Wakil rektor Gunadarma sebut rekan Farhan cuma bermaksud bercanda
Merdeka.com - Universitas Gunadarma langsung melakukan investigasi atas kasus bullying yang menimpa mahasiswa Muhammad Farhan. Tim kampus mengumpulkan keterangan dari teman-teman Farhan yang ada di tayangan video berdurasi 15 detik yang sudah viral di jagat dunia maya.
Dari hasil investigasi sementara diketahui bahwa kejadian dalam video itu terjadi pada Jumat (14/7) sekitar pukul 16.30 Wib di dalam area kampus. "Berdasarkan keterangan bahwa itu tidak bermaksud membully tetapi cuma bercanda saja," kata Wakil Rektor 3 UG, Irwan Bastian, Selasa (18/7).
Kemarin, pihak kampus melakukan pertemuan dengan kedua orang tua Farhan. Orang tua menegaskan bahwa bungsu dari empat bersaudara itu bukan anak berkebutuhan khusus. "Walaupun belum pernah didiagnosis secara klinik oleh ahli, keluarga menyatakan tidak memperlakukan secara khusus. MF berlaku seperti rekan yang lain, perilakunya biasa," ucapnya.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Dimana aksi bullying itu terjadi? Sebuah video aksi perundungan terhadap seorang remaja berinisial R (18) oleh tiga pemuda di Pasar Borong Rappoa, Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan viral.
-
Kapan aksi bullying itu terjadi? Sementara orang tua korban, Alimin mengaku, peristiwa dalam video tersebut terjadi pada Kamis (14/3).
-
Siapa yang menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang terlibat dalam tindakan bullying biasanya cenderung menjauh dari teman-teman yang positif dan lebih memilih untuk bergaul dengan individu yang memiliki perilaku serupa.
-
Apa yang dilakukan pelaku bully? Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku.Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Siapa yang mengintimidasi Rektor Unika? Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto mengaku diminta oknum kepolisian membuat video testimoni tentang pemilu damai dan menyampaikan keberhasilan kinerja presiden Joko Widodo selama 9 tahun memerintah.
Irwan mengatakan, hasil investigasi sementara menyebutkan, kejadian dalam video itu tidak direncanakan. Pihak kampus menyebut itu hanya berawal dari gurauan teman-teman Farhan. Namun untuk investigasi lanjutan sampai saat ini belum ada hasilnya karena masih terus dilakukan. "Investigasi masih dilanjutkan sejak kemarin siang sampai sekarang. Tim akan melaksanakan tugas sampai tuntas. Kami akan selesaikan masalah ini dengan segera sehingga semua jelas dan tentunya mengacu pada tatib kampus," ucapnya.
Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi yang juga tim investigasi kampus, Budi Prijanto menambahkan, pihaknya sudah memanggil semua teman sekelas Farhan serta didukung dengan data dalam video tersebut. Teridentifikasi beberapa orang dan langsung dilakukan pemanggilan.
"Kemudian kami panggil satu per satu, termasuk MF yang didampingi orang tua karena memang diminta. Yang merekam vidio juga sudah (dimintai keterangan)," ucapnya.
Kemudian kampus memanggil tiga orang mahasiswa. Dan dari situlah didapat fakta baru. "Ada orang baru yang belum teridentifikasi. Nah ini yang kita lanjutkan investigasinya," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua BEM UNY Farras Raihan (21) mengaku mendapatkan tindakan represif dari salah seorang dosen saat melakukan orasi.
Baca Selengkapnyanformasi yang beredar, aktivitas perpeloncoan itu diduga terjadi di Rumpin, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaViral dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Filsafat UGM.
Baca SelengkapnyaPihak kampus menyebut acara itu bagian kecil dari rangkaian yang telah maupun akan digelar.
Baca SelengkapnyaKabarhakam memastikan apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
Baca SelengkapnyaPesan berisi teror bom bikin heboh Koja Trade Mall pada Kamis (2/11).
Baca SelengkapnyaAcara dialog publik telah selesai dilaksanakan, sehingga insiden tidak perlu dipermasalahkan.
Baca SelengkapnyaKepsek menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan Pemerintah Kota Prabumulih atas video yang membuat gaduh tersebut.
Baca SelengkapnyaTindakan intimidasi tentunya sangat disayangkan, untuk membuat video yang intinya mendukung pemerintah.
Baca SelengkapnyaIvan Sugiamto merupakan tersangka kasus perundungan terhadap seorang murid SMA di Surabaya.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu dilakukan setelah viral vidro di media sosial terkait pembubaran diskusi dilakukan sekelompok orang diduga preman
Baca Selengkapnya