Vaksin Booster Setengah Dosis, Ampuhkah?
Merdeka.com - Vaksinbooster Covid-19 di Indonesia dimulai hari ini, Rabu (12/1). Khusus pada Januari ini, ditargetkan vaksin booster menyasar 21 juta orang yang sudah menerima vaksin primer (dosis 1 dan 2).
Vaksin booster menggunakan tiga kombinasi dengan dosis yang sama, yakni setengah. Pertama, jika masyarakat mendapatkan vaksin primer Sinovac maka booster menggunakan Pfizer dengan dosis setengah.
Kedua, jika masyarakat mendapatkan vaksin primer Sinovac maka booster bisa menggunakan AstraZeneca dengan dosis setengah. Ketiga, jika masyarakat mendapatkan vaksin primer AstraZeneca maka booster menggunakan Moderna dengan dosis setengah.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa jenis vaksin cacar api? Ada dua jenis utama vaksin cacar api yang digunakan untuk mencegah herpes zoster, yaitu vaksin Zostavax dan vaksin Shingrix.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana vaksin DBD bekerja? Vaksin DBD bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
-
Bagaimana cara kerja vaksin Herpes Zoster? Dengan memberikan vaksin Herpes Zoster, akan membantu mencegah munculnya penyakit tersebut maupun komplikasi yang dapat diderita.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan booster setengah dosis Pfizer yang diberikan kepada masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin primer Sinovac terbukti efektif memberikan proteksi.
"Boosternya meskipun setengah dosis Pfizer itu terbukti efektif," kata Dicky kepada merdeka.com, Rabu (12/1).
Booster setengah dosis Moderna yang diberikan kepada masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin primer AstraZeneca juga terbukti efektif. Bahkan lebih efektif jika dibandingkan dengan booster jenis lain.
Tak hanya AstraZeneca, menurut Dicky, booster Moderna juga bisa diberikan kepada penerima vaksin primer lain.
"Datanya lebih meyakinkan, kuatlah, dibanding booster-booster lain meskipun dia setengah dosis," ujarnya.
Dicky menyarankan, booster Moderna diprioritaskan untuk masyarakat berisiko tinggi terhadap Covid-19. Misalkan, lansia dengan komorbid, ibu hamil dengan komorbid, atau tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19.
Berbeda dengan Pfizer dan Moderna, booster setengah dosis AstraZeneca belum memiliki banyak data yang menunjukkan efektivitasnya. Termasuk kombinasi booster AstraZeneca dengan vaksin primer Sinovac.
"AstraZeneca sebagai vaksinbooster itu yang saya tahu satu dosis. Itupun lebih direkomendasikan untuk yang memang penerima AstraZeneca dosis 1, 2. Kemudian ketiganya AstraZeneca atau tadinya penerima MRNA tapi ada alergi," jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan penggunaan setengah dosis vaksin booster AstraZeneca itu berdasarkan hasil penelitian Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, dan Badan Litbangkes Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kata ITAGI
Sementara itu, Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan booster AstraZeneca bisa menggunakan homolog atau heterolog.
"Ini bisa homolog, bisa heterolog. Sesuai hasil penelitian yang telah dikaji BPOM," katanya.
Homolog merupakan vaksinasi booster menggunakan jenis vaksin yang sama dengan primer. Sedangkan heterolog diartikan sebagai vaksinasi booster yang menggunakan jenis vaksin berbeda dengan dosis pertama dan kedua.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kombinasi vaksin booster ini sudah mendapat rekomendasi dari ITAGI dan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, kombinasi vaksin booster sudah sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Budi menyebut, berdasarkan penelitian di luar negeri, vaksin booster heterolog menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster homolog.
Hasil penelitian juga menunjukkan vaksin booster setengah dosis meningkatkan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh. Juga memberikan dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan.
BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) kepada lima vaksin sebagai booster Covid-19. Lima vaksin tersebut ialah, Pfizer, AstraZeneca, Coronavac/Vaksin PT Bio Farma, Zifivax, dan Moderna.
Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito mengatakan pemberian EUA pada lima vaksin sebagai booster sudah melalui tahap evaluasi. Proses evaluasi melibatkan Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19, ITAGI, serta asosiasi klinisi terkait.
"Lima vaksin telah mendapatkan rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada sehingga bisa dilanjutkan dengan proses pemberian EUA," kata Penny dalam konferensi pers, Senin (10/1).
Dia menjelaskan, BPOM telah mengkaji keamanan, khasiat, dan mutu lima vaksin sebagai booster sejak November 2021. Lima vaksin tersebut juga sudah melalui tahapan uji klinik.
Berikut rincian lima vaksin yang mendapatkan EUA untuk booster Covid-19:
Coronavac/Vaksin PT Bio Farma
Penny mengatakan, Coronavac menjadi vaksin booster homolog atau vaksin tambahan yang sama dengan jenis dosis pertama dan kedua. Booster Coronavac diberikan satu dosis setelah enam bulan vaksinasi dosis kedua kepada masyarakat di atas 18 tahun.
Berdasarkan hasil uji klinik, booster Coronavac menimbulkan kejadian tidak diinginkan berupa reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, kemerahan, dengan tingkat keparahan grade 1, 2.
"Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi 21 hingga 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa," jelas Penny.
Vaksin Pfizer
Sama seperti Coronavac, Pfizer menjadi booster homolog. Booster ini diberikan satu dosis pada masyarakat di atas 18 tahun yang sudah menerima dosis kedua minimal enam bulan.
Data uji klinik menunjukkan, kejadian tidak diinginkan booster Pfizer bersifat lokal. Umumnya berupa nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam dengan grade 1 sampai 2.
Imunogenisitas booster Pfizer menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah satu bulan sebesar 3,3 kali.
Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca juga direkomendasikan menjadi booster homolog. Data uji klinik menunjukkan, kejadian tidak diinginkan pada booster AstraZeneca bisa ditoleransi dengan baik. Umumnya kejadian tidak diinginkan masuk kategori ringan dan sedang.
"Ringan lebih besar 55 persen, sedang 37 persen," kata Penny.
Imunogenisitas booster AstraZeneca menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi dari 1.792 menjadi 3.370. Meningkat tiga kali.
Vaksin Moderna
Menurut Penny, vaksin Moderna menjadi booster homolog dan heterolog. Booster Moderna hanya diberikan setengah dosis pada masyarakat di atas 18 tahun.
"Heterolognya Moderna untuk vaksin primernya AstraZeneca, Pfizer, dan Johnson," jelasnya.
Imunogenisitas booster Moderna menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi sebesar 13 kali setelah penyuntikan.
Vaksin Zifivax
Vaksin Zifivax menjadi booster heterolog dengan primer Sinovac atau Sinopharm. Imunogenisitas booster Zifivax menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali setelah dosis lanjutan.
"Ini juga diberikan setelah enam bulan ke atas," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaHerpes Zoster merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya bintil, ruam dan disertai dengan cairan bening.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca Selengkapnya