Vaksin Covid-19 Tetap Bisa Menangkal Berbagai Varian Baru Virus Corona
Merdeka.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan berbagai jenis vaksin yang sudah ada saat ini tetap bisa digunakan untuk menangkal berbagai jenis varian Covid-19. Meski sudah ada publikasi ilmiah terkait penurunan efikasi, namun dari sisi perlindungan vaksin yang ada sudah masih tinggi.
"Walaupun ada publikasi ilmiah ada penurunan efikasi tapi perlindungannya masih tinggi," kata Nadia dalam diskusi online: Siap Jaga Indonesia dengan Vaksinasi Gotong Royong, Jakarta, Rabu (16/6).
Nadia memaparkan vaksin jenis Sinovac memiliki perlindungan dari kematian mencapai 98 persen. Lalu proteksi bagi tenaga kesehatan dari gejala yang mucul masih 98 persen dan timbulnya gejala juga masih 93 persen.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Kenapa Zaskia menyarankan vaksin pneumonia? Zaskia mengungkapkan momen tersebut sebagai pengalaman yang sangat menakutkan dalam hidupnya, sehingga ia mengimbau semua orang untuk segera memberikan vaksin pneumonia kepada anak-anak.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
Selain itu publikasi ilmiah dari England menunjukkan efikasi vaksin AstraZeneca untuk virus corona varian Inggris dan India mencapai 60 persen sampai 67 persen. Artinya kata Nadia, rekomendasi WHO untuk mempercepat proses vaksinasi harus segera dilakukan sebelum muncul lagi ragam varian virus dan efikasi vaksin semakin menurun.
"Artinya rekomendasi WHO juga bilang dipercepat, ini supaya tidak terganggu buat melawan pertahanan tersebut," kata dia.
Senada, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany menilai dari berbagai literatur yang ada berbagai varian virus Covid-19 masih memiliki sifat yang sama. Dia menganalogikan varian virus tersebut seperti manusia yang memakai jenis baju berbeda, namun sifat dasarnya tetap sama.
"Tidak ada perbedaan efektivitas dari varian tersebut. Ada sedikit perbedaan tapi perilakunya sama," kata dia.
Sementara itu, berbagai vaksin yang dibuat memiliki cara kerja yang sama. Vaksin didesain untuk melawan aktivitas yang dilakukan virus corona secara umum.
"Vaksin ini didesain untuk melawan dan bereaksi dengan perilaku yang sama, jadi efek terhadap arian tadi sejauh ini belum terlihat ada dampak yang besar," tuturnya.
Jika terjadi perubahan efektivitas dari vaksin terhadap varian baru virus corona, Hasbullah menilai penurunan efikasi hanya 1 persen. Untuk itu proses vaksinasi tetap bisa dilanjutkan karena bukan faktor penghambat yang besar.
Hanya saja harus diakui beberapa varian baru ini bisa mempercepat daya tular. Dia mencontohkan bila varian pertama baru bisa membuat seseorang sakit ketika jumlahnya 1000 virus, maka bisa saja varian baru jika jumlahnya sudah 800 saja langsung membuat seseorang sakit.
Untuk itu, dia mendorong agar proses vaksinasi bisa segera dipercepat. Sehingga kekebalan kelompok bisa segera tercipta.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaHerpes Zoster merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya bintil, ruam dan disertai dengan cairan bening.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca Selengkapnya