Wabah Hog Cholera Meluas di Sumut, 10.298 Ekor Babi Mati
Merdeka.com - Wabah hog cholera atau kolera babi semakin meluas di Sumatera Utara (Sumut). Penyakit ini sudah terdeteksi di 16 kabupaten/kota dan membunuh 10.298 ekor babi.
Sebaran virus hog cholera ini bertambah dari sebelumnya hanya 11 kabupaten/kota. Jumlah babi yang mati juga terus meningkat dibanding data sebelumnya, 9.421 ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Mulkan Harahap, menjelaskan lima daerah baru yang dijangkiti hog cholera yakni Kabupaten Langkat, Simalungun, dan Pakpak Bharat, serta Kota Tebing Tinggi dan Pematang Siantar. Sebelumnya, penyakit itu terpantau di 11 kabupaten/kota di Sumut, yakni Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, serta Kota Medan.
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
-
Kenapa sampah sembarangan jadi sumber penyakit? Sampah yang dibuang sembarangan dapat menjadi sumber penyakit karena menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme patogen.
-
Mengapa food waste berbahaya untuk lingkungan? Fenomena food waste dan food loss tidak hanya menjadi masalah global, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan ekosistem.
-
Mengapa hewan itu dibuang ke laut? Sayangnya, kapten kapal nelayan tersebut; Kapten Akira Tanaka memilih untuk membuangnya kembali agar tidak merusak hasil tangkapan lainnya.
Jumlah babi yang mati di daerah-daerah itu bervariasi. "Yang paling tinggi masih di Deli Serdang, 3276 ekor, dan paling sedikit di Pematang Siantar, 3 ekor," kata Mulkan saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (22/11) pagi.
Mulkan menambahkan, instansinya sudah menyampaikan menyampaikan laporan tertulis ke Gubernur Sumut tentang situasi terkini penyakit yang menyerang babi di daerah ini, baik masalah klinis, epidemologi dan hasil laboratorium. Gubernur juga disebutkan telah menyurati Menteri Pertanian pada 18 November lalu.
"Suratnya sudah sampai ke Menteri (Pertanian). Kita tunggu dari menteri. Menurut aturan yang berhak menyampaikan itu menteri," katanya.
Wabah hog cholera ini bukan hanya menjadi soal pertanian semata. Kematian babi juga berdampak lingkungan, ekonomi dan sosial, karena banyak bangkai hewan kaki empat itu dibuang sembarangan. Ratusan bangkai didapati mencemari sungai-sungai di sejumlah daerah, seperti Medan dan Deli Serdang.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaHama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.
Baca SelengkapnyaBerton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaBangkai-bangkai ular itu ditemukan di tempat yang dulunya rawa.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca Selengkapnya