Wapres Ma'ruf Dorong Perguruan Tinggi Membekali Mahasiswa Berpikir Kritis
Merdeka.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta perguruan tinggi membekali mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menyikapi arus informasi. Pemikiran kritis itu juga berpegang teguh pada akidah dan akhlak.
“Perguruan Tinggi sebagai tahap akhir pendidikan formal seyogianya dapat membekali mahasiswa untuk senantiasa berpikir kritis dalam menyikapi arus informasi, dengan berpegang teguh pada akidah, akhlak, dan ilmu pengetahuan,” kata Ma’ruf saat memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-7 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Timur di Grand Ballroom Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Selasa (2/11).
Ma'ruf menambahkan, salah satu bekal penting yang diberikan adalah sikap kritis melalui penguatan moral dan karakter. Menurutnya, pendidikan karakter tidak bisa lepas dari agama.
-
Apa tujuan akhir mahasiswa baru setelah lulus? Sebagai mahasiswa yang baru masuk ke perguruan tinggi, biasanya Anda akan diminta untuk menuliskan tujuan akhir atau cita-cita setelah lulus.
-
Apa yang menjadi fokus pendidikan menurut pakar? 'Yang menjadi fokus kita dalam dunia pendidikan itu bukan hanya ranah kognitif, namun bagaimana dia berempati. Nah ini kan masalahnya dia tidak berpikir bahwa apa yang dia lakukan akan menyakiti orang lain. Berarti empati terhadap orang lain minim sehingga yang terjadi adalah yang kita lihat saat ini,'
-
Bagaimana cara menuntut ilmu agar bermanfaat? Menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan mengukir aksara di atas batu.
-
Apa yang diajarkan Islam tentang menuntut ilmu? Islam mengajarkan umatnya untuk menuntut ilmu sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa pesan wisudawan tentang masa depan? Akhirnya, kita lulus juga! Sekarang saatnya menghadapi masa depan yang penuh tantangan... dan semoga tidak banyak revisi.
“Pendidikan karakter tidak bisa dilepaskan dari agama sebagai sumber pembentukan etika-moral (akhlak), baik yang berupa sifat-sifat yang berdimensi moral, seperti sifat jujur, adil dan toleran, maupun sifat-sifat yang berdimensi kinerja seperti kreatif, inovatif dan kerja keras,” ungkapnya.
Ma'ruf menekankan, pembangunan moral dan karakter memerlukan upaya yang konsisten. Sehingga, pembekalannya harus ditanamkan sejak dini.
“Membangun karakter tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi harus dilatih dan dibina secara terus menerus, sehingga tumbuh nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta kepada tanah air, serta harus dimulai sejak dini,” ucapnya.
“Karakter kebangsaan penting untuk menangkal nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila. Nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila tersebut saat ini dapat dengan mudah kita lihat, dengar atau baca karena kemajuan teknologi,” tambahnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menanggapi polemik kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di Perguruan Tinggi Negeri.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, mahasiswa yang gagal di tengah-tengah masyarakat cukup sulit untuk memperbaikinya.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menanggapi kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di Perguruan Tinggi Negeri.
Baca SelengkapnyaMahfud menyampaikan delapan misi untuk menuju Indonesia Unggul di hadapan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaRamai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy
Baca SelengkapnyaMuhadjir mendorong para lulusan perguruan tinggi untuk mempunyai mimpi-mimpi besar
Baca SelengkapnyaPemerintah juga diminta untuk memastikan bahwa semua perguruan tinggi memenuhi standar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan Mendikbudristek Nadiem Makarim menambah anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaWakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.
Baca SelengkapnyaOleh karena itu, Prabowo mengajak mahasiswa menjadi pemimpin yang cerdas, disiplin dan tidak suka menyontek.
Baca SelengkapnyaPrabowo pun mengakui bahwa kadang pemimpin itu kurang mewaspadai kondisi terkini.
Baca Selengkapnya