Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Walikota Solo: Pernyataan mantan Sekda jelekkan Jokowi itu basi

Walikota Solo: Pernyataan mantan Sekda jelekkan Jokowi itu basi FX Hadi Rudyatmo. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan pernyataan mantan Sekda Kota Solo Supradi Kertamenawi yang menjelek-jelekan Jokowi pada masa menjadi Wali Kota Solo merupakan cerminan rasa kekecewaan. Pasalnya, pada tahun 2010, Supradi merupakan calon Wakil Walikota yang menjadi rival pasangan Jokowi dan Rudy saat pilwalkot di Solo dan dimenangkan oleh Jokowi .

"Pernyataan Pak Supradi itu tidak betul. Semuanya nggak bener. Itu merupakan pernyataan kekecewaan Supradi yang kalah saat Pilwalkot Solo saat berhadapan dengan Calon Walikota Solo Pak Jokowi yang kebetulan wakilnya saya," tegas Rudy saat dikonfirmasi merdeka.com Rabu (2/6) melalui telepon selulernya.

Rudy menilai pernyataan Supradi itu merupakan pernyataan yang sudah kuno, uzur dan dinilai basi. Pernyataan itu sudah pernah diangkat dimedia saat Jokowi maju menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta dan memenangkan pertarungan Pilgub DKI Jakarta. Yang saat itu bersaing dengan Hidayat Nur Wahid - Faizal Basri dan Foke - Priyanto.

"Itu isu basi yang pernah diangkat dia (Supradi) saat Mas Jokowi maju Pilgub DKI Jakarta dan saat ini saat mas Jokowi maju Pilpres diangkat kembali. Itu isu kuno!" Ungkapnya.

Rudy juga membantah jika Supradi menyatakan bahwa Jokowi saat menjadi wali kota, tak sesukses yang diomongkan banyak orang. Apalagi banyak fasilitas yang saat ini mangkrak, seperti misalnya, pembangunan beberapa taman, seperti Sekar Taji, Terminal Tirtonadi, City Walk yang semrawut, Railbus, Pasar tradisional, dan lain-lain.

"Tidak ada yang mangkrak. Taman-taman bias dicek sendiri, bagaimana kondisinya. Pasar Tradisional terus kita bangun. Kalau Terminal Tirtonadi, ini kan memerlukan anggaran yang besar. APBD kita kan tidak mampu, sehingga pembangunannya harus bertahap, atau muli year. Kita juga harus menunggu turunnya bantuan APBD Provinsi dan APBN. Pembangunan berjalan terus, nggak ada yang mangkrak," ujarnya.

Selain itu Rudy juga membantah pernyataan mantan Sekda Kota Solo, Supradi Kertamenawi, yang menyatakan penampilan Jokowi dengan pakaian yang sederhana saat menjadi Gubernur atau capres hanya pencitraan. Rudy menambahkan penampilan Jokowi saat ini dengan baju putih atau kotak-kotak, celana hitam dan sepatu ket, merupakan keseharian Jokowi di Solo, saat dan sebelum menjadi wali kota.

"Kalau ada yang bilang tiap hari selalu pakai jas dasi, jas dasi, itu nggak benar. Kalau ke kantor memang iya. Kan ada hari-hari resmi yang kadang harus pakai jas, pakai pakaian adat dan lain-lain. Kalau saya ajak ke lapangan, menemui warga ya pakaiannya seperti di Jakarta itu," ujarnya.

Rudy menyampaikan mantan koleganya di Solo tersebut tidak pernah melakukan pencitraan. Apalagi hanya lewat pakaian atau penampilan. Menurutnya Jokowi tipe orang yang suka bekerja keras, ikhlas serta apa adanya.

Sementara itu, pengasuh Jokowi saat masih SD, Sutarti menambahkan, Jokowi tipe orang yang apa adanya. Wanita pensiunan guru yang saat ini tinggal di Kampung Nayu, Nusukan, Solo tersebut, tidak yakin hanya dengan merubah penampilan akan membuat Jokowi meraih keuntungan atau ketenaran.

“Dari kecil penampilannya ya seperti itu. Saya kenal dia sejak kecil di Cinderejo, belakang terminal. Tiap hari saya antar naik sepeda onthel kalau mau pergi. Tidak ada yang berubah, dia sosok yang apa adanya, pendiam dan tidak macam-macam,” katanya.

Sebelumnya, Supradi Kertamenawi, mantan Sekda Kota Solo era Jokowi menyebut penampilan capres PDIP yang terkesan sederhana dan merakyat, dengan baju putih atau kotak-kotak, celana hitam serta sepatu ket, hanya sebuah pencitraan belaka. Tujuannya adalah merebut simpati atau hati rakyat, agar citranya naik.

"Dulu waktu menjadi wali kota apa pernah pakai pakaian seperti itu. Pakainya ya jas dan dasi, selalu jas dan dasi setiap hari. Sekarang kan nyatanya seperti itu. Kalau yang ngerti, ya, Jokowi nyatane mung (ternyata hanya) bohong," ujarnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Yosca Herman Soedrajad menambahkan, pembangunan terminal terbesar Jawa Tengah tersebut ditargetkan selesai 2015. Saat ini pihaknya akan menyelesaikan pembangunan sisi timur yang telah dimulai beberapa waktu lalu.

"Kita lagi kebut terminal timur. Yang barat lantai satu kan sudah selesai. Kami harapkan saat lebaran nanti sudah bias dipakai, meski belum sempurna," katanya.

Terkait kondisi city walk yang semrawut, Rudy mengakui cukup sulit menertibkan PKL yang nekat berjualan. Sementara untuk pelanggaran parkir di city walk, inas terkait sudah melakukan tindakan tegas.

