Viral Video Polisi di Jombang Aniaya Sopir Truk, Ini Duduk Perkaranya
Merdeka.com - Sebuah video yang memperlihatkan polisi tengah memukuli sopir truk, viral di media sosial (medsos). Video yang terbagi dalam beberapa potongan itu menunjukkan gambar mulai adegan pemukulan, narasi penjelasan kejadian, hingga proses mediasi.
Video pemukulan oleh polisi pada seorang sopir truk ini diketahui terjadi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Video-video ini pun terlihat salah satunya diunggah di instagram oleh akun @RomansaSopirTruk. Pada slide video pertama, terlihat adanya seorang polisi yang awalnya beradu mulut dengan seorang sopir truk bernopol AB 8246 RK.
Dalam video itu, terlihat polisi tiba-tiba berupaya membuka pintu truk dan melakukan pemukulan beberapa kali terhadap sang sopir inisial CA, warga Klaten, Jawa Tengah.
-
Kenapa sopir truk itu membuat video tersebut? 'Sehingga kita panggil orang nya untuk menghapus video yang viral tersebut,' ujarnya.
-
Siapa sopir truk di video viral tersebut? Sopir atas nama Joko Susilo yang merupakan sopir truk angkutan pupuk tersebut diduga divideokan sebelum mendapat tindakan lalu lintas.
-
Bagaimana sopir truk itu membuat video klarifikasi? Joko Susilo kemudian membuat video klarifikasi berdurasi 59 detik. 'Saya meminta maaf kepada bapak Kanit dan bapak Ardiansyah, karena adanya kesalahan paham atau miskomunikasi dan video tersebut merugikan salah satu pihak, sehingga dihapus,' kata Joko Susilo di Kantor Polsek Tebo Tengah.
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Apa yang dikatakan sopir truk di videonya? Dalam video itu, dia menyebut anak laki lakinya baru lulus SMA dan mau masuk polisi. 'Tapi saya orangnya Pak yang tidak memperbolehkannya Pak, karena bapaknya selalu menjadi korban sama polisi Pak, saya paling kecewa,' kata pria itu sembari video call dengan keluarganya.
-
Apa yang terjadi di video viral tersebut? Sebuah video viral diunggah oleh akun TikTok @rismasf10 terkait peristiwa di gerbong wanita KRL jurusan Tanah Abang-Rangkas.Dalam video yang beredar, terdengar seorang ibu hamil marah-marah. Rupanya, ia marah karena direkam sembarangan oleh penumpang lain yang juga seorang wanita.'Nggak usah foto-foto saya, hapus! Terus maksudnya apa? Orang hamil diketawain? Gue lagi hamil pengen pakai kaya gini, nggak boleh? Saya udah curiga dari tadi. Etika anda kemana!' ucap ibu hamil tersebut.
"Gimana ini maksudnya. Tolong tolong tolong, ini penganiayaan pak, jangan kayak gini pak, jangan gitu pak, ini harusnya mengayomi. pak ini apa pak...tolong-tolong, ini penganiayaan pak, jangan kayak gini, apa-apaan ini polisi kayak gini," ujar sopir dan seseorang yang memvideokan peristiwa tersebut.
Video lalu berlanjut pada slide kedua yang berisi tentang narasi korban yang menceritakan siapa pemukul dan lokasi kejadian penganiayaan. Dalam video, korban menuturkan kalau kejadian itu terjadi di Jombang, dan menunjukkkan siapa polisi yang memukulnya.
"Penganiayaan soko polisi arep nyegat terus ngampleng iki (penganiayaan dari polisi mau menghentikan terus mukul ini). Ngampleng bapak iki (yang mukul bapaknya ini) kalian kae (sama yang itu). Kejadiane teng jombang (kejadiannya di Jombang)," ujarnya.
Pada slide berikutnya, terlihat sang sopir menunjukkan wajahnya yang bekas dipukul. Dalam video ketiga ini, juga terdengar narasi sang polisi yang menyebutkan jika dirinya sudah pasrah, karena merasa sudah menjadi polisi selama 24 tahun.
"Ee lek gak penak yo podo gak penak e, aku wes puasrah aku wes an, dadi polisi wes pat likur tahun aku wes an mas (Ee kalau gak enak yang sam gak enaknya, saya sudah pasrah sudah, jadi polisi sudah 24 tahun saya sudah mas)," ujar sang polisi.
