Wakapolri sebut pembakar Polres Dharmasraya ada indikasi teroris
Merdeka.com - Dua orang pelaku membakar kantor Polres Dharmasraya, Sumatera Barat, Minggu (12/11) dini hari. Pelaku juga membakar kendaraan dinas Kapolres Dharmasraya AKBP Rudy Yulianto.
Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, hingga kini seluruh tim sedang bekerja mencari data-data atas kejadian itu. Selain itu, dirinya belum mengetahui apakah pelaku masuk dalam kelompok teroris atau tidak.
"Indikasi untuk sementara belum terlalu lengkap masih sedang dikembangkan apakah ini kelompok teroris atau bukan, tapi langkah-langkah dan cara-cara dan data-data yang sedang dikumpulkan ada indikasinya ke sana tapi masih relatif tanda kutip, jangan dulu menyimpulkan," katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/11).
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Dimana Jenderal Polri bertugas? Carlo Brix Tewu merupakan seorang Purnawirawan Polri yang sekarang menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
Namun, ia menduga adanya pelaku masuk dalam kelompok-kelompok teroris.
"Bisa saja kelompok tertentu bisa saja, tapi indikasi ke situ ada, tapi belum disimpulkan Densus 88 dan aparat keamanan lainnya yang ada di Sumatera Barat serta intelijen kepolisian sedang melakukan inventarisir dan investigasi menyeluruh terhadap masalah ini," ujarnya.
Sehingga, ia berharap masyarakat jangan panik atas kejadian itu.
"Kesimpulannya nanti, jadi beritanya jangan menyimpulkan dulu," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPetugas telah memeriksa 14 saksi yang berada di sekitar rumah dinas korban saat peristiwa itu terjadi.
Baca SelengkapnyaApabila benar korban ditembak ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum, kasus ini juga bisa dilihat sebagai obstruction of justice.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar Irjen Suharyono mengatakan, sejumlah saksi diperiksa penyidik Propam Polda Sumbar terkait insiden tersebut.
Baca SelengkapnyaKompolnas ingin memastikan proses penangan peristiwa tersebut berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca Selengkapnyakorban ditemukan hari Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 Wita. Dia diduga tertembak senjata api jenis HS-9 dengan nomor Senpi HS178837 yang tengah dibersihkannya.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca Selengkapnya