Wali Kota Bekasi Disuntik Vaksin Sinovac: Biasa Saja, Malah Agak Adem
Merdeka.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi hari ini disuntik vaksin Covid-19 di RSD Stadion Patriot Chandrabaga, Jumat (15/1). Ia merupakan orang pertama menerima vaksin dari China dalam program vaksinasi massal di wilayahnya.
Rahmat menerima vaksin bersama dengan pimpinan forum komunikasi daerah (forkominda), yaitu Dandim 0507 Letkol Arm Iwan Aprianto, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes pol Aloysius Suprijadi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati, Kepala RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kusnanto, Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bekasi Junaedi.
Pascadisuntik, Rahmat Effendi mengaku lebih adem. Menurut dia, suntikan vaksin buatan Sinovac, China tersebut tidak sakit. Bahkan lebih sakit dari gigitan semut atau diambil darah ketika memeriksa kesehatan.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Bagaimana cara kerja vaksin kucing? Vaksin bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan mikroorganisme tertentu seperti virus, bakteri, atau organisme menular lainnya.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin cacar monyet? Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu,' ujar Maxi.
"Jadi biasa saja, malah agak adem," kata Rahmat Effendi di RSD Stadion Patriot, Jumat (15/1).
30 menit pascadisuntik, Rahmat mengaku tidak merasakan reaksi di luar normal. Karena itu, ia meminta kepada masyarakat tidak takut, apalagi vaksin sudah dijamin keamanannya oleh Badan POM, serta dijamin kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Lebih baik divaksin ketimbang was was menunggu hasil swab yang menyatakan positif," ucap Rahmat Effendi.
Selepas pimpinan dari forkominda, kata dia, para tenaga kesehatan yang akan menerima. Pemerintah Kota Bekasi telah menerima sebanyak 14.060 dosis dari Pemprov Jabar yang dikirim oleh Biofarma di Bandung. Vaksin itu, kata dia, sudah didistribusikan ke fasilitas layanan kesehatan yang ditunjuk melayani vaksinasi.
Di antaranya di 46 rumah sakit, 42 puskesmas, dan 32 klinik. Adapun jumlah vaksinator tiap layanan kesehatan satu orang.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaVaksinasi jadi momen paling mendebarkan yang harus dihadapi anak-anak, namun dokter satu ini punya trik jitu.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaTerdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?
Baca SelengkapnyaMomen ini terjadi usai Prabowo dan Gibran menjalankan pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya