Wantimpres sarankan Jokowi benahi pendidikan kejuruan yang sudah ada
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan agar membenahi pendidikan kejuruan yang sudah ada, daripada membuat yang baru. Karena hal tersebut dinilai jauh lebih efisien. Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih di sela kunjungan kerja ke Politeknik ATMI (Akademi Teknik Menengah Indonesia) Solo, Selasa (12/4).
"Kami menyarankan kepada presiden, daripada bikin sekolah kejuruan baru, mendingan yang sudah ada sekarang ini dikembangkan. Saya akan bicarakan juga ini dengan Menristek Dikti dan Mendikbud," ujarnya.
Dari kunjungannya ke berbagai daerah, Sri Adiningsih menilai permasalahan yang dihadapi pendidikan kejuruan baik formal maupun informal adalah keterbatasan fasilitas pendukung. Terutama untuk kegiatan praktik kerja yang menjadi nilai tambah pendidikan kejuruan.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi membantu siswa SMK 1 Rangas? 'Tadi Pak kepala sekolah menyampaikan ke saya, 'Pak ini masih kurang. Anak-anak butuh asrama'. Karena banyak yang tinggal jauh dari sekolah sehingga harus banyak yang tersebar ngekos di sekitar sekolah,' jelasnya.'Ya nanti, entar lagi akan kita bangun asramanya. Atas permintaan kepala sekolah, ibu bupati, dan juga pak gubernur,' sambung Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi menyelesaikan kuliah? Masuk kuliah pada 1980, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya 5 tahun berselang.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa yang ditinjau Jokowi di Keerom? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
-
Mengapa Jokowi meminta TNI-Polri belajar teknologi? Maka dari itu, Jokowi menilai penguasaan teknologi semakin dibutuhkan. Sehingga, TNI-Polri mesti adaptif mempelajari ilmu pengetahuan teknologi.
Dalam kunjungan ke Balai Latihan Kerja (LPK) di Jayapura, meski kondisi bangunan yang cukup luas, namun sangat disayangkan tidak didukung fasilitas lainnya. Mesin yang digunakan untuk praktik siswa misalnya, usianya sudah 30 tahun lebih dan belum pernah diganti.
"Di sana masih banyak BLK yang seperti itu. Selain sudah uzur, jumlah fasilitas untuk kegiatan praktik juga sangat kurang. Kalau dirata-rata setiap satu mesin digunakan oleh 25 orang siswa, jauh dari ideal. Kalau idealnya ya satu mesin satu siswa, seperti yang diterapkan di ATMI ini," katanya.
Sri Adiningsih mengemukakan, dengan kondisi serba terbatas seperti itu sulit bagi pendidikan kejuruan untuk menghasilkan lulusan berkualitas. Menurut dia, data teknis menunjukkan prosentase lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tidak bekerja lebih tinggi dari lulusan sekolah menengah atas (SMA).
"Itu tandanya ada sesuatu yang salah dengan pendidikan kejuruan. Logikanya lulusan SMK pasti lebih mudah diserap oleh dunia kerja, karena sudah memiliki bekal keterampilan," jelasnya.
Di sisi lain, Sri Adiningsih memuji keberhasilan penyelenggaran pendidikan kejuruan yang dilakukan Politeknik ATMI. Tingginya minat dunia industri terhadap lulusan ATMI saat ini bisa dijadikan indikator.
"Saat ini satu orang lulusan ATMI rata-rata diminati oleh lima perusahaan. Saya ingin keberhasilan ATMI ini ditularkan ke lembaga pendidikan kejuruan yang lain. Hasil kunjungan kerjanya ini secepatnya akan disampaikan kepada Presiden Jokowi. Beliau sangat menginginkan pendidikan kejuruan dikembangkan," tutupnya.
Baca juga:
Kadin sebut universitas asing minat bikin sekolah kejuruan di RI
Pendidikan Indonesia jadi fokus utama lawan tenaga kerja asing
100 Dosen dari 17 universitas dapat pelatihan sosialisasi 4 pilar
Sudah beberapa tahun siswa MI di Sukabumi belajar di tenda darurat
Pernak-pernik pelaksanaan UN di tiap daerah
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Saya bandingkan dengan SMK yang ada di kota memang gap-nya sarana prasarana memang sangat jauh berbeda."
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meninjau SMK Negeri 2 Kabupaten Bengkulu Tengah, Kamis (20/7). Jokowi berharap keahlian siswa dipersiapkan agar sesuai kebutuhan industri.
Baca SelengkapnyaJokowi berjanji akan memberikan kendaraan listrik baru untuk SMKN 2 Bengkulu.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengunjungi SMK Negeri Jateng di Semarang
Baca SelengkapnyaAda momen menarik saat Jokowi berkunjung ke SMKN 3 Sukawati, Bali
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi mempertimbangkan ulang keinginanya untuk menghapus sistem zonasi pada PPDB.
Baca SelengkapnyaKebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui sistem zonasi menimbulkan sejumlah masalah.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menjawab persoalan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi yang sering dikeluhkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPeresmian itu ditandai dengan menekan sirine dan penandatanganan prasasti
Baca SelengkapnyaJokowi mengunjungi SMKN 5 saat kunjungan kerja ke Kupang, NTT.
Baca SelengkapnyaPertimbangan penghapusan sistem zonasi itu dikatakan Presiden Jokowi usai melakukan pertemuan dengan pimpinan MPR di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/9).
Baca Selengkapnya