Vaksin Habis, Baru 487.214 Warga Riau Jalani Vaksinasi Covid Kedua
Merdeka.com - Program vaksinasi yang diterapkan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan Herd Imunity dari wabah Covid-19 masih terus digencarkan. Namun untuk di Riau, hanya 487.214 warga yang telah melakukan vaksinasi hingga tahap kedua. Saat ini stok vaksin di Riau habis dan masih menunggu kiriman dari Kemenkes.
Jumlah itu masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk Riau yang mencapai 6.394.087 jiwa. Sedangkan untuk warga yang telah menjalani vaksinasi tahap pertama tercatat sekitar 357.498 jiwa.
"Masih ada 5.549.375 warga Riau yang belum mendapatkan vaksin covid-19 tahap II tersebut," ujar Jubir Satgas Penanganan Covid Riau, dr Indra Yovi kepada merdeka.com Rabu (21/7).
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Yovi menyebutkan, butuh waktu 40 bulan ke depan agar seluruh masyarakat Riau mendapatkan vaksin tersebut. Sebab dalam satu bulan, Pemerintah Provinsi Riau menargetkan 100.000 orang selesai divaksin.
"Jadi kapan Herd Imunity tercapai tergantung kemampuan pemerintah yang menyediakan dan melakukan vaksinasi," tuturnya.
Saat ini, kata Yovi, vaksin Covid-19 di Riau sedang kosong. Satgas Covid Riau masih kiriman vaksin dari pemerintab pusat.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta kepada Menteri Kesehatan untuk segera merealisasikan permintaan penambahan vaksin untuk Riau.
"Saya meminta dan berharap, bapak menteri Kesehatan bisa segera merealisasikan permintaan vaksin dari Pemerintah Provinsi Riau. Ini sangat mendesak. Kita juga minta kuota vaksin untuk Riau diperbesar," ujar mantan Gubernur Riau ini kepada merdeka.com.
Sejak pekan pertama Juli 2021, Gubernur Riau sudah melayangkan surat kepada Menteri Kesehatan terkait permintaan tambahan vaksin. Pemprov Riau dalam surat itu menargetkan melakukan vaksin 30 ribu orang sasaran vaksin per hari. Dan butuh 210 ribu vaksin untuk 7 hari. Namun hingga kini, Kemenkes belum merealisasikan permohonan itu.
Andi mengaku sudah berupaya membantu agar Riau bisa segera mendapat vaksin tambahan. Ia juga sudah minta bantuan dengan Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Lakalena, untuk ikut membantu mendesak Kemenkes agar segera bisa merealisasikan permintaan penambahan vaksin dan memperbesar kuota bagi Riau. Komisi IX merupakan mitra kerja Kemenkes.
Sebab menurut Andi, percepatan vaksinasi ini perlu segera diwujudkan untuk terciptanya herd imunity atau kekebalan komunal di tengah masyarakat.
"Riau harusnya menjadi salah satu daerah prioritas yang diperhatikan pemerintah pusat. Kenapa? Karena daerah ini menyumbangkan begitu banyak kontribusi devisa dan pemasukan untuk negara baik dari migas, perkebunan, kehutanan dan berbagai sektor lainnya," jelasnya.
Tak hanya itu, Andi juga menjelaskan Riau memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia meminta angan sampai, karena keterlambatan Menkes menyuplai vaksin membuat herd imunity sulit dicapai.
"Muaranya bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi di Riau. Kalau Riau terganggu bisa menggangu kontribusi Riau untuk pertumbuhan ekonomi Nasional juga. Makanya saya berharap ke Menkes untuk lebih memprioritaskan Riau," ujar anggota Komisi II DPR RI.
Andi menyampaikan, dia telah melakukan koordinasinya dengan Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Efendi dan Danrem Wirabima 031 Riau, Brigjen TNI M Syech Ismed. TNI dan Polri sudah menyiapkan perangkat personel dalam rangka meningkatkan jumlah warga yang divaksin.
"Saya dapat informasi dari pak Kapolda, bahwa Riau saat ini sudah bisa melaksanakan vaksin untuk 70 ribu orang per hari. Tapi karena jumlah vaksinnya terbatas, hal itu belum bisa terjadi," jelas Andi.
Andi sangat menyayangkan, untuk Riau saat ini informasinya hanya bisa melaksanakan vaksin 2.000 hingga 3.000 per hari. Jumlah yang kecil dan bisa memperlama proses terjadinya herd imunity.
"Padahal, saat ini animo masyarakat untuk vaksin masih tinggi. Banyak masyarakat yang pingin vaksin, tapi malah vaksinnya belum tersedia," pungkas politisi Golkar ini.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnya