Varian Delta Berisiko Bagi Anak, Wali Kota Makassar Tinjau Ulang Sekolah Tatap Muka
Merdeka.com - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas Pendidikan untuk melaksanakan sekolah tatap muka terbatas pada Juli 2021 akan ditinjau ulang. Peningkatan kasus dan munculnya varian delta Covid-19 menjadi pertimbangan.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, mengatakan varian baru Covid-19 yakni Delta penyebarannya sangat berisiko bagi anak.
"Jelas itu akan jadi pertimbangan, karena kita tidak mau anak-anak menjadi bahaya saat sekolah tatap muka dilakukan," ujarnya melalui pesan WhatsApp, Sabtu (26/6).
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Bagaimana cara anak-anak terpapar virus demam berdarah? Anak-anak yang sering bermain di luar rumah atau di sekolah mungkin lebih sering terpapar oleh virus dengue yang berbeda-beda, sehingga lebih mudah terkena demam berdarah.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa adenovirus berbahaya bagi anak? Adenovirus dapat menular melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, droplet, atau benda yang terkontaminasi virus. Adenovirus juga dapat menyebabkan komplikasi yang serius pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pneumonia, meningitis, hepatitis, atau miokarditis.
-
Kenapa anak lebih rentan terkena demam berdarah? Anak-anak belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna, sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes.
-
Kenapa polio berbahaya bagi anak-anak? Polio sangat berbahaya bagi anak-anak karena dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian. Anak-anak yang terinfeksi akan mengalami gejala seperti demam, kelemahan otot, nyeri kepala, muntah, dan sulit berjalan.
Danny Pomanto, sapaan akrabnya, menyebut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan angka kasus Covid-19 yang menyerang anak mulai menunjukkan peningkatan. Ia menegaskan akan mengizinkan sekolah tatap muka jika persiapan yang dilakukan Disdik dan sekolah benar-benar matang.
"Kita ingin pastikan benar-benar sekolah menyiapkan protokol kesehatan secara ketat jika sekolah tatap muka terbatas dilakukan. Jika ada yang tidak siap, lebih baik jangan. Karena kita tidak ingin anak-anak terinfeksi Covid," kata dia
Sementara itu, Ketua IDI Makassar, dr Siswanto Wahab mengatakan, rencana Pemkot Makassar untuk memulai sekolah tatap muka pada Juli 2021, perlu dipertimbangkan ulang. Sebab sampai saat ini peserta didik belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 dari pemerintah.
"Siapa mau bertanggung jawab jika anak-anak kena Covid-19, apalagi sampai ada yang meninggal. Idealnya sekolah tatap muka bisa dilakukan jika guru dan peserta didik sudah semua divaksin," ujarnya.
Karena alasan tersebut, kata dia, IDI Makassar tidak menyetujui kegiatan tatap muka digelar baik secara terbatas atau tidak terbatas pada Juli 2021. Ia menegaskan penularan Covid-19 sangat berpotensi dalam proses interaksi dari sekolah sampai pulang ke rumah.
"Rangkaian proses interaksi ke sekolah sangat berpotensi besar menimbulkan penularan terhadap peserta didik. Mulai dari anak keluar sampai pulang ke rumah, Ada yang naik kendaraan umum, sampai di sekolah pasti ada fase interaksi di antara siswa. Ini rawan jika peserta didik belum divaksin," kata dia.
Dokter Anto sapaan akrabnya menyarankan agar Pemkot Makassar lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian Covid-19 dengan memperbanyak testing dan tracing. Hal tersebut, imbuhnya, untuk mencegah infeksi Covid-19 baik yang bergejala ringan sampai rawat.
"Logikanya orang dewasa saja kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih jauh dari harapan, apalagi peserta didik yang masih pengen main, bercanda bersama temannya. Kita harus peka kepada semua ini," beber dokter anto
Ia menegaskan vaksinasi bukan menyelesaikan persoalan virus berawal dari Wuhan, China ini, tetapi bagaimana pengetatan penerapan protokol kesehatan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya kasus polio baru di Klaten, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca Selengkapnya