Wagub Jatim hingga DPR diklaim dukung wacana Provinsi Madura
Merdeka.com - 10 November 2015 bakal menjadi hari penting bagi rakyat Madura. Sebab, rencananya tepat di Hari Pahlawan itu, penduduk Pulau Garam akan mendeklarasikan diri sebagai provinsi baru di Tanah Air.
Dalam jumpa pers di Surabaya, Jawa Timur, Sekjen Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Madura (P4M), Jimhur Saros, menyatakan keputusan pihaknya ingin melepaskan diri dari Provinsi Jawa Timur sudah dipersiapkan dengan matang.
Bahkan Jimhur mengklaim, gagasan membentuk Provinsi Madura mendapat dukungan dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, Majelis Ulama Indonesia (MUI), anggota DPR dan DPRD, serta tokoh-tokoh masyarakat di Pulau Garam.
-
Kenapa warga Madura nyikep? Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, tradisi nyikep bertujuan untuk memberikan pengamanan terhadap diri sendiri, maupun keluarganya dan warga desanya. Pengamanan ini dilakukan dengan menyiapkan alat berupa senjata tajam.
-
Apa yang dilakukan oleh pelaku hipnotis di Madura? Aksi ketiga WNA itu terekam dalam video CCTV. Sebelum menjalankan aksinya, mereka terlebih dahulu mengamati situasi di area toko. Mulanya mereka berkeliling dan melihat-lihat barang yang dijajakan di etalase. Tak berselang lama, dua orang pelaku mulai menjalankan aksi hipnotisnya dengan mendatangi meja kasir. Kedua pelaku ini berjenis kelamin perempuan, sedangkan satu lainnya pria yang berjaga di depan.
-
Kenapa warga Probolinggo dipaksa bekerja di pabrik gula? Pada masa itu, seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanamanlaku ekspor dan hasilnya diserahkankepada pemerintahan Hindia Belanda.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Dimana daerah penghasil jamu di Madura? Kini semua kabupaten di Pulau Madura punya wilayah dengan banyak industri rumahan (UMKM) pembuat jamu.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
"Usulan membentuk Provinsi Madura ini, didukung oleh Gus Ipul (Saifullah Yusuf) MUI, DPR RI, DPRD tingkat I (Jawa Timur), LSM, tokoh-tokoh agama juga ikut mendukung. Pada deklarasi nanti, mereka akan datang," kata Jimhur di Surabaya, Rabu (4/11).
Hanya saja, Jimhur mengaku belum menggelar jajak pendapat di kalangan warga Madura. Dia berjanji proses itu digelar selepas deklarasi. Namun, dia meyakini semua masyarakat Madura setuju ide pemekaran tersebut.
"Sedangkan yang kontra hanya orang-orang di DPR (Madura), dan kepala daerah di masing-masing kabupaten. Padahal, kasihan dong mereka, yang ternyata tidak bisa menyejahterakan rakyatnya. Harusnya mereka mendorong, mendukung ide ini," ujar Jimhur.
"Kita sudah belajar soal demokrasi, empat kabupaten di Madura, semua masyarakatnya mendukung. Karena di tiap daerah kita ada ketuanya, tapi sekjennya tetap satu. Kita yakin seratus persen semua rakyat Madura mendukung, hanya kepala daerahnya saja," lanjut Jimhur.
Jimhur menilai, Madura selama ini seolah dipinggirkan pemerintah pusat maupun provinsi, sebagai bagian dari negara dan daerah. Sehingga, atas dasar rasa ketidakadilan pemerataan pembangunan di Pulau Madura ini, lahirlah gagasan melepaskan diri dari Jawa Timur.
"Pada prinsipnya, orang-orang Madura sudah kecewa pada pemerintah yang ada. Madura selalu dianaktirikan, sehingga terbelakang. Mulai dari pendidikan. Banyak rakyat Madura yang buta huruf. Dari segi kesehatan, ada banyak warga meninggal saat melahirkan," ucap Jimhur.
Tak hanya itu, lanjut Jimhur, soal pekerjaan menurut dia, rakyat Madura tetap terpinggirkan. "Soal pekerjaan, orang Madura sulit bekerja di daerahnya sendiri. Sehingga banyak anak-anak muda keluar merantau mencari pekerjaan di daerah lain. Karena di Madura, daerahnya tandus, gersang. Meskipun sudah ada Suramadu (Jembatan Surabaya-Madura), pembangunan tetap tidak merata," tutup Jimhur.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ishak sebagai salah seorang perwakilan warga Parung Panjang meluapkan perasaannya kepada Mulayadi selaku pimpinan Komisi V DPR.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut infrastruktur tidak terbatas hanya jalan dan jembatan, tapi juga fasilitas pertanian, perikanan, dan fasilitas penunjang ekonomi lainnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu warga juga mengeluh banyak anggota DPR yang tidak hadir untuk mendengar keluhan warga Parung Panjang.
Baca SelengkapnyaLihat lebih dekat kondisi penduduk miskin terbanyak di Jatim
Baca SelengkapnyaBupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengungkapkan dulu orang tuanya tidak punya uang untuk biaya kos, mereka akhirnya ditampung oleh orang Madura.
Baca SelengkapnyaDharma Pongrekun-Kun Wardana menyinggung maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sejumlah perusahaan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaIJU mengamini, masalah bidang kesehatan masih menjadi problem serius di NTB. Khususnya soal stunting dan infrastruktur kesehatan.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil tegas membantah Dharma terkait Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi yang dianggap miskin usai Covid-19.
Baca SelengkapnyaPengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaWarga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca SelengkapnyaTampak sejumlah kendaraan berlalu-lalang di atas jalan yang penuh dengan kubangan air.
Baca SelengkapnyaDi hadapan Ganjar, Eli menceritakan dua anaknya yang lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesulitan mencari kerja.
Baca Selengkapnya