Wakil Gubernur Bali desak penggunaan buah lokal diatur awig-awig
Merdeka.com - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mendesak beberapa regulasi penggunaan buah lokal dalam perda provinsi setempat supaya dimasukkan dalam "awig-awig" atau aturan tertulis di desa adat.
"Kita harus perkuat perda dengan pengenaan sanksi dalam 'awig-awig' maupun dengan membentuk peraturan gubernur," katanya saat menyampaikan sambutan pada seminar bertajuk 'Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali' di Denpasar, seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/7).
Menurut dia, meskipun sudah ada Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Buah Lokal, namun dalam implementasinya belum berjalan dengan optimal.
-
Apa manfaat produk lokal bagi budaya Indonesia? Meningkatnya kecintaan masyarakat terhadap produk lokal, tidak hanya sekadar mencerminkan perubahan pola konsumsi, tetapi juga menjadi bukti nyata, semakin kuatnya komitmen dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya Indonesia.
-
Dapatkah buah di mana saja? Sejumlah buah yang ada di sekitar kita bisa jadi bahan MPASI yang tepat bagi buah hati.
-
Bagaimana cara menikmati buah segar di Kota Batu? Kamu bisa memetik dan menikmati apel segar langsung dari pohonnya, sekaligus belajar tentang cara bercocok tanam.
-
Bagaimana cara memilih produk lokal? Megel juga menyebutkan sederet brand lokal yang memiliki kualitas sangat baik. Misalnya saja Le Minerale dari kategori air mineral. Ia pun menegaskan agar masyarakat lebih teliti dalam memilih produk tersebut. Terlebih banyak produk asing yang brandingnya menampilkan seolah-olah mereka adalah produk lokal.
-
Kapan biasanya orang memakan 'Jeruk Bali'? 'Jeruk yang identik dengan tempat wisata dunia?' Jawab: Jeruk Bali.
-
Dimana buah tropis yang manis bisa didapatkan? Buah tropis seperti nanas dan leci juga kaya akan gula alami.
"Oleh karena itu, saya minta supaya desa adat atau desa pakraman mengevaluasi awig-awig setempat dan mengadopsi Perda Buah Lokal, serta di dalamnya diberikan sanksi apabila masyarakat tidak menggunakan buah lokal," ujarnya.
Di sisi lain, Sudikerta berpandangan masih enggannya masyarakat Bali dan industri pariwisata untuk menggunakan buah lokal karena belum mampu bersaing secara kualitas.
"Memang kualitas buah lokal sudah meningkat, namun belum maksimal. Semestinya buah lokal harus mampu memenuhi persaingan dan kebutuhan pasar," ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan kendala utama penggunaan buah lokal untuk kepentingan pariwisata karena dari sisi ketersediannya yang kerap tidak berkesinambungan.
"Buah lokal kita bersifat musiman, sedangkan industri pariwisata meminta supaya buah lokal ada sepanjang tahun," katanya.
Pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin agar buah lokal bisa terpenuhi sepanjang tahun, diantaranya dengan penerapan teknologi pertanian dan juga menanam di dalam pot.
"Kami berharap mudah-mudahan dengan masuk awig-awig, maka penerapannya lebih optimal karena sesungguhnya konsumen itu banyak. Serta di sisi lain kami berharap agar ada kewajiban dari pihak hotel supaya memanfaatkan buah lokal," ucap Wisnuardhana. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace akan mengakhiri masa jabatan mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023
Baca SelengkapnyaImpor benih bunga gemitir senilai Rp30 miliar setahun dari Thailand ke Bali segera dihentikan setelah peneliti mengembangkan benih Bunga Gemitir Bali Sudamala.
Baca SelengkapnyaMenurut Koster, ciri-ciri daerah wisata yakni lingkungannya hijau, indah dan indah.
Baca SelengkapnyaKebijakan yang disiapkan juga menyangkut fasilitas akomodasi pariwisata yang tidak memiliki aspek berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya tidak dibenarkan mengubah aturan itu.
Baca SelengkapnyaSurat terkait kebijakan ini sudah disampaikan ke pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaLuhut mengancam jika masih ada turis asing yang tidak mengikuti aturan main pemerintah maka akan dideportasi.
Baca SelengkapnyaPariwisata Bali bukan soal jumlah kunjungan wisatawan tapi juga kualitas, kenyamanan.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, kembali melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).
Baca SelengkapnyaPenerapan pajak kepada turis asing yang datang ke Bali bukan tanpa alasan.
Baca Selengkapnya