Wakli, pencipta mesin roasting kopi yang hanya tamatan SD
Merdeka.com - Selama ini untuk membeli mesin roasting tergolong relatif masih mahal untuk ekonomi masyarakat petani di dataran tinggi Gayo. Untuk mesin roasting 3 kg harus merogoh kocek mencapai Rp 150 juta per unitnya, sehingga harga roasting harus dibayar Rp 30 ribu per kg oleh petani kopi.
Atas dasar itulah, pria paruh baya ini yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD), Ramli Ismail (46) berhasil merakit sebuah mesin roasting kopi dengan kualitas lebih bagus dari yang sudah pernah ada. Dia bisa membuat mesin itu mengontrol roasting kopi sesuai dengan selera pelanggan.
"Saya ini buat sendiri, saya segala sesuatu mencoba dan berhasil, kualitasnya lebih bagus mesin saya ini, karena bisa dikontrol mau keasaman kopi bagaimana," kata perakit mesin roasting kopi, Ramli Ismail kepada merdeka.com, Selasa (7/1).
-
Kenapa kopi arabika mahal? Kopi arabika punya karakteristik yang sensitif, sehingga memerlukan perawatan khusus agar terhindar dari gangguan hama.
-
Mengapa Kopi Luwak mahal? Kopi ini diproduksi di Indonesia di pulau-pulau Jawa, Bali dan Sumatra. Proses enzimatik yang terjadi saat biji kopi melewati saluran pencernaan luwak disebut memberikan rasa halus dan aroma kompleks pada kopi ini.
-
Kopi apa yang paling mahal? Hacienda La Esmeralda adalah bisnis keluarga yang memproduksi kopi spesial berkualitas tinggi di dataran tinggi barat daya Panama.
-
Bagaimana cara membuat kopi bacem Wonosalam? Produk kopi bacem dihasilkan dari proses cukup panjang. Pertama, biji kopi segar direndam madu yang telah dicampur air selama setahun. Biji kopi hasil bacem kemudian dijemur hingga kering.
-
Bagaimana cara membuat briket ampas kopi? Terkait pengolahannya, mula-mula ampas kopi dari minuman dikeringkan, kemudian dicampur dengan bahan perekat alami yakni tapioka. Setelah terbentuk, bahan briket masuk ke tahap pencetakan hingga padat mengeras. Briket kemudian kembali masuk tahap pengeringan agar sempurna.
-
Apa yang dijual dengan harga Rp1.000? Dengan bahan sederhana dan murah, Anda bisa menjual berbagai olahan es lilin ini dengan terjangkau, yaitu Rp1.000.
Lokasi mesin roasting hasil karya masyarakat pribumi dataran tinggi Gayo itu berada di desa Meukar Ayu, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Saat merdeka.com datang, dia sedang me-roasting kopi pesanan pelanggannya.
Menurut Ramli Ismail yang akrab disapa Wakli, mesin yang ia rakit dengan kapasitas 2,5 kg dengan durasi waktu roasting selama 15 menit hanya menghabiskan dana Rp 15 juta. Sehingga ia bisa meroasting kopi warga dengan mengambil ongkos jauh lebih murah yaitu Rp 10 ribu/ kg.
"Dengan mesin ini saya bisa subsidi masyarakat roasting kopi murah. Bahkan kalau ada yang roasting dalam jumlah banyak, saya berani ambil harga Rp 7000/ kg, tentu ini sangat membantu petani kopi," tegasnya.
Wakli bahkan berani klaim bahwa mesin ini baru pertama yang berhasil dirakit oleh pribumi di Sumatera ini. Sekarang, Wakli juga sedang kembali merakit mesin roasting yang lebih besar kapasitasnya.
Memang di lokasi ia me-roasting kopi, terlihat ada mesin roasting yang sedang dia rakit. Wakli mengatakan, mesin yang sedang dia rakit itu memiliki kapasitas yang jauh lebih banyak, yaitu untuk 10 kg dengan durasi 15 menit.
"Selama ini harga roasting itu lebih mahal dari harga kopi, itu kan aneh, masak harga biji kopinya Rp 25 ribu/ kg, roasting Rp 30 ribu, makanya saya buat mesin yang lebih ekonomis," tambahnya.
Wakli juga merupakan korban konflik yang tetap menegakkan kepala tanpa meratapi nasipnya. Ia bangkit merakit mesin roasting tanpa ada bantuan pihak manapun, termasuk pihak pemerintah yang semestinya patut memberikan apresiasi atas karya anak negeri.
"Saya korban konflik dan tidak pertama ada perhatian dari pemerintah, semestinya ini harus ada perhatian pemerintah, karena mesin roasting buatan putra daerah," imbuhnya.
Kendatipun demikian, Wakli belum ada keinginan untuk menjual hasil rakitannya. Akan tetapi yang ia inginkan mesin itu hanya digunakan untuk dirinya sendiri. "Meskipun kedepan rencana bukan menjual, tapi saya pinjam pakaikan untuk seluruh Aceh," tutupnya.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mas Udek berhasil menemukan jalannya untuk menggeluti bisnis usaha kopi.
Baca SelengkapnyaPerjalanan hidup Slamet yang penuh rintangan menjadikannya sebagai salah satu sosok inspiratif, terutama bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi.
Baca SelengkapnyaKedai kopi ini hadir agar seluruh lapisan masyarakat bisa mencicipi nikmatnya minuman kopi ala kafe.
Baca Selengkapnya"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca SelengkapnyaWalau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaDia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
Baca SelengkapnyaKecintaan Andri terhadap kopi dimulai saat dia menempuh pendidikan di Australia pada tahun 2007.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kesuksesannya ini berkat doa dan restu dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaPanji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaRahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Baca SelengkapnyaMulanya, Deni memproduksi roti bersama dengan Istrinya. Roti yang diproduksi secara manual dijual keliling oleh Deni.
Baca Selengkapnya