Wacana Perppu kebiri turunkan angka kekerasan seksual pada anak
Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat telah terjadi penurunan jumlah korban kekerasan seksual terhadap anak pada tahun 2015. Perinciannya, di Semester I (Januari-Juni) tahun 2015, kekerasan terhadap anak mencapai 105 kasus. Di semester II (Juli-Desember) kekerasan seksual terhadap anak menurun menjadi 88 kasus.
Ketua KPAI HM Asrorun Niam menjelaskan, turunnya angka kekerasan seksual terhadap anak dikarenakan wacana pemberatan hukuman pelaku kejahatan seksual yang menyebabkan para pelaku menjadi takut untuk melancarkan aksinya.
"Wacana Perppu Kebiri membuat efek ketakutan bagi para pelaku sehingga angka kekerasan seksual terhadap anak mengalami penurunan," kata Asrorun saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, Rabu (30/12).
-
Siapa yang berperan penting mencegah kekerasan seksual pada anak? 'Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak. Cari waktu berkualitas, sekarang banyak orang tua yang sibuk, padahal penting untuk mencari waktu berkualitas. Kadang, walaupun waktu banyak namun kurang berkualitas jadi kurang bisa mendukung edukasi yang diberikan pada anak,' kata Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes.
-
Apa dampak kekerasan pada anak? Menurut American Psychological Association (APA), anak-anak yang mengalami kekerasan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, agresi, dan perilaku antisosial di kemudian hari.
-
Bagaimana caranya anak-anak menghindari pelecehan seksual? 'Pembelajaran terbaik dengan anak-anak adalah dengan cara berdialog, bagus lagi anak-anak diajarkan berliterasi dan punya banyak referensi terkait pentingnya menjaga tubuh agar terhindar dari pelecehan,' kata Novi.
-
Bagaimana cara melindungi anak dari kekerasan? 'Ajari anak untuk berteriak dan lalu menghindari pelaku atau cari orang dewasa lain untuk minta perlindungan,' jelas Vera saat dihubungi di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (31/7). Selain itu, ajarkan anak untuk selalu bercerita jika ada yg menyakiti dirinya.
-
Apa yang perlu diajarkan kepada anak untuk mencegah kekerasan seksual? 'Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan ketika diperlukan,' kata Meita.
-
Kapan kekerasan seksual paling banyak terjadi pada anak? Dalam data IDAI yang dihimpun pada periode 1 Januari hingga 27 September 2023, Meita menyebut kasus kekerasan seksual paling banyak dilaporkan oleh korban yang berusia remaja atau pada rentang usia 13-17 tahun.
Selain menyatakan bahwa kekerasan seksual terhadap anak mengalami penurunan, KPAI juga menyebutkan bawah angka kekerasan fisik terhadap anak juga mengalami penurunan di tahun 2015. Di semester I, yakni Januari-Juni 2015 kekerasan fisik terhadap anak mencapai 100 kasus. Semester II, yakni Juli-Desember 2015 jumlah menurun menjadi 82 kasus.
Meski korban kekerasan terhadap anak menurun di tahun 2015, KPAI justru menemukan fakta bahwa anak yang menjadi pelaku kekerasan mengalami kenaikan. Pada tahun 2014, tercatat 67 kasus anak yang menjadi pelaku kekerasan. Sementara di tahun 2015, menjadi 79 kasus.
Selain itu, anak sebagai pelaku tawuran mengalami kenaikan dari 46 kasus di tahun 2014 menjadi 103 kasus di tahun 2015.
"Data penurunan anak sebagai korban menunjukkan adanya kesadaran dari orangtua dan pendidik terhadap isu perlindungan anak. Namun, di sisi lain tingginya anak sebagai pelaku kekerasan menunjukan adanya faktor lingkungan yang tidak kondusif bagi perlindungan anak," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tindak kejahatan seksual dengan anak sebagai korban adalah yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKetua KPAI Ai Maryati Solihah menyebutkan regulasi yang berkaitan dengan perlindungan anak sebetulnya sudah cukup komprehensif.
Baca SelengkapnyaHal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antar Forkopimda.
Baca SelengkapnyaFraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta tidak menyebarkan alat kontrasepsi ke pelajar.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menjawab anggapan pemberian kontrasepsi bagi remaja membuka peluang seks bebas bagi pelajar.
Baca SelengkapnyaDeretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca SelengkapnyaNovita Hardini Berhasil Bawa Praktik Baik Mensejahterakan Hak Anak dengan Program Desa Nol Perkawinan Anak
Baca SelengkapnyaAnggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah yang juga menjadi pembicara webinar ini meminta semua pihak meningkatkan waspada.
Baca SelengkapnyaAturan itu menjadi polemik usai pemerintah berencana menyediakan alat kontrasepsi bagi pelajar dan remaja.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan di Cilacap membuat publik geram. Namun pantaskah pelaku yang masih anak di bawah umur dipenjarakan?
Baca SelengkapnyaKPAI mengatakan bahwa kasus perundungan di Temanggung seharusnya menjadi sinyal bahaya.
Baca SelengkapnyaDirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.
Baca Selengkapnya