Walau cuma sebuah lemari, Jenderal Ursinus tak mau disuap
Merdeka.com - Irjen (Purn) Pol Ursinus Ellias Medellu mungkin layak dinobatkan jadi jenderal polisi lalu lintas paling jujur. Selama hidupnya, Ursinus antikorupsi dan anti disogok. Dia memilih jadi orang jujur walau harus hidup mengirit.
Jangankan segepok uang, sebuah almari dari seorang kontraktor pun dia tolak. Ceritanya begini, Polwan Hajaty Chambo yang menjadi sekretaris Ursinus suatu hari datang ke kediaman bosnya itu. Saat itu Hajaty terperanjat saat melihat isi rumah sang Jenderal sangat sederhana, bahkan tak punya almari.
Merasa prihatin, Hajaty lantas berinisiatif menghubungi seorang kontraktor yang saat itu menjadi rekanan proyek di Ditlantas untuk membelikan lemari. Keluhan Hajaty langsung didengar dan lemari yang merupakan hadiah dari si kontraktor tiba di rumah Ursinus.
-
Siapa yang seharusnya memberikan teladan? Orang tua tak hanya wajib dalam memberikan teladan, namun juga hendaknya memberikan nasihat yang membangun demi membentuk pribadi anak yang baik.
-
Siapa Polwan inspiratif dari Sumatra Utara? Natalia Bangun adalah seorang anggota polisi yang sudah mengabdi selama 31 tahun.
-
Siapa yang tidak suka diistimewakan di jalan? Kisah Presiden Soeharto Tak Mau Diistimewakan di Jalan, Rela Mengalah Agar Tak Macet Kebiasaan penguasa Orde Baru ini diceritakan mantan ajudan presiden.
-
Kenapa rombongan pejabat tidak menolong pemotor? 'Melihat hal tersebut, tak ada satupun mobil pejabat yang berhenti bahkan untuk memelankan kendaraan,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Kenapa prajurit TNI itu tidak mengingat kejadian kecelakaan? Oleh karena itu, prajurit TNI tersebut tidak berhasil mengingat apa saja. Bahkan, ketika diajak berbicara dengan dokter yang memeriksa, ia mengaku langsung lupa dengan pertanyaan dan jawaban yang seharusnya ia jawab.
-
Siapa yang tidak menolong pemotor? Saat para rombongan pejabat melintas, tak ada reaksi yang berarti. Alih-alih memelankan laju kendaraan atau sekadar memberi perhatian ke sang pemotor, rombongan justru tetap melintas dengan kecepatan sama.
Hajaty yakin setibanya di rumah, bos nya akan senang melihat sudut ruangan ada almari baru. Boro-boro tersenyum dan mengucapkan terima kasih, Ursinus malah emosi saat tahu lemari itu diberi gratis oleh seorang kontraktor.
"Ketika diberi tahu (asal lemari), beliau menyuruh saya mengembalikannya," tutur Hajaty dalam buku berjudul Bhayangkara Pejuang Melawan Penjajah dan Arus Korupsi, terbitan Gramedia Pustaka.
Hajaty mengaku bangga dengan sikap bosnya itu. Dia yakin pilihan Ursinus bersikap tegas karena tak mau berurusan dengan hukum di kemudian harinya. Menurutnya sosok Ursinus merupakan teladan yang langka.
"Pak Medellu sangat memegang prinsip kejujuran dan kedisiplinan. Dalam bekerja beliau lebih banyak melakukannya melalui tindakan nyata," cerita wanita yang 8 tahun bekerja bersama Ursinus.
Yang lebih membahagiakan lagi, lanjut Hajaty, sikap jujur dan disiplin Ursinus diteladani dirinya dan anggota lantas lainnya. Ursinus berpesan pada anak buahnya tidak coba-coba mengambil yang bukan hak mereka.
"Bila membeli barang harus ada bon. Bila ada uang sisa harus dikembalikan. Selain itu semua pertanggungjawaban keuangan harus lengkap dan tidak boleh meminta sesuatu dari kontraktor atau perusahaan jasa pengadaan barang (supplier)," tambahnya.
Hal lain yang membuatnya semakin terkesima dengan sosok Ursinus adalah, seorang pemimpin yang dekat dengan bawahan.
"Seluruh jajaran bekerja dengan serius tapi santai tanpa ada tekanan dari atasan. Tidak pernah marah asalkan setiap pekerjaannya dilaksanakan sesuai aturan," bebernya.
Ursinus sendiri mengakui jika dirinya tak tidak kompromi untuk urusan pegawai nakal. Dia yakin, orang yang bekerja dengan jujur dan tulus akan selalu diberkahi Sang Pencipta.
"Saya berkesimpulan, kalau kita mengerjakan dengan sungguh-sungguh, tulus, jujur, murni, pasti Tuhan Yang Maha Kuasa menyempurnakan pekerjaan kita," kata Ursinus yang meninggal pada 8 Januari 2012 lalu.
Pujian untuk Urisnus juga disampaikan Sri Rastiti Merdekawati. Sri adalah penulis buku Inspektur Jenderal Polisi DRS. Ursinus Elias Meddelu, Bhayangkara Pejuang melawan Penjajah dan Arus Korupsi terbitan Gramedia Pustaka Utama.
"Pak Sinus itu memberikan teladan. Dia mencontohkan pada bawahannya. Polisi itu harus jujur lho, jangan korupsi. Itu semua dilakukan dengan tindakan, bukan cuma dengan kata-kata," kata Sri.
Maka berkaca pada Ursinus, tak malukah para jenderal sekarang yang menggadaikan harga diri dan korps Bhayangkara dan menerima miliaran rupiah uang suap dari cukong dan pengusaha busuk?
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.
Baca Selengkapnya“Di negara ini hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng,” kata Gus Dur.
Baca SelengkapnyaMobil milik pejabat TNI tetap macet-macetan tanpa dikawal.
Baca SelengkapnyaIni kisah langka teladan kesederhanaan seorang jenderal. Anak buahnya jadi saksi selama menjabat, tak sekali pun dia menggunakan jabatannya untuk korupsi
Baca SelengkapnyaMarsekal Suryadi Suryadarma Memimpin TNI AU Tahun 1946-1962. Tak Pernah Terpikir Untuk Korupsi Atau Memperkaya Diri Sendiri.
Baca SelengkapnyaRektor Unika menceritakan dihubungi orang mengaku polisi untuk membuat video mengapresiasi kinerja Presiden Joko
Baca SelengkapnyaPemotor yang diberhentikan di sekitar putar balik (U-turn) dinarasikan sedang membawa pasien
Baca SelengkapnyaPolisi ini melakukan aksinya saat bertugas melakukan patroli di jalan raya.
Baca SelengkapnyaJenderal ini terkenal sebagai orang yang jujur dan bersih selama mengabdi di Kepolisian, kini namanya terus dikenang dan menjadi sosok teladan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang polisi gadungan yang sedang diperiksa oleh polisi asli.
Baca Selengkapnya