Vaksin Booster Cuma Diberi Setengah Dosis, Ini Alasan Pemerintah
Merdeka.com - Pemerintah memutuskan memberikan setengah dosis vaksin booster kepada masyarakat. Vaksinasi booster diprioritaskan kepada masyarakat lanjut usia dan kelompok rentan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap, alasan pemerintah hanya memberikan setengah dosis vaksin booster kepada masyarakat. Menurutnya, pemberian setengah dosis ini sudah melalui tahap penelitian.
"Hasil penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan vaksin booster setengah dosis meningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh," katanya dalam konferensi pers, Selasa (11/1).
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Mengapa lansia butuh dosis obat yang disesuaikan? Dosis obat pada lansia biasanya dikurangi karena ada penurunan fungsi organ hati yang menyebabkan produksi enzim yang berkaitan dengan metabolisme juga berkurang,' jelas Dr. Rozana.
Masih berdasarkan penelitian, penyuntikkan setengah dosis vaksin booster memberikan dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan.
Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menyebut, pemberian vaksinasi booster di Indonesia sementara menggunakan tiga alternatif. Alternatif pertama, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi primer atau dosis pertama dan kedua Sinovac, akan mendapatkan booster Pfizer dengan dosis setengah.
"Kedua, untuk vaksin primer Sinovac, akan kita berikan setengah dosis AstraZeneca," sambungnya.
Alternatif ketiga, masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan kedua AstraZeneca, akan mendapatkan booster Moderna dengan setengah dosis.
Budi menjelaskan, pemberian vaksin booster yang berbeda dengan vaksin primer ini mengikuti ketersediaan vaksin. Kombinasi vaksin booster ini juga sudah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Ini juga sudah sesuai dengan rekomendasi WHO, di mana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin sejenis atau homolog atau juga vaksin berbeda atau heterolog," jelasnya.
Menurut Budi, berdasarkan penelitian di luar negeri, vaksin booster heterolog menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster homolog.
Pemerintah memulai vaksinasi booster Covid-19 secara gratis pada Rabu (12/1). Vaksinasi diberikan kepada masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap minimal enam bulan terakhir.
Data Kementerian Kesehatan, sudah ada 21 juta sasaran yang memenuhi syarat vaksinasi booster pada Januari ini. Pemerintah membutuhkan 230 juta dosis vaksin untuk booster. Saat ini pemerintah telah mengamankan sekitar 113 juta dosis.
BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) kepada lima vaksin sebagai booster Covid-19. Lima vaksin tersebut ialah, Pfizer, AstraZeneca, Coronavac/Vaksin PT Bio Farma, Zifivax, dan Moderna.
5 Vaksin Booster
Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito mengatakan pemberian EUA pada lima vaksin sebagai booster sudah melalui tahap evaluasi. Proses evaluasi melibatkan Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19, Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinisi terkait.
"Lima vaksin telah mendapatkan rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada sehingga bisa dilanjutkan dengan proses pemberian EUA," kata Penny dalam konferensi pers, Senin (10/1).
Dia menjelaskan, BPOM telah mengkaji keamanan, khasiat, dan mutu lima vaksin sebagai booster sejak November 2021. Lima vaksin tersebut juga sudah melalui tahapan uji klinik.Berikut rincian lima vaksin yang mendapatkan EUA untuk booster Covid-19:
Coronavac/Vaksin PT Bio Farma
Penny mengatakan, Coronavac menjadi vaksin booster homolog atau vaksin tambahan yang sama dengan jenis dosis pertama dan kedua. Booster Coronavac diberikan satu dosis setelah enam bulan vaksinasi dosis kedua kepada masyarakat di atas 18 tahun.
Berdasarkan hasil uji klinik, booster Coronavac menimbulkan kejadian tidak diinginkan berupa reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, kemerahan, dengan tingkat keparahan grade 1, 2.
"Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi 21 hingga 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa," jelas Penny.
Vaksin Pfizer
Sama seperti Coronavac, Pfizer menjadi booster homolog. Booster ini diberikan satu dosis pada masyarakat di atas 18 tahun yang sudah menerima dosis kedua minimal enam bulan.
Data uji klinik menunjukkan, kejadian tidak diinginkan booster Pfizer bersifat lokal. Umumnya berupa nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam dengan grade 1 sampai 2.
Imunogenisitas booster Pfizer menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah satu bulan sebesar 3,3 kali.
Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca juga direkomendasikan menjadi booster homolog. Data uji klinik menunjukkan, kejadian tidak diinginkan pada booster AstraZeneca bisa ditoleransi dengan baik. Umumnya kejadian tidak diinginkan masuk kategori ringan dan sedang.
"Ringan lebih besar 55 persen, sedang 37 persen," kata Penny.
Imunogenisitas booster AstraZeneca menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi dari 1.792 menjadi 3.370. Meningkat tiga kali.
Vaksin Moderna
Menurut Penny, vaksin Moderna menjadi booster homolog dan heterolog. Booster Moderna hanya diberikan setengah dosis pada masyarakat di atas 18 tahun.
"Heterolognya Moderna untuk vaksin primernya AstraZeneca, Pfizer, dan Johnson," jelasnya.
Imunogenisitas booster Moderna menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi sebesar 13 kali setelah penyuntikan.
Vaksin Zifivax
Vaksin Zifivax menjadi booster heterolog dengan primer Sinovac atau Sinopharm. Imunogenisitas booster Zifivax menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali setelah dosis lanjutan.
"Ini juga diberikan setelah enam bulan ke atas," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan akan mulai melakukan vaksinasi Mpox pada sejumlah kelompok masyarakat berisiko tinggi.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca Selengkapnya