Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usulan Pansus Freeport Fadli Zon langsung 'disemprot'

Usulan Pansus Freeport Fadli Zon langsung 'disemprot' Fadli Zon di KPK. ©2015 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyuarakan pembentukan panitia khusus (Pansus) perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia untuk mengungkap mafia yang mengambil keuntungan pribadi di perusahaan tersebut. Namun Politikus Partai Gerindra ini tidak mengarah pada koleganya Ketua DPR Setya Novanto yang tengah diperiksa Mahkamah Kehormatan DPR terkait kasus pengusutan 'Papa Minta saham'.

"Kami akan membuat pansus untuk melihat siapa saja yang ternyata mafia bagi bangsanya sendiri, Bangsa Indonesia," kata Fadli Zon di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (12/12).

Dia mengharapkan nantinya Pansus Freeport bisa membuktikan mafia-mafia yang mengeruk sumber daya alam untuk kepentingan pribadi. Nantinya, pansus itu juga melakukan pembahasan terkait Freeport secara keseluruhan, termasuk permasalahan kontrak.

Orang lain juga bertanya?

"Pasti ini ada mafia dalam Freeport. Oleh sebab itu, saya harapkan dalam pansus nanti bisa membuktikan siapa yang sebenarnya maling. Karena di Indonesia banyak yang maling teriak maling," tegasnya.

Fadli melanjutkan, pembentukan Pansus Freeport sebagai langkah konkret Bangsa Indonesia mengelola Sumber Daya Alam (SDA) nya sendiri. Apalagi, klaim dia, seluruh partai di DPR mempunyai pandangan yang sama dalam mengelola Freeport untuk kesejahteraan rakyat.

"Jangan primitif, bukan kita anti kerjasama dengan investor asing, tapi dalam kerjasama harus ada win win solution. Tapi Freeport, kita sebagai pemilik kayaknya hanya menonton. Kita harus berubah. Harus membuat kesetaraan bahkan pemerintah harus menguasai ini. Dan untuk ini kita harus membentuk pansus," tuturnya.

Dia mengklaim seluruh fraksi partai di DPR sudah menyetujui dibentuknya Pansus Freeport. Namun atas pembentukan Pansus Freeport, Fadli Zon menuai kritik. Pengamat Politik Herdi Sahrasad meminta anggota DPR terlebih dahulu fokus terhadap penyelesaian sidang kasus 'Papa Minta Saham' di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

"Saya kira sebelum melangkah jauh membuat pansus, partai politik harus sepakat selesaikan masalah MKD. Karena ini menyangkut partai politik dan parlement, selebihnya baru soal pansus," ujar Herdi.

Menurut Herdi, partai politik akan bersikap tegas mengenai pengelolaan Freeport apabila para MKD mampu memberikan sanksi tegas tentang rekaman dan sejumlah orang yang terlibat. Karena itu menyangkut kehormatan parlemen.

"Itu menyangkut kehormatan parlement yang mungkin sudah hancur akibat kasus sidang Ketua DPR RI Setya Novanto (Setnov) yang dilakukan secara buka-tutup," jelasnya.

Lanjut dia, pelaksanaan dan pengawasan Freeport harus sesuai dengan konstitusi yang berlaku. Selain itu, saham PT Freeport bisa diambil 51 persen.

"Dalam konteks ini sebenarnya publik terlebih dahulu menunggu kasus Setnov selesai secara bersih. Selanjutnya baru bisa bicara bagaimana memperlakukan freeport dan ekonomi, sehingga segalanya bisa terwujud. Dan dalam hal ini sangat diperlukan kekuasaan nasional agar pemimpinnya tak mudah dilobi-lobi," tandasnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PBNU Tuding Pansus Haji Urusan Pribadi, PKB: Lecehkan Keputusan Paripurna
PBNU Tuding Pansus Haji Urusan Pribadi, PKB: Lecehkan Keputusan Paripurna

Menurutnya, apabila Kemenag benar maka bisa dibuktikan di forum Pansus.

Baca Selengkapnya
VIDEO: PDIP Keras! TB Hasanuddin Sebut Rapat Panja RUU Pilkada Tak Adil dan Putusan Langgar Keputusan MK
VIDEO: PDIP Keras! TB Hasanuddin Sebut Rapat Panja RUU Pilkada Tak Adil dan Putusan Langgar Keputusan MK

Menanggapi hal ini, fraksi PDIP berkomitmen akan terus berjuang dan memastikan demokrasi di Indonesia tetap berjalan

Baca Selengkapnya
Berikut Susunan Fraksi Delapan Partai di DPR RI 2024-2029
Berikut Susunan Fraksi Delapan Partai di DPR RI 2024-2029

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPR RI sementara, Guntur Sasono di Ruan Rapat Paripurna Gedung Parlemen Senayan, Selasa (1/10).

Baca Selengkapnya
Adian Napitupulu: Mbak Puan Tidak Pernah Tutup Mata Termasuk Soal Hak Angket
Adian Napitupulu: Mbak Puan Tidak Pernah Tutup Mata Termasuk Soal Hak Angket

"Mba Puan sebagai Ketua DPR tidak pernah menutup mata dengan apapun enggak pernah," Adian Napitupulu

Baca Selengkapnya
Penampakan Pagar-Pagar DPR yang Jebol dan Rusak usai Demo Tolak RUU Pilkada
Penampakan Pagar-Pagar DPR yang Jebol dan Rusak usai Demo Tolak RUU Pilkada

Total sebanyak empat pagar DPR jebol oleh demonstran yang menolak pengesahan RUU Pilkada.

Baca Selengkapnya
Zulkifli Hasan Terpilih Jadi Ketua Umum PAN Periode 2024–2029 Secara Aklamasi
Zulkifli Hasan Terpilih Jadi Ketua Umum PAN Periode 2024–2029 Secara Aklamasi

Sebanyak 38 DPW dan 514 DPD sepakat bulat mendukung Zulhas menjadi Ketua Umum DPP PAN periode 2024–2029.

Baca Selengkapnya
Nusron Wahid Tegaskan Pansus Haji Tak Kenal Masalah Pribadi: PBNU Fokus Urus Umat dan Pesantren Saja
Nusron Wahid Tegaskan Pansus Haji Tak Kenal Masalah Pribadi: PBNU Fokus Urus Umat dan Pesantren Saja

Nusron menegaskan bahwa Pansus Angket Haji bukanlah keputusan pribadi anggota.

Baca Selengkapnya
PAN Dukung Wacana Pimpinan DPR dari Seluruh Fraksi Partai
PAN Dukung Wacana Pimpinan DPR dari Seluruh Fraksi Partai

Muncul wacana unsur Pimpinan DPR RI diisi dari perwakilan seluruh Fraksi di Senayan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: DPR Tunda Rapat Paripurna Pengesahan RUU Pilkada 2024, Kejutan Alasannya
VIDEO: DPR Tunda Rapat Paripurna Pengesahan RUU Pilkada 2024, Kejutan Alasannya

Seharusnya, rapat tersebut dilakukan hari ini, Kamis (22/8) pukul 9.30 wib

Baca Selengkapnya
DPR Sahkan RUU Kesehatan Menjadi Undang-Undang
DPR Sahkan RUU Kesehatan Menjadi Undang-Undang

Ketua DPR RI Puan Maharani mengetuk palu pengesahan RUU Kesehatan setelah mendengarkan pendapat dua fraksi yang menolak yaitu Demokrat dan PKS.

Baca Selengkapnya