Volume Kubah Lava Gunung Merapi Capai Lebih dari 1 Juta Kubik
Merdeka.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melakukan pemantauan terhadap kubah lava Gunung Merapi. Diketahui volume kubah lava di sektor barat daya Gunung Merapi telah mencapai 1 juta kubik lebih.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menerangkan, pihaknya melakukan analisis morfologi area puncak Gunung Merapi. Analisis morfologi ini didasarkan pada foto dari sektor barat daya tanggal 1 April terhadap tanggal 25 Maret 2021.
Dari pengamatan morfologis ini menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak. Hal ini disebabkan aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah.
-
Mengapa Gunung Merapi mengeluarkan lava? Morfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
-
Ke mana lava pijar Gunung Merapi mengalir? Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan selama enam jam, lava pijar mengalir ke arah barat daya atau ke arah Kali Bebeng.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Bagaimana perubahan Merapi diukur? Perubahan itu terjadi akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran. Dilansir dari Liputan6.com pada Senin (10/7), Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa perubahan itu teramati berdasarkan hasil analisis morfologi pada kubah lava dari stasiun kamera Merbabu, Deles 5, dan Babadan 2 periode 30 Juni hingga 6 Juli 2023.
-
Bagaimana lava pijar Gunung Merapi mengalir? Teramati delapan kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya,“ kata Agus dikutip dari ANTARA pada Rabu (2/8).
-
Di mana lava pijar Merapi terlihat? Di kubah lava barat daya, terlihat guguran lava meluncur dari puncak.
"Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 1.060.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 13.400 meter kubik per hari," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/4)
"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 1 April terhadap tanggal 25 Maret 2021 menunjukkan ketinggian kubah tengah yaitu sebesar 70 meter," imbuh Hanik.
Dalam laporan periode 26 Maret hingga 1 April 2021 BPPTKG Yogyakarta mencatat aktivitas kegempaan Gunung Merapi minggu ini tercatat 14 kali kejadian awan panas guguran (AP); 3 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB); 61 kali gempa Fase Banyak (MP); 1.074 kali gempa Guguran (RF); 16 kali gempa Hembusan (DG); dan 6 kali gempa Tektonik (TT).
Untuk aktivitas intensitas kegempaan pada pekan ini dinilai lebih rendah ketimbang periode sebelumnya. Sementara untuk penggembungan badan atau deformasi tak ada perubahan yang signifikan dibandingkan minggu sebelumnya.
BPPTKG juga mencatat awan panas guguran dengan jarak luncur terjauh 1.800 meter ke arah barat daya selama periode pengamatan 26 Maret - 1 April 2021. Terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 168 detik.
Awan panas guguran dilaporkan sampai menciptakan kejadian hujan abu dengan intensitas tipis di beberapa lokasi. Antara lain Ngadirojo, Stabelan, Takeran, Tlogolele, Selo, Pos Babadan, dan seputaran Pasar Talun.
"Guguran lava teramati sebanyak 158 kali dengan jarak luncur guguran lava maksimal 1.100 meter ke arah barat daya. Guguran lava pijar juga terpantau di kubah tengah sebanyak 1 kali," ucap Hanik.
"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," sambung Hanik.
Hanik menambahkan hingga saat ini potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sektor tenggara yaitu sungai Gendol sementara sejauh 3 kilometer.
Sementara untuk lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif mampu menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaBeberapa batuan seukuran truk menggelinding dari puncak Gunung Merapi dan terdampar di tempat itu
Baca SelengkapnyaGuguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaPada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, guguran lava itu meluncur ke arah Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaMorfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas 1.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca Selengkapnya