Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wantimpres: Bangsa Kita Menjunjung Tinggi Toleransi Antar-Semua Golongan

Wantimpres: Bangsa Kita Menjunjung Tinggi Toleransi Antar-Semua Golongan Agum Gumelar di acara deklarasi dukung Jokowi-Maruf. ©2019 Liputan6.com

Merdeka.com - Sentimen suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) menjadi momok berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Isu tersebut mampu menyulut terjadinya kekerasan bahkan anarkisme.

Di era digital sekarang ini, distribusi isu SARA menjadi sangat liar. Seperti yang terjadi saat pelaksanaan Pilpres dan kasus Papua. Karena itulah, mencegah isu SARA sangat penting khususnya di dunia maya.

"Itu memang memerlukan sikap bersama, sikap waspada bersama kita semua, sikap dewasa kita dalam kehidupan bermasyarakat bangsa ini," ujar anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar dalam keterangannya, Rabu (28/8).

"Karena sejak kita merdeka para pejuang kemerdekaan ini kan sudah bertekad dan bersepakat untuk mendirikan sebuah bangsa atau negara yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri dari multi etnis, multi agama, multi budaya dan bertekad menjadikan Pancasila sebagai alat pemersatunya," tambahnya.

Menurut Agum, kalau itu semua dicamkan dan dihayati dengan baik bangsa Indonesia akan sulit terpengaruh hal-hal negatif seperti SARA itu. Hal itu dinilai sebagai tugas seluruh komponen bangsa.

"Ke depan bagaimana kita semua bisa merajut persatuan dengan berpedoman kepada Pancasila. Itu yang harus kita lakukan," kata mantan Menteri bidang Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam) ini.

Untuk itu, mantan Komandan Kopassus TNI AD ini mengimbau kepada generasi muda harus bisa mengenali sejarah bangsa, di mana tonggak sejarah pada tahun 1945 saat Indonesia merdeka dan hasil keputusan para pejuang kemerdekaan yang sepakat mendirikan NKRI. Selain itu, para pendiri bangsa juga bersepakat menjadikan Pancasila sebagai ideologi dan alat pemersatunya.

Mantan Gubernur Lemhanas ini menilai, sejarah harus diketahui dan dikenali oleh para generasi muda bangsa. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali sejarah bangsanya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawan.

"Nah, inilah yang harus ditanamkan kepada para generasi muda kita, bahwa bangsa kita ini menjunjung tinggi toleransi antar-semua golongan, agama dan etnis yang ada. Generasi muda jangan mudah terpancing hasutan, apalagi melalui media sosial," tuturnya.

Ia mengungkapkan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki andil besar dalam penyebaran isu SARA dan intoleransi. Menurutnya, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya memiliki dampak positif yang seharusnya bisa dimanfaatkan secara bijak untuk kemajuan bangsa dan negara. Namun di sisi lain, juga berdampak negatif dengan beredarnya berita ujaran kebencian dan hoaks di media sosial.

"Hal positif dari perkembangan teknologi ini banyak, tetapi masalahnya ada sebagian kelompok dan masyarakat yang justru memanfaatkan sisi negatifnya," tutur mantan Pangdam VII/Wirabuana ini.

Hal ini, tegas Agum, harus dilawan untuk menjaga persatuan dan perdamaian. Seluruh komponen bangsa harus dewasa menyikapinya. Apalagi dalam negara demokrasi seperti Indonesia memerlukan kedewasaan bagi rakyatnya untuk bisa mengerti tentang demokrasi. Peran tokoh bangsa dan masyarakat menjadi penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat awam.

Selain itu, menurut alumni Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1969 ini, peran dari pemerintah melalui Badan Pembinaan ideologi Pancasila (BPIP) juga harus bisa menyebarluaskan Pancasila agar bisa menjadi sesuatu yang diyakini, lalu diresapi dan kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Janganlah menjadikan Pancasila itu sebagai retorika belaka atau sebagai jargon belaka. Ini yang tidak boleh terjadi. Jadi tugas BPIP ke depan teramat besar dan berat untuk bisa mempersatukan bangsa ini yang kemarin masyarakatnya sempat dibuat seperti itu. Salah satunya mencegah dan menolak isu SARA ini agar tidak berkembang di masyarakat terutama melalui media sosial," pungkasnya. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
SARA Kepanjangan dari Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan, Begini Penjelasan Lengkapnya
SARA Kepanjangan dari Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan, Begini Penjelasan Lengkapnya

Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elit politik dalam kampanye-kampanyenya.

Baca Selengkapnya
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat

Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.

Baca Selengkapnya
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air

Pentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia

Baca Selengkapnya
SARA adalah Isu Sensitif, Berikut Kategori dan Cara Mencegahnya
SARA adalah Isu Sensitif, Berikut Kategori dan Cara Mencegahnya

SARA adalah singkatan dari suku, agama, ras, dan antargolongan.

Baca Selengkapnya
Pancasila Kekuatan Utama untuk Satukan Perbedaan di Masyarakat
Pancasila Kekuatan Utama untuk Satukan Perbedaan di Masyarakat

Kebersamaan yang dinaungi Pancasila sebagai ideologi telah berkali-kali melewati ujian kebangsaan

Baca Selengkapnya
Sebutkan Ciri Khas Rakyat Indonesia, Majemuk dan Kaya Tradisi
Sebutkan Ciri Khas Rakyat Indonesia, Majemuk dan Kaya Tradisi

Indonesia adalah negara dengan keragaman yang majemuk.

Baca Selengkapnya
BPIP Harap Masyarakat Tak Mudah Dipecah Belah Perbedaan Budaya dan Agama
BPIP Harap Masyarakat Tak Mudah Dipecah Belah Perbedaan Budaya dan Agama

Romo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.

Baca Selengkapnya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat

Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Waspadai Upaya Pecah Belah Kelompok Masyarakat
Waspadai Upaya Pecah Belah Kelompok Masyarakat

Dengan Pancasila seluruh hajat hidup masyarakat berbeda latar belakang diwadahi untuk hidup dalam kerukunan.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diajak Bumikan Toleransi & Gencarkan Penyebaran Konten Damai di Media Sosial
Masyarakat Diajak Bumikan Toleransi & Gencarkan Penyebaran Konten Damai di Media Sosial

Generasi muda dan akademisi memiliki porsi yang besar dan peranan penting dalam menjaga sehatnya komunikasi antar-golongan

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diingatkan Perkuat Empat Bingkai Kerukunan Agar Tak Mudah Dipecah Belah
Masyarakat Diingatkan Perkuat Empat Bingkai Kerukunan Agar Tak Mudah Dipecah Belah

Empat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.

Baca Selengkapnya