Wapres JK sebut dalam sejarah Indonesia enggak ada Pilkada rusuh
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meyakini secara nasional Pilkada 2018 tetap kondusif. Ini dilihat dari sepanjang sejarah Pilkada yang dilakukan di Tanah Air berlangsung aman.
"Ada yang khawatir Pilkada tahun depan, dalam sejarahnya enggak ada Pilkada (rusuh), 95 persen Pilkada itu aman," ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Breakfast Meeting Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Arya Duta, Jakarta, Kamis (2/11).
Meskipun, lanjut dia, ada sejumlah Pilkada beberapa tahun belakangan yang sempat rusuh. Misalnya di Tolikara, Papua. "Ada sih 3 persen yang enggak aman seperti di Tolikara 2015," sebutnya.
-
Bagaimana cara Kombes Jeki wujudkan pemilu damai? Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru terus menyampaikan pesan Pemilu damai yang digagas Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal kepada masyarakat. Pesan itu juga disematkan melalui lembaga masyarakat dan pendidikan di Kota Pekanbaru.
-
Apa yang aman menjelang pemilu? Kepolisian Resor Indragiri Hulu (Inhu), Polda Riau memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji aman menjelang Pemilu 2024.
-
Kenapa Indonesia dianggap aman? Seperti negara-negara lain yang terdapat dalam daftar ini, Indonesia termasuk di dalamnya karena sikap netralnya terhadap berbagai isu politik global.
-
Kapan Pilkada pertama kali diadakan di Indonesia? Pilkada pertama kali diadakan di Indonesia pada tahun 2005 setelah pengesahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
-
Bagaimana cara agar Pemilu damai? Pemilu yang dilakukan secara damai dapat menghasilkan keputusan yang adil dan demokratis.
-
Kapan Pilkada pertama di Indonesia dilaksanakan? Pilkada pertama kali di Indonesia dilaksanakan pada tahun 2005.
Wapres JK mengklaim pemilu di Indonesia lebih aman daripada di sejumlah negara tetangga. Seperti Malaysia, Filipina, kata JK, konflik di pemilu tak bisa ditangani dengan baik.
"Mereka lebih kacau dibandingkan kita. Kita, kalau ada konflik, berhasil diatasi," sambungnya.
Dari pantauan mantan Ketua Umum Partai Golkar ini, sifat demokratis partai politik (parpol) di Tanah Air sangat bagus. Perbedaan pilihan politik di pemilu tidak memicu kekacauan nasional.
"Sekarang Golkar PDIP koalisi mendukung A, di tempat lain Golkar dengan Gerindra mendukung B, tidak ada pola yang sama. Akhirnya tak ada sentimen politik besar. Saya yakin tak akan ada masalah, kecuali saat diumumkan," ucapnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaJK kemudian bicara tentang demokrasi. Menurut dia, banyak yang salah kaprah dalam memahami demokrasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berpesan jangan takut Pemilu, karena Indonesia sudah biasa menyelenggarakan pesta demokrasi tersebut
Baca SelengkapnyaJokowi tak mempermasalahkan masyarakat yang memaki-maki dan membully presiden.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, masyarakat di desa dan daerah justru santai-santai saja menghadapi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMeskipun, sempat ada aksi massa beberapa hari di depan Gedung KPU
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut hal tersebut merupakan kenyataan demokrasi yang terjadi di daerah.
Baca SelengkapnyaHadi merasa situasi keamanan sekarang berjalan aman dan damai.
Baca SelengkapnyaKetum Golkar Airlangga menilai Pemilu 2024 lebih adem dan damai
Baca SelengkapnyaMenurutnya, suasana pemilu yang kadang menjadi panas adalah hal wajar.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla mengajak umat Islam menjaga persatuan dan kesatuan pascapemilihan umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaMenko Marves Luhut Binsar Pandjaitan merespons ramai tudingan Presiden Jokowi soal menyodorkan nama Kaesang Pangarep untuk maju di Pilkada Jakarta.
Baca Selengkapnya