Wapres Sayangkan Bibit Tanaman Aglaonema Masih Impor
Merdeka.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyayangkan ratusan ribu bibit tanaman Aglaonema masih diimpor dari luar negeri. Padahal, Aglaonema sangat potensial untuk dikembangkan di dalam negeri, terlebih dengan dukungan iklim tropis di Indonesia.
Menurut Ma'ruf, Indonesia merupakan salah satu dari negara di Asia yang memiliki spesies Aglaonema yang bervariasi. Serta penghasil Aglaonema hybrid yang berkualitas.
"Namun disayangkan, sampai saat ini bibit Aglaonema yang jumlahnya ratusan ribu pohon masih diimpor dari luar negeri. Padahal potensi di dalam negeri sangat memungkinkan apabila ada upaya-upaya untuk mengembangkannya," kata Ma'ruf pada acara Kontes Nasional Aglaonema Nusantara, Minggu (29/5).
-
Apa yang diharapkan dari gerakan menanam ini? Apabila dilakukan dengan baik, mestinya gerakan tersebut dapat membantu daerah dalam mengendalikan harga berbagai komoditas.
-
Siapa yang berharap ada bantuan untuk mengembangkan perkebunan kelapa? “Kami berharap ada perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur khususnya dalam menunjang mobilisasi hasil perkebunan termasuk peremajaan perkebunan. Selain itu ke depan bisa melakukan pengembangan sentra produksi turunan kelapa berbasis masyarakat,“ jelasnya.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Mengapa presiden mengajak pemimpin dunia fokus ke petani? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin dunia untuk memperkuat pemenuhan air bagi kebutuhan 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia.
-
Siapa yang diminta Kementan untuk mengakselerasikan program tanam 1000 hektar? “Para gubernur dan para bupati saya mengajak untuk mengakselerasikan penanaman 1.000 hektar di setiap daerah sehingga kita bisa memperkuat posisi pangan yang ada,“ katanya.
-
Bagaimana Menteri Pertanian memberikan dukungan kepada petani? Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Pertanian juga memberikan motivasi pada para petani untuk beradaptasi dengan inovasi yang ada.
Ma'ruf menyebut, bahwa pemerintah berharap agar para petani Aglaonema dapat berkembang maju. Sehingga, kebutuhan setiap bulan yakni sekitar 600 ribu pohon yang masih impor dapat dipenuhi dalam negeri.
"Oleh karena itu mari kita majukan tanaman hias kita dengan memenuhi kebutuhan tanaman hias dari dalam negeri sendiri, bahkan justru kita yang harus mengekspor tanaman ini ke mancanegara," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Ma’ruf, upaya pemenuhan kebutuhan tanaman hias di dalam negeri bisa terwujud. Terlebih, tanaman hias mempunyai potensi ekonomi yang besar.
"Sekaligus juga merupakan proses pembudidayaan berbagai tanaman hias demi menjaga kelestariannya," pungkas Ma’ruf.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mempercepat impor beras di tengah ancaman dampak El Nino yang menyebabkan kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaArief juga akan memberi apresiasi kepada para importir yang melakukan wajib tanam lebih dari 3 kali.
Baca SelengkapnyaMulai tahun 2024, maksimal impor bawang putih hanya 650 ribu ton per importir.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
Baca SelengkapnyaMentan Amran meminta Bulog segera membeli jagung dari petani agar tidak impor di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaWapres Ma’aruf Amin menyebut kegiatan ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan upaya hilirisasi di bidang pertanian.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, industri baja berperan vital dalam menyokong pertumbuhan sebuah negara.
Baca SelengkapnyaSecara Nasional, kata SYL, produksi bawang merah hingga saat ini masih surplus
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaImpor jagung itu nantinya akan dibeli dari sejumlah negara, di antaranya Brazil, Argentina, dan Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaMahfud mempertanyakan komitmen pemerintah saat ini yang terus menerus impor pangan.
Baca SelengkapnyaMenurut Alimin, sektor pertanian lebih penting dari pada sektor apapun karena masalah pangan selalu berkaitan langsung dengan keberpihakan negara pada petani.
Baca Selengkapnya