Wapres JK desak Presiden Duterte bebaskan WNI disandera Abu Sayyaf
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyerahkan sepenuhnya proses pembebasan Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata pada pemerintah Filipina. Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang baru terpilih diyakini bisa menyelesaikan pembebasan sandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Kita tahu Presiden Filipina yang baru, Duterte itu tegas jadi ini tentunya, seperti itulah kebijakan pemerintah. Jadi kita minta pemerintah Filipina untuk melepaskan sandera itu (WNI)," kata Jusuf Kalla di Kantornya, Jakarta, Jumat (5/8).
Tidak menutup kemungkinan pihak perusahaan bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf untuk membebaskan sandera. Cara seperti ini membuat kelompok bersenjata menjadikan WNI santapan empuk untuk pemerasan.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Siapa yang terlibat di SAJAKA? Program SAJAKA mengedepankan kolaborasi lintas sektoral yang melibatkan masyarakat, tenaga kesehatan, serta pihak swasta seperti Pfizer Indonesia.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Menteri Pertahanan Filipina, Malaysia dan Indonesia terus berkomunikasi dan membentuk perjanjian trilateral.
"Kita kan belajar dua yang sebelumnya, ya tentu para pengusaha itu di samping pemerintah berbicara dengan pemerintah Malaysia, mungkin saja pengusaha bernegosiasi juga. Akibat dari pada itu maka berulang terus. Oleh karena itu, kali ini pemerintah tegas, agar ini kita serahkan ke pemerintah Filipina, agar pemerintah Filipina menyelesaikan," kata dia.
Di tempat terpisah, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebutkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan menemui pimpinan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari di Sulu, Filipina Selatan. Namun pertemuan tersebut belum diketahui waktunya.
"Saya mendapat informasi, dalam waktu beberapa hari ini Presiden Duterte akan ke Sulu, ke tempat kampnya Nur Misuari. Berarti Pemerintah Filipina benar-benar akan berusaha membebaskan sandera," ujar Gatot di Kemenko Polhukam.
Misuari akan bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf untuk membebaskan 10 WNI yang disandera. Apalagi, Misuari mempunyai jumlah pasukan MILF cukup banyak di Sulu, Filipina.
"Dia (Misuari) punya pasukan juga, punya pengaruh juga. Lobi tersebut merupakan bagian dari operasi intelijen," kata Gatot.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah diminta serius menangani kejahatan perdagangan orang karena kasus TPPO sudah seringkali berulang.
Baca SelengkapnyaVideo mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca SelengkapnyaJaksa Agung ST Burhanuddin memecat Raimel Jesaja selaku Direktur Ekonomi dan Keuangan Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel).
Baca SelengkapnyaPelapor menilai ada penyalahgunaan wewenang dalam lelang aset rampasan negara di kasus Jiwasraya
Baca SelengkapnyaFebrie dilaporkan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso bersama KSST atas dugaan keterlibatan kesepakatan lelang barang rampasan benda sita korupsi
Baca SelengkapnyaPemkab Kediri jamin warganya aman dari kasus perdangan orang.
Baca SelengkapnyaKapolri perintahkan anggotanya untuk membebaskan ibu yang disekap dan dijadikan budak seks di Dubai.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya memulangkan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja pada bidang terkait judi online di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para pelaku dengan menggunakan penipuan lowongan kerja.
Baca Selengkapnya