Viral Video Petugas Pukul Warga di Buleleng, Ini Penjelasan TNI
Merdeka.com - Sebuah video yang memperlihatkan beberapa orang berseragam TNI yang memukul warga menjadi viral di media sosial. Peristiwa itu, terjadi di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Senin (23/8).
Rupanya, dua remaja yang dihajar oleh anggota TNI karena mereka memukul kepala Dandim Buleleng dari belakang dan melihat itu anggota TNI yang lain spontan menghajar kedua remaja tersebut.
"Saat kejadian itu, saya Dandim Buleleng dipukul kepala saya dari belakang, sama salah satu dua orang itu yang lagi viral dipukuli sama anggota. Kepala saya, dipukul dari belakang kemudian saya bingung siapa yang mukul saya. Nah, saat itulah anggota saya yang berada di kanan kiri saya langsung spontan, karena dia (anggota) tau dipukullah orang itu. Begitulah ceritanya," kata Dandim Buleleng Muhammad Windra saat dihubungi, Senin (23/8).
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
-
Di mana kejadian ini terjadi? Di Chennai, India, seorang pria mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika iPhone miliknya terjatuh ke dalam kotak persembahan (hundial) di Kuil Arulmigu Kandaswamy, Thiruporur, saat ia sedang berdoa bersama keluarganya.
Dia menerangkan, awalnya peristiwa itu terjadi saat pihaknya sedang melakukan swab test antigen di desa itu. Hal itu, dilakukan karena sebelumnya terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan 2 orang meninggal dunia.
Selain itu, sekitar dua Minggu yang lalu masyarakat Sidetapa dengan kondisi mereka yang demikian itu, mereka berkerumun dan sama-sama menuju ke RSUD Buleleng, mereka melakukan pengambilan paksa terhadap jenazah yang meninggal terkonfirmasi Covid-19.
Namun, karena keinginan mereka dihalangi petugas rumah sakit, kaca ruang jenazah rumah sakit itu dipecahkan sama mereka. Lalu, lewat peristiwa itu, dua hari kemudian Kapolres Buleleng mengkonfirmasi peristiwa itu ke Dandim Buleleng, untuk sama-sama mengamankan petugas di Rumah Sakit Santhi Graha Seririt yang didatangi juga oleh orang-orang Sidetapa untuk mengambil paksa jenazah warga mereka yang meninggal juga Covid-19.
"Sehingga dari data dua itu, kemarin saya dengan Kapolres Buleleng ke sana sambil menyerahkan sembako bantuan. Kami, berdiskusi dan dari hasil diskusi dengan toko-toko masyarakat dengan Bapak Camat dan Kepala Desa dan Kelian adatnya (atau) tokoh adatnya kami peroleh informasi dan mencapai kesepakatan untuk hari ini kami testing dan tracing kemungkinan warga Sidetapa yang kemungkinan positif Covid-19," ujarnya.
Selanjutnya, saat sedang melaksanakan testing dan tracing kepada 104 orang dan diperoleh 4 orang positif. Karena, yang lain tidak mau di-testing dan tracing maka salah satu upaya yang dilakukan adalah menjaring warga-warga yang lalu lalang di jalan desa tersebut.
Kemudian, warga diarahkan untuk dilaksanakan testing acak untuk test antigen. Namun, datang pengendara motor yang dikendarai dua orang anak remaja umur sekitar 19 hingga 21 tahun. Lalu, petugas gabungan dari TNI dan Polri, BPBD dan Saat Satpol PP mengarahkan dua remaja itu untuk tes antigen.
Tetapi, mereka tidak mau kemudian melarikan diri dengan terlebih dahulu menabrak petugas dan langsung kabur secara seporadis. Namun, mereka kembali lagi terus menanyakan kepada petugas dan berkata,"Ngapain kalian menghalang-halangi jalan saya,".
Mendengar hal itu, sehingga anggota mendekati dan menarik mereka untuk bisa di tes antigen tetapi remaja yang diketahui mahasiswa itu, menolak dan meronta-ronta melawan dan berkata yang kurang baik.
