Wakil Wali Kota Depok larang PNS pakai gas 3 Kg
Merdeka.com - Kelangkaan gas ukuran 3 kg atau gas melon dipicu banyaknya masyarakat yang bukan rumah tangga sasaran (RTS) memakai gas bersubsidi ini. Sehingga kelangkaan pun terjadi akibat permintaan melonjak.
Menyikapi kondisi itu, Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna meminta pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk tidak ikut memakai gas bersubsidi ini. Dia juga melarang pelaku usaha menggunakan tabung gas itu.
"Sebagai langkah nyata kami sudah mengarahkan ASN untuk memakai gas 5,5 kg," kata Pradi, Jumat (7/4).
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Kenapa pemerintah menerapkan subsidi tepat sasaran LPG 3 kg? Program Subsidi Tepat untuk LPG 3 Kg memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah, serta memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
-
Bagaimana Pertamina menjamin ketersediaan LPG 3 kg selama Lebaran? Pertamina Patra Niaga memastikan stok LPG 3 Kg aman berada di level 14-15 hari.
-
Berapa total penambahan pasokan LPG 3 kg? Pertamina melalui anak usahanya,PT Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan LPG 3 kilogram (Kg) sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
-
Apa yang membuat gas LPG cepat habis? Gas LPG menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di seluruh kalangan. Meski sudah ada kompor listrik, nyatanya kompor gas masih jadi pilihan utama masyarakat.
-
Kenapa Pertamina tambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang
Dari hasil pengamatannya, sampai saat ini masih banyaknya warga mampu yang menggunakan gas melon. Pihaknya masih terus berupaya memenuhi kebutuhan gas melon.
"Pelaku usaha jangan juga pakai gas melon. ASN saja sudah kami arahkan memakai bright gas," ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan Hiswana Migas Kota Depok Imron Effendi mengaku kelangkaan gas dikarenakan masyarakat mampu dan usaha mikro yang masih menggunakan gas melon. Padahal peruntukan gas melon hanya untuk masyarakat tidak mampu.
"Untuk mengurangi beban perekonomian makanya diberikan tiga kilogram. Tapi kenyataannya kan tidak begitu, yang mampu juga punya gas melon," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
Baca SelengkapnyaASN dan warga mampu di Banyuwangi dilarang menggunakan elpiji 3 kilogram bersubsidi untuk memasak di rumah maupun untuk usaha
Baca Selengkapnya"Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin."
Baca Selengkapnya"Saya sih enggak apa-apa kalau memang pada akhirnya dibatasi untuk mereka yang terdaftar (masyarakat miskin), asal penyeluhannya ke masyarakat jelas," kata Reza
Baca SelengkapnyaKhofifah mengatakanm asih banyak kalangan mampu namun masih menggunakan elpiji 3 kilogram ini..
Baca SelengkapnyaGas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
Baca SelengkapnyaPemprov Sumut merespons cepat masalah kelangkaan gas 3 kg di beberapa daerah.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan LPGĀ 3 kilogramĀ alias gas melon diperuntukkan bagi warga miskin.
Baca SelengkapnyaBobby juga tampak mencecar pertanyaan kepada pihak Pertamina yang ikut pada sidak tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat ini, banyak masyarakat terpaksa menggunakan tabung gas non subsidi 12 Kg seharga Rp200.000. Sehingga harus mengeluarkan dana lebih.
Baca SelengkapnyaKelangkaan elpiji (LPG) ukuran 3 kilogram atas gas melon yang terjadi di sejumlah wilayah Bali, menjadi perhatian serius para pimpinan daerah di Pulau Dewata.
Baca SelengkapnyaTabung gas bersubsidi tersebut disebar ke Balikpapan sebanyak 32.000 tabung dan 11.000 tabung ke Samarinda.
Baca Selengkapnya