Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wapres Ingin IAEI Tingkatkan Aksi Nyata Untuk Pulihkan Ekonomi Terdampak Covid-19

Wapres Ingin IAEI Tingkatkan Aksi Nyata Untuk Pulihkan Ekonomi Terdampak Covid-19 Rapat Koordinasi Wapres Bahas Persiapan New Normal. ©2020 Biro Pers Istana Wapres

Merdeka.com - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin, menyebut, selain kesehatan, Covid-19 juga berdampak pada sektor ekonomi. Untuk memulihkan sektor ekonomi itu, Wapres ingin seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun organisasi keahlian seperti Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia melakukan aksi nyata.

"Marilah kita tingkatkan kegiatan-kegiatan kita terutama IAEI. Memang kita hendaknya tidak hanya melakukan pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi, tetapi juga melakukan langkah-langkah, aksi-aksi nyata. Marilah kita ikut berpartisipasi dalam menanggulangi apa yang dialami oleh bangsa ini, yaitu akibat pandemi Covid-19," kata Wapres pada acara Halalbihalal dan Silaturahmi Nasional IAEI lewat virtual, Jumat (19/6).

Wapres menambahkan, akibat pandemi Covid-19, banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga muncul kelompok miskin baru. Oleh karena itu, fokus penanganan Covid-19 saat ini tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga pada penanggulangan dampak ekonomi.

"Kita sudah melakukan pemulihan-pemulihan ekonomi nasional, tentu kita harus mengambil peran terutama yaitu menjaga supaya menghidupkan ekonomi-ekonomi kecil, Usaha Mikro Kecil. Mereka yang paling terdampak oleh Covid ini, kan mereka justru paling banyak menampung tenaga kerja, persentasenya jauh lebih besar," papar Wapres.

Ke depan, Wapres berharap IAEI turut mendorong bangkitnya keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia.

"Khususnya juga ekonomi dan keuangan syariah. Tentu bank-bank syariah, BPR-BPR syariah, BMT-BMT [Baitul Maal wa Tamwil/Balai Usaha Mandiri Terpadu] yang menjadi korban dampak daripada Covid-19 ini perlu mereka dibangkitkan kembali, dipulihkan kembali daripada dampak ini. Ini barangkali peran yang memang dibutuhkan oleh kita pada saat sekang ini," tambahnya.

Wapres pun menyampaikan apresiasinya kepada jajaran IAEI yang telah melakukan upaya-upaya dalam menangani dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Ia juga mengingatkan kembali agar organisasi ini dapat berkontribusi lebih baik lagi ke depannya.

"Selamat untuk bekerja dan kita memulai dan juga saya harap ikut berpartisipasi lebih besar, baik di dalam penanggulangan situasi sekarang sebagai dampak Covid-19, baik kesehatannya, sosialnya, maupun pemulihan ekonominya," kata Wapres.

Sementara, Ketua Umum IAEI, Sri Mulyani Indrawati, secara detil memaparkan bagaimana pandemi Covid-19 telah berpengaruh besar pada sektor ekonomi dan keuangan.

Dia menuturkan, wabah Covid-19 telah menimbulkan gejolak di bidang pasar uang dan ekonomi yang serba tidak pasti. Ancaman Covid telah terlihat sangat nyata.

"Pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelemahan menjadi 2.97 persen. Memang masih positif, namun lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi yang biasanya di atas 5 persen," papar Sri Mulyani.

Dia menambahkan, bahwa pada kuartal kedua sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjalan lebih luas, pemerintah juga menjaga agar pandemi ini tidak menimbulkan masalah baru, yaitu krisis keuangan. Salah satunya krisis pada sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Sri Mulyani meminta IAEI sebagai organisasi akademisi dan praktisi ekonomi dan keuangan syariah, turut berperan aktif pulihkan ekonomi terdampak Covid-19.

