Viral Bule Denmark di Bali Tendang Tempat Persembahyangan hingga Roboh
Merdeka.com - Video seorang pria Warga Negara Asing (WNA) asal Negara Denmark bernama Lars Christensen merusak Pelinggih atau tempat suci persembahyangan Penunggu Karang rumah viral di media sosial Bali. Dalam video berdurasi pendek itu, terlihat seorang bule melakukan pengerusakan Pelinggih atau tempat suci persembahyangan Penunggu Karang rumah, berlokasi di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali.
Bule itu, melakukan pengerusakan dengan cara menendang menggunakan kaki kanannya hingga Pelinggih Penunggu Karang rumah roboh.
"Iya ada pengaduan masyarakat (bernama) Luh Sukerasih tentang pengerusakan persembahyangan penunggu karang rumah," kata Kabag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya membenarkan peristiwa tersebut, Jumat (18/10) sore.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Pasukan penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki, Palestina, mengikat seorang pria Palestina yang terluka di atas kap sebuah kendaraan militer saat melakukan penggerebekan di kota Jenin.
-
Di mana kejadian ini terjadi? Di Chennai, India, seorang pria mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika iPhone miliknya terjatuh ke dalam kotak persembahan (hundial) di Kuil Arulmigu Kandaswamy, Thiruporur, saat ia sedang berdoa bersama keluarganya.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
Sumarjaya juga menjelaskan, hal tersebut diketahui dari pengaduan dari Ni Luh Sukersih tentang dugaan adanya pengerusakan tempat sembahyang penunggu karang rumahnya yang ada di Desa Kalibukbuk Kabupaten Buleleng, Bali, yang terjadi pada Selasa (15/10) lalu sekitar pukul 15.40 Wita. Kemudian diadukan pada Rabu (16/10) sekitar pukul 09.00 Wita oleh Ni Luh Sukersih ke Polres Buleleng, Bali.
"Yang diadukan Lars Christensen seorang warga Negara Denmark yang sekarang berdomisili di Desa Kalibukbuk, (Kabupaten) Buleleng," imbuh Sumarjaya.
Ia juga menjelaskan, pada awalnya yang membuat dan mendirikan tempat sembahyang penungggun karang rumah adalah Lars Christensen sendiri, sekaligus sebagai pemilik rumah sesuai dengan sertifikat hak milik Nomor 83 dan nomor 676, Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng Bali. Dia membeli rumah itu sekitar 9 tahun lalu dengan harga Rp 400 juta. Saat pembelian menggunakan nama Ni Luh Sukerasih.
Kemudian setelah dibeli, rumah dan tanah itu dibiarkan kosong dan tidak ditempati. Karena lama kosong,Lars Christensen berniat memperbaiki rumah tersebut, terutama pelinggih. Dugaannya bule itu mengambil jalan pintas merobohkan pelinggih dengan menendangnya.
Sumarjaya juga menjelaskan, perbuatan yang dilakukan oleh Lars Christensen adalah untuk memperbaiki pelinggih yang lebih bagus. Kemudian, sudah diganti pada Rabu (16/10) lalu.
"Perbuatan yang dilakukan terlapor (Lars Christensen) adalah untuk memperbaiki dengan yang lebih bagus atau mengganti tempat persembahyangan penunggu karang rumah," ujarnya.
"Dan telah dilakukan penggantian tempat persembahyangan penunggu karang pada hari Rabu tanggal 16 Oktober 2019," sambung Sumarjaya.
Selanjutnya mengenai laporan Luh Sukersih, kepolisian masih menyelidiki tujuannya. Ada dugaan Luh Sukersih dan Lars Lars Christensen saling berebut hak rumah dan tanah tersebut.
"Untuk aduan dari (Luh Sukersih) masih dalam proses penyelidikan. Mungkin perebutan rumah, ke perdata," ujar Sumarjaya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi bule di Bali kembali curi perhatian. Kali ini bule membuat baret mobil di Legian, Bali.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mengejar bule yang mencekik dan memukul warga Bali.
Baca SelengkapnyaImigrasi langsung berkordinasi dengan polisi untuk melacak video tersebut
Baca SelengkapnyaViral detik-detik rumah tiba-tiba ambruk. Ternyata begini faktanya.
Baca SelengkapnyaSelain menghancurkan bangunan, bencana ini juga banyak menumbangkan pohon hingga menggulingkan banyak kendaraan.
Baca SelengkapnyaBeredarnya video porno itu tentu meresahkan karena dianggap mencoreng nilai dan norma-norma yang ada di Bali.
Baca SelengkapnyaBule Polandia itu mulanya menerbangkan drone di area kelab dan ditegur. Tapi tak terima.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula ketika rombongan massa pengantar jenazah melintas di Lampu Merah Waena.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaPemilik bahkan mengizinkan klosetnya dibongkar untuk mengevakuasi ular itu.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Gunung Soputan, depan Balai Pertemuan Bhumiku, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Bali pada Rabu (17/1) dini hari.
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi diduga akibat kelebihan panas pada boiler atau ketel uap milik pabrik triplek tersebut.
Baca Selengkapnya