Wali Kota Solo Setuju Wacana Pemilihan Kepala Daerah Melalui DPRD
Merdeka.com - Wacana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mendapatkan tanggapan pro dan kontra. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo (Rudy) yang juga Ketua DPC PDIP Solo termasuk yang setuju dengan rencana tersebut.
"Kalau saya setuju. pilkada tidak langsung atau melalui DPRD bisa mencegah tindakan korupsi kepala daerah," katanya, Kamis (21/11).
Pilkada langsung seperti saat ini, dia menilai, membuat calon kepala daerah menghabiskan banyak anggaran. Terutama untuk biaya kampanye. Akibatnya, saat menang dan menjabat, mereka mencari pendapatan lain secara ilegal. Apalagi gaji yang didapatkan tak sesuai dengan pengeluaran.
-
Bagaimana Pilkada Serentak diadakan? Dalam sistem presidensial, pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat, yang menciptakan akuntabilitas dan legitimasi bagi pemimpin daerah.
-
Kenapa Pilkada dilakukan secara serentak? Pilkada serentak 2015 digelar untuk daerah-daerah dengan masa jabatan kepala daerah yang habis pada periode 2015 sampai Juni 2016.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Bagaimana cara membuat Pilkada Inklusif? Salah satu langkah penting adalah menyediakan alat bantu, seperti template braille yang dapat digunakan secara mandiri oleh difabel netra, dan pelatihan bagi KPPS untuk memahami cara berinteraksi dengan difabel.
-
Apa itu pantarlih pilkada? Salah satunya adalah Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
-
Kenapa Pilkada Serentak dilakukan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
"Sekarang ini gaji kepala daerah sekitar Rp6 juta, ditambah pendapatan lain resmi sekitar Rp100 juta. Jumlah itu untuk sosial saja kurang . Kalau jadi bupati atau wali kota tapi tidak punya komitmen dan jiwa melayani ya pasti korupsi," ujarnya.
Pemilihan Langsung Habiskan Banyak Uang
Rudy mencontohkan, dalam sepekan ia bisa menghadiri belasan kali acara hajatan warga. Belum lagi tak sedikit warga yang meminta bantuan secara pribadi. Baik untuk pelunasan biaya sekolah maupun pelunasan biaya rumah sakit misalnya. Kondisi tersebut membuat ia harus menyiapkan anggaran cukup besar.
"Kalau Pilkada 2015 kemarin saya tidak mengeluarkan modal banyak. Kalau saksi itu kan harus dibayar, tap yang bayar kan partai," terangnya.
Dia menambahkan, dalam hal pengawasan Pilkada lewat DPRD lebih mudah. Jika melalui DPRD, pengawasan jika terjadi money politic juga lebih mudah.
"Saya jamin mereka tidak berani melakukan korupsi, karena kalau ditangkap saber pungli juga berat kok," terangnya.
Rudy tak menampik, peluang korupsi masih ada walaupun dilakukan Pilkada tidak langsung. Ia mengusulkan agar kepala daerah pilihan DPRD yang korupsi dihukum mati.
"Kalau pilihan dari DPRD masih ada yang korupsi, jangan dihukum penjara tapi hukum mati biar kapok," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Haryoto menjelaskan sampai dengan hari ini pihaknya sudah menerima sebagian formulir dari pendaftar.
Baca SelengkapnyaProyek yang ada di Kota Solo diguyur deras dengan anggaran pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaRudy menilai semakin banyak pasangan calon semakin bagus untuk demokrasi.
Baca SelengkapnyaFX Rudy Sebut 17 Skala Prioritas Wali Kota Solo Bohong, Ini Respons Gibran
Baca SelengkapnyaGibran mengklaim antuasis masyarakat sangat baik untuk hadir
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menjamin bakal mewujudkan anggaran senilai Rp100-Rp200 juta untuk setiap RW di Jakarta.
Baca SelengkapnyaGibran Rakabuming Raka diam-diam memantau acara adu gagasan bakal calon (balon) wali kota Solo dari PDIP.
Baca SelengkapnyaNantinya dana tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan dan seluruh tahapan penyelanggaraan Pilkada.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan, program seperti ini bukan hal baru.
Baca SelengkapnyaAhok ingin agar RT/RW ke depannya bisa mengikuti konsepnya sewaktu dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo mengatakan gelaran Pilkada memakan anggaran hingga puluhan triliun rupiah
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengusulkan anggaran di setiap RW diberikan Rp100-Rp200 juta
Baca Selengkapnya