"Sehingga, kami dudukan dia dan mengetahui itu Bapaknya (si remaja) datang. Kemudian, saya dekati karena saya jauh dari sana sekitar jarak 200 meter. Saya dekati saya tarik bapaknya untuk bersama-sama di sana, tenang dulu, kemudian kita antigen dulu tapi bapaknya tetap menarik anaknya untuk pulang," ujarnya.
"Saat kejadian itu terjadi, tiba-tiba kepala saya dipukul dari belakang. Jadi yang (video) di instagram hanya sepotong dari versi mereka saja. Jadi, kenapa kita di sana. Mereka ini memang keras suka arogan, kemudian kalau bahasa kita sok-sokan tidak mau diatur oleh petugas, kemudian vaksinasi paling rendah pencapaiannya karena tidak mau. Iya seperti itu kondisinya," ungkapnya.
Sementara, untuk kedua remaja itu setelah kejadian saat ini sudah berada di rumahnya dan pihaknya sudah memaafkan kedua remaja tersebut.
"Kalau maunya anggota saya yang mukul tadi di proses hukum secara militer. Tapi saya sampaikan tadi, saya secara pribadi memaafkan mereka. Kepala saya dipukul, bayangkan Dandim yang sedang melaksanakan tugasnya dan melaksanakan perintah presiden testing dan tracing dipukul dari belakang. Dan yang saya tidak suka, mukulnya kok dari belakang. Kemudian, karena melihat komandannya dipukul anak buah saya bereaksi, kejadian seperti itu," ujarnya.
Namun, pihaknya memaklumi peristiwa itu karena dianggap sebagai resiko tugas sebagai Dandim Buleleng, Bali.
"Kalau, memang mereka mau minta maaf atau tidak melanjutkan permasalahan ini saya anggap okelah, resiko tugas, resiko saya melaksanakan tugas tanggung jawab saya sebagai Dandim Buleleng. Tapi, kalau mereka mau memprosesnya lebih lanjut, saya juga mau mengajukan tuntutan secara hukum," ujarnya.
"Saya diserang, petugas negara sedang melaksanakan tugas diserang kemudian anggota saya juga sedang melaksanakan tugas ditabrak seperti itu. Seperti (itu) saja penjelasan saya," ujar Dandim Windra.
Sementara, dikonfirmasi berbeda Kepala Desa Sidetapa yakni Ketut Budiasa belum bisa memberikan penjelasan terkait peristiwa itu. Karena, Pihaknya masih akan membicarakannya terlebih dahulu dengan berbagai tokoh masyarakat.
"Soalnya, saya perlu ngomong karena ini masalah di desa, saya akan ngomong sama tokoh-tokoh masyarakat untuk pemberitaan ini, sehingga tidak terlalu melebar," ujar Budiasa.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku seakan tidak peduli meski korbannya telah meminta ampun.
Baca SelengkapnyaDalam video, kedua begal tersungkur setelah sepeda motornya terpental.
Baca SelengkapnyaPolisi meringkus dua remaja putri yang viral duel menggunakan senjata tajam di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) di Palembang.
Baca SelengkapnyaPolisi pun langsung turun tangan menyikapi hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKapolsek Jagakarsa, Kompol Multazam mengatakan dua terduga pelaku penganiayaan berhasil diidentifikasi.
Baca SelengkapnyaAksi kekerasan di lingkungan SMK 2 Yupentek, Curug, Kabupaten Tangerang. Videonya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
Baca SelengkapnyaKapolresta Cilacap, Kombes Fannky Ani Sugiharto mengaku mendapat telepon dari staf kepresidenan, Panglima TNI, Kapolri.
Baca SelengkapnyaKorban sudah meminta maaf dan menangis, tetapi tidak diindahkan pelaku.
Baca SelengkapnyaSelain mengamankan pelaku, polisi juga telah memeriksa sebanyak 5 orang saksi.
Baca SelengkapnyaViral video di medsos memperlihatkan para remaja diduga kreak tengah dipukuli oleh warga berseragam TNI
Baca SelengkapnyaBanyaknya kasus perundungan hingga kekerasan yang melibatkan anak di bawah umur menjadi alarm bahaya.
Baca Selengkapnya