Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wabah campak serang 12 balita di Bali

Wabah campak serang 12 balita di Bali Ilustrasi dirawat di rumah sakit. ©Shutterstock.com/Thawan Supasorn

Merdeka.com - Sebanyak 12 balita di empat kabupaten/kota di Provinsi Bali, terserang penyakit campak selama bulan Juli 2014. Untuk menekan penyebaran wabah campak di Pulau Dewata, saat ini warga terus digalakkan program imunisasi di instansi kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Bali dr Ketut Suarjaya, menyebutkan, dari ke-12 balita yang terkena campak itu yang berasal dari Kabupaten Karangasem sebanyak lima orang, Kabupaten Klungkung ada dua orang, Kabupaten Buleleng dua orang serta Kota Denpasar ada tiga orang.

Untuk saat ini, pihaknya sudah mengirimkan 12 sampel serum darah itu ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya Laboratorium dan saat ini masih menunggu hasl pemeriksaan lebih lanjut.

"Ini merupakan langkah awal dan deteksi dini untuk mengetahui positif atau tidaknya tersangka campak itu," ujar Ketut Suarjaya di Denpasar, seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/7).

Ketut Suarjaya mengatakan, penyakit campak tersebut menjadi perhatian Dinas Kesehatan Bali karena penyebaran penyakit ini selalu ada dan terbilang tinggi. "Kasus campak di Bali sendiri sempat terjadi pada bulan April 2014 dan kembali terjadi pada Juli saat ini," ujar Ketut Suarjaya.

Lebih jauh, Ketut Suarjaya mengatakan, penyebab kasus campak tersebut dapat dilihat dari status kesehatan bayi di masing-masing daerah itu. Upaya untuk melakukan pencegahan maraknya penyakit campak ini, pihaknya sudah melakukan upaya promosi kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Apabila masyarakat mau dan sadar untuk melakukan PHBS ini penularan penyakit campak dapat dicegah," katanya.

Selain melakukan upaya PHBS, pihaknya terus menggalakkan program imunisasi campak yang dilakukan di masing-masing pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota. "Pemberian imunisasi pada balita dilakukan untuk mencegah rantai dingin penyebaran campak tersebut dan harus mendapat perhatian khusus," lanjut Ketut Suarjaya.

Ketut Suarjaya menambahkan bahwa faktor penyebab penyakit tersebut yakni keturunan, kurang sadarnya untuk melakukan PHBS, lingkungan, dan pelayanan kesehatan yang kurang optimal.

"Namun untuk di Bali sendiri faktor penyebab campak itu kemungkinan akibat lingkungan dan untuk pelayanan kesehatan di masing-masing kabupaten/kota sudah terus disiagakan dengan melakukan mekanisme rujukan berjenjang," ujarnya.

Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi di sembilan kabupaten/kota untuk mencegah penyakit campak tersebut sehingga tidak menularkan kepada balita lainnya.

"Biasanya apabila seorang balita terkena campak dan menularkan ke yang lain gejalanya yang ditimbulkan kemungkinan ringan," tutur Ketut Suarjaya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
2.131 Warga Bali Terserang DBD, Faktor Curah Hujan Tinggi Picu Meningkatnya Populasi Nyamuk
2.131 Warga Bali Terserang DBD, Faktor Curah Hujan Tinggi Picu Meningkatnya Populasi Nyamuk

Kasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung

Baca Selengkapnya
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes

Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.

Baca Selengkapnya
4 Kasus Baru Cacar Monyet Ditemukan Dinkes DKI
4 Kasus Baru Cacar Monyet Ditemukan Dinkes DKI

Ngabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.

Baca Selengkapnya
Kasus Cacar Monyet di Indonesia Meningkat, Kenali Gejala dan Upaya Pencegahannya
Kasus Cacar Monyet di Indonesia Meningkat, Kenali Gejala dan Upaya Pencegahannya

Kemenkes ungkap gejala dari virus cacar monyet atau monkeypox

Baca Selengkapnya
Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: 17 Orang Masih Positif, 24 Sudah Sembuh
Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: 17 Orang Masih Positif, 24 Sudah Sembuh

Seluruh pasien merupakan laki-laki berusia 23-50 tahun. Semuanya tertular melalui kontak seksual.

Baca Selengkapnya
Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: 24 Pasien, Semuanya Laki-laki
Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: 24 Pasien, Semuanya Laki-laki

Total kasus positif cacar monyet di Jakarta mencapai 24 orang.

Baca Selengkapnya
70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP
70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP

Berdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Baru Cacar Monyet
Kemenkes Temukan Kasus Baru Cacar Monyet

Temuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia

Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta

Kasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.

Baca Selengkapnya
Menkes soal Cacar Monyet: Penularannya Lewat Seksual
Menkes soal Cacar Monyet: Penularannya Lewat Seksual

Pemerintah telah menyediakan vaksin dan obat cacar monyet dengan cukup untuk mengatasi penyakit tersebut.

Baca Selengkapnya
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi

Salah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.

Baca Selengkapnya