Dalam video berikutnya hanya terlihat beberapa pesan bersuara yang berusaha menjelaskan kronologis kejadian. Dalam video intinya dijelaskan jika posisi STNK (surat tanda nomor kendaraan) pajaknya mati, dan tidak ada buku KIR. Sehingga STNK pun sempat ditahan oleh polisi. Lalu juga dijelaskan jika sang polisi sempat diberi uang Rp20 ribu dan STNK dikembalikan olehnya. Namun entah mengapa, sang polisi pada saat mengembalikan STNK sembari memaki dan melakukan penganiayaan.
Menanggapi viralnya video penganiayaan tersebut, Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat tidak membantah jika kedua polisi tersebut adalah anggotanya. Video tersebut terjadi di jalan yang ada di kawasan Kecamatan Jombang.
Dia mengatakan, dua petugas dari anggota unit Turjawali Satlantas Polres Jombang berinisial Aiptu IN dan Aipda AW, melaksanakan tugas melakukan penindakan kendaraan yang melebihi atau tidak sesuai kapasitas di wilayah Jombang.
Tugas tersebut disebut Kapolres merupakan perintahnya, karena dia banyak menerima keluhan dari masyarakat terkait jalan rusak yang dipicu kendaraan memuat barang secara berlebihan.
Pada saat menjalankan tugas itu, kedua polisi lalu lintas tersebut mendapati pengemudi truk yang membawa barang muatan dengan melebihi kapasitas.
"Mereka memang bertugas atas perintah dari saya, kejadian tersebut berada di Jalan Raya Jabon pada Senin tepat pukul 10.30 WIB. Dua anggota yang bertugas ini melihat kendaraan truk yang dikendarai (AF) terlihat overload kemudian mengejarnya," katanya, Senin (11/4).
Dalam pengejaran itu kemudian kendaraan berhenti, hingga diduga terjadi tindakan kekerasan. Aksi kekerasan tersebut terjadi di Jalan Basuki Rahmad tepatnya Desa Jabon, Kecamatan Jombang kota.
Menurut Nur Hidayat, aksi kekerasan yang dilakukan kedua anggotanya tetap tidaklah dibenarkan. Dan mereka diperiksa Propam karena pelanggaran kode etik.
"Tetap dalam tahap proses pendalaman kode etik, dan sudah dilaporkan kepada Pimpinan atas tanggung jawab Kapolres Jombang," tegasnya.
Sementara itu, korban, AF mengaku telah memaafkan kedua polisi yang melakukan penganiayaan padanya tersebut. Karena sudah saling memaafkan, kejadian itu pun diakuinya sudah berujung pada perdamaian.
"Sudah damai, diakhiri secara kekeluargaan. Karena saya mengaku salah, dan mereka juga mengaku salah dan sudah saling memaafkan," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan dirinya akan mengecek kebenaran video pungli di Kapuk Muara tersebut.
Baca SelengkapnyaPraktik pungutan liar kembali marak di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaViral anggota polisi lalu lintas bertindak arogan terhadap pemotor.
Baca SelengkapnyaPria berseragam TNI viral terlibat keributan dengan sopir mobil katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSopir yang membawa senjata tajam itu kemudian berteriak menantang ke pengendara mobil yang dikejarnya untuk berhenti
Baca SelengkapnyaDiduga kedua kendaraan terlibat cekcok sebelumnya hingga pelaku bak koboi menodongkan diduga senpi.
Baca SelengkapnyaSopir truk itu dihentikan karena diduga membawa pupuk nonsubsidi, setelah diperiksa ternyata tidak terbukti.
Baca SelengkapnyaVideo penganiayaan yang dilakukan pria berkaus merah dan bercelana jins hitam terhadap sopir truk Crude Palm Oil (CPO) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi yang berusaha meloncat mobil tersebut terbawa mobil merah sejauh 500 meter.
Baca SelengkapnyaBeredar video di media sosial memperlihatkan pengendara mobil cekcok dengan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPengendara pajero sempat memberi klakson panjang kepada pemotor
Baca SelengkapnyaSeorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli.
Baca Selengkapnya