UU Agraria belum memihak rakyat, petani Jatim tuntut reforma agraria
Merdeka.com - Sejumlah elemen massa yang tergabung dalam Aliansi Tani Jawa Timur (Alit Jati) menggelar aksi Hari Tani Nasional di depan gedung DPRD Jawa Timur, Selasa (26/9). Mereka menuntut pemerintahan Joko Widodo–Jusuf Kala (Jokowi-JK) segera melakukan reforma agraria.
Elemen massa itu di antaranya Serikat Petani Indonesia (SPI) Jawa Timur, Aliansi Petani Indonesia (API) Jawa Timur, Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Kamus Pto Rakyat (Kamus PR), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan beberapa elemen lain.
"Reformasi agraria memang sudah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi-JK," kata korlap aksi, Adib Dian Mahmudi.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang terlibat saat sapi Jokowi mengamuk? Melihat peristiwa itu, sontak warga berlarian. Sementara petugas panitia beramai-ramai berusaha mengamankan sapi tersebut. Akhirnya sapi berhasil disembelih. Namun perlu waktu hampir setengah jam serta tenaga gabungan berjumlah 20 orang untuk menjatuhkan sapi tersebut.
-
Siapa anggota DPRD Jawa Tengah? Wafa dipastikan menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, sedangkan Luthfi dipastikan terpilih menjadi anggota DPRD Rembang.
-
Apa yang diminta anak buah Jokowi? Ramai-Ramai Anak Buah Jokowi Minta Tambah Anggaran Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
Namun dalam perjalanannya, lanjut Adib, program legalisasi aset lebih banyak mendominasi pelaksanaan reforma agraria pemerintah. Belum menyentuh pada kebutuhan petani.
"Begitu juga pelepasan kawasan hutan yang mencapi 4,1 juta hektare, hanya berlaku untuk semua kawasan di luar Pulau Jawa," katanya.
Konflik Agraria di Indonesia
Dalam orasinya, para demonstran juga menyebut sejak Reformasi 1998 konflik agraria di Indonesia belum mendapat perlakuan khusus dari pemerintah.
"Konflik ini merujuk pada pertentangan klaim mengenai siapa yang berhak atas akses tanah, antara kelompok rakyat dengan lembaga pemerintah, atau badan usaha yang bergerak di bidang produksi, ekstraksi, konservasi, dan lainnya," kata salah satu orator aksi, Naning dari Komite Nasional Pertanian Keluarga (KNPK) Indonesia.
Kata dia, penyebab munculnya konflik juga bermacam-macam. Mulai dari warisan zaman Belanda sampai konflik baru. "Hal ini karena surat keputusan pemerintah yang memberi perizinan pada badan usaha tertentu, dengan memasukkan tanah kepunyaan akses rakyat ke dalam konsesi-konsesi agraria atau pembangunan infrastruktur," ucapnya.
Terbitnya Undang-Undang (UU) Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, kata dia lagi, menjadi salah satu contoh penyebab munculnya konflik agraria.
"Melalui undang-undang tersebut, pembangunan yang mengatasnamakan kepentingan umum menjadi semakin marak."
Oleh sebab itu, katanya lagi, konflik agraria bersifat struktural dan makin lama makin menciptakan konsentrasi pemilikan, penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah pada satu pihak. "Serta semakin menghilangkan hak atau akses agraria pada pihak rakyat," keluhnya.
Dengan situasi agraria yang timpang ini, masih kata Naning, justru menurunkan produktivitas dan kesejahteraan rakyat, terutama petani yang berkaitan langsung dengan tanah. "Fenomena ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah turut berpengaruh pada meningkatnya kemiskinan dan pengangguran di pedesaan," tandasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para Petani kecewakan terhadap Gubernur Jambi yang tidak ada dikantornya.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya meminta enam tuntutan yakni mencabut omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja dan meminta pemerintah menurunkan harga beras, telur dan sembako.
Baca SelengkapnyaKhususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi
Baca SelengkapnyaSemua anggota dewan tidak ada di kantor dengan alasan sedang study banding ke luar kota.
Baca SelengkapnyaAktivis Aksi Kamisan ke-836 menyoroti tidak terealisasinya janji-janji keadilan bagi korban pelanggaran HAM selama 10 tahun berkuasa.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Desa sebelumnya telah disepakati menjadi RUU Desa oleh DPR pada Juli 2023. Massa berharap RUU Desa sudah final sebelum Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaNana keluar dari pintu Istana Negara pukul 09.20 WIB, usai bertemu Jokowi.
Baca SelengkapnyaAktivis, mahasiswa, hingga publik figure melakukan aksi unjuk rasa menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di Gedung DPR-MPR Jakarta, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaRatusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).
Baca Selengkapnyanies Baswedan mengaku senang berbagai kampus turut menyuarakan kepeduliannya terhadap kondisi demokrasi.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPetisi disampaikan oleh Prof Koentjoro di Balairung UGM bersama guru besar UGM, dosen, hingga mahasiswa turut hadir.
Baca Selengkapnya