“Ekonomi dan keuangan syariah juga mengalami dampak yang tidak ringan. Oleh karena itu saya meminta kepada seluruh jajaran dan anggota IAEI untuk turut berkontribusi mengatasi dampak pandemi Covid-19 kepada seluruh lapisan masyarakat," tegasnya.

Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso dan perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah IAEI.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
AHY Singgung Pemerintah Soal Jaring Pengaman Sosial: Itu Hanya Solusi Jangka Pendek
AHY Singgung Pemerintah Soal Jaring Pengaman Sosial: Itu Hanya Solusi Jangka Pendek

AHY tidak menginginkan masyarakat tergantung pada bantuan jangka pendek.

Baca Selengkapnya
Wapres Ma'ruf: Banyak PR di Sektor Ketenagakerjaan Menuju Indonesia Emas 2045
Wapres Ma'ruf: Banyak PR di Sektor Ketenagakerjaan Menuju Indonesia Emas 2045

Bonus demografi yang akan disambut dalam duadekade mendatang, semestinya membawa peluang kemajuan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Target Jumlah Pengangguran Berkurang di 2025, Indef: Sulit Tecapai Jika Industri Tidak Tumbuh
Jokowi Target Jumlah Pengangguran Berkurang di 2025, Indef: Sulit Tecapai Jika Industri Tidak Tumbuh

Selain menurunkan tingkat pengangguran terbuka, pemerintah juga meminta agar di masa presiden terpilih Prabowo Subianto, angka kemiskinan juga turun.

Baca Selengkapnya
Adu Solusi 3 Capres: Lapangan Kerja untuk Anak Muda, Siapa Terbaik?
Adu Solusi 3 Capres: Lapangan Kerja untuk Anak Muda, Siapa Terbaik?

Persoalan lapangan pekerjaan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Baca Selengkapnya
Wamenkeu Thomas: Fenomena Penurunan Kelas Menengah Jadi PR Baru Prabowo
Wamenkeu Thomas: Fenomena Penurunan Kelas Menengah Jadi PR Baru Prabowo

Thomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Debat Cawapres, Cak Imin: Rakyat Sudah Kerja Kerja Kerja, Dompetnya Tipis
Debat Cawapres, Cak Imin: Rakyat Sudah Kerja Kerja Kerja, Dompetnya Tipis

Debat Cawapres digelar di JCC, Senayan, Jakarta. Tema debat membahas soal ekonomi

Baca Selengkapnya
Ketua Banggar DPR Minta Pemerintah Waspadai Lonjakan Jumlah Pengangguran
Ketua Banggar DPR Minta Pemerintah Waspadai Lonjakan Jumlah Pengangguran

Said menyebut dari catatan Kementerian Ketenagakerjaan secara kumulatif sejak Januari-Juni 2024, gelombang PHK telah menghantam 32.064 pekerja.

Baca Selengkapnya
Tahun Depan, Jokowi Harap Tingkat Pengangguran Dapat Ditekan 4,5 hingga 5 Persen
Tahun Depan, Jokowi Harap Tingkat Pengangguran Dapat Ditekan 4,5 hingga 5 Persen

Angka pengangguran di Indonesia merupakan angka kedua tertinggi di negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya
Menteri Ida Minta Pemda Alokasikan Dana untuk BPJamsostek Petani, Marbot Masjid hingga PKL
Menteri Ida Minta Pemda Alokasikan Dana untuk BPJamsostek Petani, Marbot Masjid hingga PKL

Menurut data BPJS Ketenagakerjaan, sebanyak 39,2 juta pekerja telah terlindungi dalam berbagai programnya.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah

Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Tarik Utang Rp642 Triliun di 2025, Uangnya untuk Apa?
Pemerintah Berencana Tarik Utang Rp642 Triliun di 2025, Uangnya untuk Apa?

Dalam RAPBN 2025, terdapat struktur penerimaan perpajakan Rp2.490,9 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.

Baca Selengkapnya
PMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri
PMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri

Capaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya