Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wakil Ketua MPR sarankan Jonan mundur karena gagal atasi macet mudik

Wakil Ketua MPR sarankan Jonan mundur karena gagal atasi macet mudik Jonan tinjau Pelabuhan Merak. ©2016 merdeka.com/dwi prasetya

Merdeka.com - Kemacetan parah yang terjadi di ruas tol Pejagan-Brebes saat arus mudik mengundang kritik tajam dari sejumlah pihak. Terlebih belakangan diketahui kemacetan itu disebut-sebut memakan korban jiwa belasan orang meninggal dunia.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan jadi sasaran tembak dan kritik. Salah satunya datang dari Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Dia menyarankan Jonan meniru langkah mantan Dirjen Perhubungan Darat Djoko Sasono yang mundur dari jabatannya karena gagal mengatasi kemacetan. Ketika itu, Djoko Sasono mundur dari jabatan karena kemacetan parah pada libur Natal, 23-24 Desember 2015.

"Sebelumnya sudah pernah kejadian ya dirjen hubdar mengundurkan diri karena merasa gagal. Saya kira itu tradisi yang layak dipertimbangkan," ujar Hidayat Nur Wahid saat gelar open house di Kediamannya, Kemang, Jakarta, Kamis (7/7).

Hidayat tak habis pikir dengan kemacetan parah yang terjadi beberapa hari lalu. Ini menjadi catatan buruk sejarah tradisi mudik di Indonesia. "Ada yang meninggal sampai 18 orang, dan itu mungkin baru kejadian pertama di dunia ada orang yang meninggal dalam jumlah banyak akibat kemacetan parah," kata Hidayat.

Politisi PKS ini merasa heran, pemerintah tidak menunjukkan empatinya atas korban yang meninggal karena kemacetan saat arus mudik. "Saya belum mendengar pernyataan terbuka langsung presiden menteri terkait belasungkawa atau ikut berduka. Apalagi memberikan kompensasi. Harusnya ini dilakukan sebagai empati paling minimal yang dilakukan pemerintah.""

Kondisi arus mudik tahun ini dinilai sudah tidak masuk akal. Apalagi sampai ada pihak-pihak yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga jauh di atas normal.

"Karena kemarin yang sudah mengalami kemacetan itu sudah sangat dirugikan bukan hanya membayar mahal, kemudian bensin habis bayar 50 ribu itu sudah tidak masuk akal. Itu bukan kemauan mereka," tandasnya.

Menurutnya, seharusnya pemerintah memberikan pelayanan maksimal dam solusi cepat mengurai kemacetan. Apalagi hampir setiap tahun kemacetan lalu lintas selalu mewarnai perjalanan pemudik.

"Berikutnya harus menjadi koreksi keras, jangan sampai proses arus balik jangan terulang lagi (macet). Harusnya sudah bisa mengatasi kemacetan itu," tutupnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Penyebab Kemacetan Parah di Jalur Puncak saat Libur Panjang Maulid Nabi
Ternyata Ini Penyebab Kemacetan Parah di Jalur Puncak saat Libur Panjang Maulid Nabi

Rizky mengatakan jumlah jumlah kendaraan yang memasuki Puncak saat libur panjang Maulid Nabi ini mencapai 150.000 kendataan.

Baca Selengkapnya
Puncak Macet Parah, Satu Wisawatan asal Jakarta Timur Meninggal Dunia
Puncak Macet Parah, Satu Wisawatan asal Jakarta Timur Meninggal Dunia

Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengungkapkan, korban bernama Nimih (55) asal Cipayung, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Warga Jabodetabek Tetap Berwisata ke Puncak Meski Sudah Jadi Langganan Macet
Ternyata Ini Alasan Warga Jabodetabek Tetap Berwisata ke Puncak Meski Sudah Jadi Langganan Macet

Puncak dianggap sebagai alternatif tempat wisata yang murah dan terjangkau.

Baca Selengkapnya
Tak Cuma Puncak, Ini Deretan Tempat-tempat yang Juga Tak Kalah Macetnya Sampai Bikin Merinding
Tak Cuma Puncak, Ini Deretan Tempat-tempat yang Juga Tak Kalah Macetnya Sampai Bikin Merinding

Macetnya jalanan saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, tampaknya tidak hanya di jalan raya tapi juga di gunung bahkan arung jeram.

Baca Selengkapnya
FOTO: Horor! Ini Penampakan Macet Parah di Jalan Raya Puncak Bogor hingga Sebabkan Seorang Meninggal Dunia
FOTO: Horor! Ini Penampakan Macet Parah di Jalan Raya Puncak Bogor hingga Sebabkan Seorang Meninggal Dunia

Hingga pagi hari di kawasan Gunung Mas Puncak, Bogor terpantau masih padat merayap.

Baca Selengkapnya
Jalan Menuju SUGBK Macet Parah, Hasto Salahkan Polisi Tidak Rekayasa Lalu Lintas
Jalan Menuju SUGBK Macet Parah, Hasto Salahkan Polisi Tidak Rekayasa Lalu Lintas

Arus lalu lintas menuju kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta, terpantau macet parah pada Sabtu (3/2).

Baca Selengkapnya
Belajar dari Kecelakaan KM 58, Warga Diimbau Jangan Asal Cari Travel
Belajar dari Kecelakaan KM 58, Warga Diimbau Jangan Asal Cari Travel

Akibat kecelakaan tersebut, 12 pemudik meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Arus Mudik di Merak Perlu Penanganan Lebih Fokus
Jokowi Minta Arus Mudik di Merak Perlu Penanganan Lebih Fokus

okowi menyebut permasalahan arus mudik di Merak sudah ada solusinya.

Baca Selengkapnya
Cerita Dedi Mulyadi Nyaris Batal Ikut Debat Pilkada Jabar karena Terjebak Macet Kecelakaan di Tol Cipularang
Cerita Dedi Mulyadi Nyaris Batal Ikut Debat Pilkada Jabar karena Terjebak Macet Kecelakaan di Tol Cipularang

Dedi Mulyadi sempat terjebak macet karena insiden kecelakaan lalu lintas di Tol Cipularang.

Baca Selengkapnya
Panik Menko Hadi Eks Panglima TNI Terjebak Macet, Mendadak Naik Moge Patwal Takut Telat Temui Jokowi
Panik Menko Hadi Eks Panglima TNI Terjebak Macet, Mendadak Naik Moge Patwal Takut Telat Temui Jokowi

Demi tak terlambat mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Hadi rela naik motor patwal.

Baca Selengkapnya
Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58, Menhub Budi: Biasanya Akibat Tidak Taat Aturan
Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58, Menhub Budi: Biasanya Akibat Tidak Taat Aturan

Terjadi kecelakaan beruntun di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat pada Senin (8/4) pagi.

Baca Selengkapnya
Menko PMK ke Pemudik: Jangan Sekali-Sekali Pakai Bahu Jalan untuk Berhenti, Apapun Alasannya
Menko PMK ke Pemudik: Jangan Sekali-Sekali Pakai Bahu Jalan untuk Berhenti, Apapun Alasannya

Menko PMK menegaskan pemudik tidak untuk menggunakan bahu jalan untuk beristirahat.

Baca Selengkapnya