnya kini si Ustaz Jemaah oh Jemaah itu berhasil membuktikan eksistensinya. Undangan untuk berdakwa lintas provinsi pun dia terima. Bahkan tiga tahun terakhir jadwalnya semakin padat. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya