Wamenkes Sebut 36 Juta Jiwa Meninggal Akibat Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Merdeka.com - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) mengontribusi angka kematian di Indonesia. Data sementara, 71 persen kematian disebabkan penyakit tidak menular. Sementara itu, 36 juta kasus kematian di antaranya berkaitan dengan penyakit paru, baik asma maupun PPOK.
"36 Juta jiwa yang meninggal karena penyakit paru tersebut. Ada sekitar 3,4 sampai 4 juta atau sekitar 10,7 persen yang merupakan PPOK," katanya dalam Media Briefing: Hari PPOK Sedunia 2021, Selasa (23/11).
Dante menjelaskan, PPOK bukan penyakit menular. PPOK merupakan inflamasi kronik pada saluran napas dan jaringan paru yang bisa disebabkan paparan partikel atau gas berbahaya.
-
Apa itu kanker paru-paru? Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru, organ yang berfungsi untuk menukar oksigen dan karbondioksida saat bernapas. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil dan kanker paru-paru sel kecil.
-
Apa penyebab utama kanker paru-paru? Sama seperti jenis kanker lainya, kanker paru-paru juga bisa disebabkan karena berbagai hal. Namun, salah satu faktor utamanya ialah merokok.
-
Apa saja penyebab infeksi paru-paru? Faktor yang Menyebabkan Infeksi Paru-Paru 1. BakteriMikroorganisme yang dikenal sebagai bakteri sering kali menjadi penyebab utama infeksi pada paru-paru. Jika dibandingkan dengan patogen lain, infeksi paru-paru yang diakibatkan oleh bakteri biasanya berlangsung lebih lama dan memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi. Tindakan medis yang cepat dan tepat dapat secara signifikan mengurangi infeksi bakteri dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin muncul. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru antara lain Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Bordetella pertussis, dan Mycobacterium tuberculosis. Penting untuk dipahami bahwa setiap jenis bakteri mungkin memerlukan metode pengobatan yang berbeda, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting untuk penanganan yang berhasil.2. VirusBerbagai jenis virus memiliki kemampuan untuk menyerang sistem pernapasan dan jaringan paru-paru, yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Patogen virus yang sering kali ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru meliputi virus influenza, coronavirus (termasuk SARS-CoV-2 yang memicu COVID-19), enterovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV). Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus biasanya menunjukkan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan infeksi bakteri, baik dari segi gejala, durasi, maupun cara penanganannya. Contohnya, antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, sehingga penanganan lebih difokuskan pada perawatan suportif dan, dalam beberapa kasus, penggunaan obat antiviral tertentu.3. JamurInfeksi jamur dapat mempengaruhi sistem pernapasan, termasuk paru-paru, meskipun kejadian ini relatif jarang dibandingkan dengan infeksi bakteri atau virus. Beberapa jenis jamur, seperti Aspergillus, Cryptococcus, Pneumocystis jirovecii (dulu dikenal sebagai Pneumocystis carinii), dan Histoplasma capsulatum, dapat menginfeksi jaringan paru-paru. Infeksi jamur pada paru-paru umumnya lebih sering terjadi pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV dan AIDS, pasien kanker, atau mereka yang sedang menjalani terapi imunosupresif.
-
Apa penyebab utama kanker paru? Sita menerangkan bahwa sekitar 85 persen penyebab kanker paru itu karena rokok. 'Perokok aktif itu 14 kali lipat berisiko terkena kanker paru dibandingkan dengan yang tidak merokok sama sekali,' kata Sita.
-
Apa yang dialami oleh kanker paru? Kanker merupakan kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dan menyerang bagian tubuh mana pun akibat gangguan pada tingkat genetik.
-
Kenapa orang bisa kena pneumonia? Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Kondisi ini dapat mempengaruhi satu atau kedua paru-paru dan menyebabkan peradangan yang mengganggu kemampuan paru-paru untuk mengisi udara dengan baik.
Partikel gas berbahaya utama ialah asap rokok. Gas berbahaya lainnya seperti polusi, bahan kimia, hingga asap dapur.
Dokter berusia 48 tahun ini menyebut, ada dua penyebab PPOK. Pertama, terjadi bronkitis kronik atau peradangan pada saluran bronkus di dalam paru-paru. Kedua, terjadi emfisema akibat kerusakan pada alveolus, yaitu kantong udara kecil pada paru-paru.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, jumlah perokok di Indonesia masih sangat tinggi, sekitar 33,8 persen. Ini menunjukkan, 1 dari 3 orang di Tanah Air merokok.
"Ini memberikan kontribusi pada kejadian PPOK yang besar," ujarnya.
Menurut Dante, proporsi perokok pria di Indonesia sangat besar. Persentasenya mencapai 63 persen atau sekitar 2 dari 3 pria merokok. Sementara prevalensi merokok pada kelompok remaja usia 10 sampai 18 tahun juga cukup tinggi, sekitar 7,2 persen.
"Naik menjadi 9,1 persen pada 2018 atau hampir 1 dari 10 anak di Indonesia itu merokok," sambungnya.
Pria kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, ini menegaskan merokok bisa berdampak buruk pada kesehatan. Aktivitas rokok yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu lama bisa mengakibatkan PPOK saat dewasa. Bahkan, beberapa kasus menunjukkan, PPOK bisa terjadi pada usia produktif akibat paparan gas berbahaya atau merokok.
Dia mengingatkan, di tengah pandemi Covid-19, pengidap PPOK masuk kelompok rentan. Penderita PPOK yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 bisa mengalami kondisi buruk. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 1,2 persen pasien Covid-19 yang meninggal merupakan penderita PPOK.
"Melihat kondisi tersebut, maka dipandang perlu untuk memberikan kewaspadaan dan edukasi secara persuasif kepada masyarakat," tutupnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab paru obstruktif kronis (PPOK) perlu diwaspadai setiap orang. PPOK adalah penyakit progresif yang bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.
Baca SelengkapnyaSetidaknya lebih dari tiga penyakit dapat disebabkan oleh polusi. Untuk mencegahnya dapat menggunakan masker.
Baca Selengkapnya"Beban kesehatan yang dikeluarkan karena penyakit paru kronis itu jauh lebih besar dari pendapatan Bea Cukai," kata Budi.
Baca SelengkapnyaUmumnya orang baru akan merasakan parunya bermasalah ketika sudah muncul berbagai gejala terkait masalah pernapasan, bagaimana mencegahnya?
Baca SelengkapnyaKanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru. Kanker ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya oleh kebiasaan kita sehari-hari.
Baca SelengkapnyaDampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan manusia semakin menjadi perhatian, karena munculnya berbagai penyakit serius yang berkaitan dengan polutan ini
Baca SelengkapnyaGejala yang muncul seringkali tidak spesifik, seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, nyeri dada, atau kesulitan bernapas.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaPolusi udara telah menjadi masalah lingkungan global yang semakin mengkhawatirkan.
Baca Selengkapnya