"Yang namanya mengatur orang banyak kan sulit, perlu pendekatan. Mereka juga cari makan. Kalau untuk parkir, Dishubkominfo sudah tegas. Kendaraan yang nekat parkir di city walk pasti akan digembok atau ditilang," tandasnya.

Sementara itu untuk railbus yang tidak lagi beroperasi, Rudy mengatakan hal tersebut menjadi kewenangan pemerintah pusat atau PT KAI. Karena menyangkut sumber daya manusia yang tak bias dilakukan oleh pemerintah kota.

"Railbus itu kewenangan pusat, dulu kan bantuan dari menteri. Kalau kita harus mensubsidi operasionalnya, jelas kita nggak mampu. Kita masih terus upayakan dengan PT KAI atau kementerian, agar Railbus bias jalan lagi," pungkasnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jebolan Solo dengan Empat Bintang di Pundak, Puncaki Karier Jadi Jenderal di Era Jokowi
Jebolan Solo dengan Empat Bintang di Pundak, Puncaki Karier Jadi Jenderal di Era Jokowi

Karier tiga Perwira TNI-Polri ini melenggang jauh hingga tersemat 4 bintang di pundaknya. Siapa sangka, ketiganya sempat menduduki jabatan tertinggi di Solo.

Baca Selengkapnya
Momen Akrab Jokowi Bareng Respati-Astrid Bicara Pengalaman Memimpin Solo
Momen Akrab Jokowi Bareng Respati-Astrid Bicara Pengalaman Memimpin Solo

Jokowi yang pernah menjabat Wali Kota Solo selama 7 tahun mengaku tidak ada pesan khusus untuk kedua tokoh muda itu.

Baca Selengkapnya
Sama-Sama di Solo, Alasan Calon Wali Kota Respati Ardi Tak Libatkan Jokowi buat Kampanye Pilkada
Sama-Sama di Solo, Alasan Calon Wali Kota Respati Ardi Tak Libatkan Jokowi buat Kampanye Pilkada

Jokowi sempat menitipkan pesan pada Respati agar program-programnya untuk Solo terus dilanjutkan.

Baca Selengkapnya
FX Rudy Nilai Calon Kepala Derah Ramai-Ramai Sowan ke Jokowi Bentuk Kepanikan
FX Rudy Nilai Calon Kepala Derah Ramai-Ramai Sowan ke Jokowi Bentuk Kepanikan

Menurut Rudy, salah satu alasan mereka menemui Jokowi sebagai bentuk kepanikan.

Baca Selengkapnya
Megawati Dituding Gelisah Sebut Penguasa Mirip Orba, FX Rudy Ungkit Tiket Capres Jokowi Sejak 2014
Megawati Dituding Gelisah Sebut Penguasa Mirip Orba, FX Rudy Ungkit Tiket Capres Jokowi Sejak 2014

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru

Baca Selengkapnya
Reaksi Jokowi Jagoannya Respati-Astrid Kalah dari Paslon PDIP di Survei Pilkada Solo
Reaksi Jokowi Jagoannya Respati-Astrid Kalah dari Paslon PDIP di Survei Pilkada Solo

Kemudian saat ditanyakan hasil survei internal, ayah kandung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka enggan menjawab.

Baca Selengkapnya
Menyoroti Kedekatan Kasad Jenderal Agus dengan Jokowi di Tengah Bursa Panglima TNI
Menyoroti Kedekatan Kasad Jenderal Agus dengan Jokowi di Tengah Bursa Panglima TNI

Peluang Jenderal Agus Subiyanto lebih besar untuk menjadi Panglima TNI.

Baca Selengkapnya
Prabowo Buka-Bukaan Dua Kali Didatangi Jokowi, Sanjung Luar Biasanya Ilmu Orang Solo
Prabowo Buka-Bukaan Dua Kali Didatangi Jokowi, Sanjung Luar Biasanya Ilmu Orang Solo

Prabowo dalam sebuah pidato menyampaikan sanjungannya kepada Presiden Jokowi yang pernah mengalahkannya dua kali dalam Pemilu.

Baca Selengkapnya
Berpeluang Maju Pilkada Jateng, Hendrar Prihadi Datangi FX Rudy
Berpeluang Maju Pilkada Jateng, Hendrar Prihadi Datangi FX Rudy

Nama mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan Hendi mencuat dalam bursa Pilkada Jateng.

Baca Selengkapnya
PDIP Mengaku Khilaf Pernah Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo, Singgung Nepotisme Jokowi
PDIP Mengaku Khilaf Pernah Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo, Singgung Nepotisme Jokowi

Hasto menjelaskan, PDIP berani mencalonkan Gibran kala itu lantaran melihat kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai telah memberikan dampak baik bagi RI.

Baca Selengkapnya
Ahmad Luthfi: Pak Jokowi Sudah Purna Tugas, Jadi Masyarakat Biasa Tak Ada kaitan dengan Cawe-Cawe
Ahmad Luthfi: Pak Jokowi Sudah Purna Tugas, Jadi Masyarakat Biasa Tak Ada kaitan dengan Cawe-Cawe

Menurut Luthfi, anggapan itu tidak benar dan menyesatkan karena saat ini Joko Widodo adalah masyarakat biasa.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Lengkap Jokowi Diusulkan Jadi Ketum PDIP Gantikan Megawati
VIDEO: Jawaban Lengkap Jokowi Diusulkan Jadi Ketum PDIP Gantikan Megawati

Presiden Jokowi menjawab kabar akan menjadi Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya