Wabah campak serang 12 balita di Bali
Merdeka.com - Sebanyak 12 balita di empat kabupaten/kota di Provinsi Bali, terserang penyakit campak selama bulan Juli 2014. Untuk menekan penyebaran wabah campak di Pulau Dewata, saat ini warga terus digalakkan program imunisasi di instansi kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Bali dr Ketut Suarjaya, menyebutkan, dari ke-12 balita yang terkena campak itu yang berasal dari Kabupaten Karangasem sebanyak lima orang, Kabupaten Klungkung ada dua orang, Kabupaten Buleleng dua orang serta Kota Denpasar ada tiga orang.
Untuk saat ini, pihaknya sudah mengirimkan 12 sampel serum darah itu ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya Laboratorium dan saat ini masih menunggu hasl pemeriksaan lebih lanjut.
-
Apa itu campak? Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang dapat menimbulkan komplikasi serius seperti diare, radang paru-paru, radang otak, kebutaan, bahkan kematian.
-
Kapan ruam campak muncul? Ruam merah yang muncul di garis rambut atau dahi, lalu menyebar ke tubuh.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
-
Apa yang menyebabkan penyakit campak? Campak pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus dari famili paramyxovirus, seperti rubeola da, rubella. Infeksi virus tersebut bisa menular melalui percikan air liur dari penderita penyakit campak.
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Siapa yang bisa tertular campak? Penyakit campak bisa menular sangat cepat kepada orang lain. Bahkan, ketika si penderita penyakit campak belum mengalami gejala ruam di kulitnya.
"Ini merupakan langkah awal dan deteksi dini untuk mengetahui positif atau tidaknya tersangka campak itu," ujar Ketut Suarjaya di Denpasar, seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/7).
Ketut Suarjaya mengatakan, penyakit campak tersebut menjadi perhatian Dinas Kesehatan Bali karena penyebaran penyakit ini selalu ada dan terbilang tinggi. "Kasus campak di Bali sendiri sempat terjadi pada bulan April 2014 dan kembali terjadi pada Juli saat ini," ujar Ketut Suarjaya.
Lebih jauh, Ketut Suarjaya mengatakan, penyebab kasus campak tersebut dapat dilihat dari status kesehatan bayi di masing-masing daerah itu. Upaya untuk melakukan pencegahan maraknya penyakit campak ini, pihaknya sudah melakukan upaya promosi kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Apabila masyarakat mau dan sadar untuk melakukan PHBS ini penularan penyakit campak dapat dicegah," katanya.
Selain melakukan upaya PHBS, pihaknya terus menggalakkan program imunisasi campak yang dilakukan di masing-masing pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota. "Pemberian imunisasi pada balita dilakukan untuk mencegah rantai dingin penyebaran campak tersebut dan harus mendapat perhatian khusus," lanjut Ketut Suarjaya.
Ketut Suarjaya menambahkan bahwa faktor penyebab penyakit tersebut yakni keturunan, kurang sadarnya untuk melakukan PHBS, lingkungan, dan pelayanan kesehatan yang kurang optimal.
"Namun untuk di Bali sendiri faktor penyebab campak itu kemungkinan akibat lingkungan dan untuk pelayanan kesehatan di masing-masing kabupaten/kota sudah terus disiagakan dengan melakukan mekanisme rujukan berjenjang," ujarnya.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi di sembilan kabupaten/kota untuk mencegah penyakit campak tersebut sehingga tidak menularkan kepada balita lainnya.
"Biasanya apabila seorang balita terkena campak dan menularkan ke yang lain gejalanya yang ditimbulkan kemungkinan ringan," tutur Ketut Suarjaya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaKemenkes ungkap gejala dari virus cacar monyet atau monkeypox
Baca SelengkapnyaSeluruh pasien merupakan laki-laki berusia 23-50 tahun. Semuanya tertular melalui kontak seksual.
Baca SelengkapnyaTotal kasus positif cacar monyet di Jakarta mencapai 24 orang.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menyediakan vaksin dan obat cacar monyet dengan cukup untuk mengatasi penyakit tersebut.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.
Baca Selengkapnya