Warga 10 Desa ini ancam pindah jadi warga negara Malaysia
Merdeka.com - Anggota DPRD Kalimantan Timur Yahya Anja mengatakan pemerintah jangan menganggap enteng ancaman warga 10 desa di Kabupaten Mahakm Ulu. Mereka mengancam akan pindah menjadi warga negara Malaysia.
"Ancaman warga 10 desa di Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Hulu, untuk pindah kewarganegaraan ke Malaysia merupakan ancaman serius yang tak boleh diabaikan," kata anggota DPRD Kaltim asal daerah pemilihan (dapil) Kutai Kertanegara dan Kutai Barat di Samarinda, Selasa (21/10).
Faktanya, kata dia, tanpa maupun dengan ancaman, telah banyak WNI pindah warga negara karena merasa tidak mendapat perhatian dan keadilan dari pemerintah.
-
Apa alasan warga Kampung Mati pindah? Pada zaman dulu, ada sekitar 20 KK yang tinggal di kampung itu. Namun kehidupan di sana sungguh sulit. Selain berada di zona rawan longsor, hasil pertanian di sana sering menjadi serangan monyet ekor panjang. Hal inilah yang membuat warga tidak betah dan akhirnya memilih pindah.
-
Kenapa warga Kampung Nagog banyak yang pindah? Mereka terpaksa pindah karena akses jalannya yang susah. Apalagi mereka harus menyekolahkan anak, bekerja, dan lain sebagainya.
-
Kenapa penduduk Kampung Nagog pindah? Warga di kampung itu mulai pindah pada tahun 1972. Selain itu, lahan di kampung itu tidak bisa digunakan untuk bertani karena banyak babi hutan yang biasanya mengincar hasil tani.
-
Kenapa warga Kampung Manggal merantau? Kondisi seperti ini membuat banyak warga Kampung Manggal merantau ke luar daerah. Mereka akan kembali lagi ke kampung tersebut saat musim tanam telah tiba.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
-
Kenapa biarawan pindah? Sayangnya, garis pantai Inggris menjadi mangsa serangan Viking pada saat itu, dan menyebabkan puluhan pendeta tewas terbunuh dalam serangan ke pulau-pulau terpencil seperti Iona dan Lindisfarne.
"Jangan sampai warga membuktikan ancaman mereka. Selama ini pemerintah pusat sebagai pihak yang paling memiliki tanggung jawab besar terhadap perbatasan dan kondisinya," katanya. Demikian dilansir dari Antara.
Ia mengatakan, taruhannya adalah harkat dan martabat bangsa. Apalagi jika sampai mengancam memasang bendera negara tetangga di wilayah mereka.
Yahya mengatakan meski tanggung jawab ini juga menjadi urusan Pemerintah Provinsi Kaltim, namun perhatian dari pemerintah pusat yang selalu dinanti. Ancaman yang disampaikan melalui 10 kepala desa di Long Apari tersebut, pastinya bukan serta merta langsung dicetuskan.
"Pastilah ada alasan kuat. Adalah tugas pemerintah harus cepat tanggap soal ancaman ini, salah satu kepala desa mengatakan sudah berupaya memperjuangkan hak mereka hingga ke pemerintah Provinsi Kaltim dan pusat, namun hingga kini kenyataannya terisolasinya daerah mereka karena keterbatasan fasilitas dan infrastruktur terus saja terjadi," kata Yahya.
Untuk itu ia berharap pemerintah segera mempercepat pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya, seperti jalan, jembatan. Infrastruktur jalan ini sangat vital sebagai akses mempermudah jalannya perekonomian antar daerah.
Yahya akan meluangkan waktu untuk menyerap lebih dalam aspirasi warga di Long Apari dengan berkunjung dan bertemu langsung dengan warga serta tokoh-tokoh dan kepala desa didaerah tersebut.
Kebutuhan mereka harus segera dipenuhi, kata Yahya, sehingga penderitaan mereka akibat tingginya harga bahan makanan pokok bisa teratasi, selain itu fasilitas penting lain juga harus dibangun, untuk kesehatan, pendidikan, telekomunikasi dan segala kebutuhan lain guna menghapus kesenjangan perekonomian.
"Yang tidak kalah penting adalah mereka juga merupakan salah satu tumpuan bagi pertahanan negara di perbatasan. Pemerintah Indonesia seharusnya sudah paham soal itu," kata Yahya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meragukan jiwa nasionalisme para Warga Negara Indonesia (WNI) yang pindah kewarganegaraan.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak bisa melarang warga Indonesia pindah kewarganegaraan. Sebab, hal itu merupakan hak warga negara.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, pada tahun 2021 dan 2022, ada sekitar 1.000 mahasiwa Indonesia berubah status menjadi warga negara Singapura.
Baca SelengkapnyaKementerian Hukum dan HAM mencatat ribuan warga negara Indonesia berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura.
Baca SelengkapnyaDirektorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham mencatat sebanyak 3.912 WNI beralih menjadi warga negara Singapura selama 201
Baca SelengkapnyaInvestasi besar-besaran dari China mengancam kehidupan warga Pulau Rempang yang telah berada di pulau itu lebih dari seabad lalu.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaKhususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi
Baca SelengkapnyaMereka tak menolak pembangunan, namun menyayangkan cara negara memperlakukan tanah leluhurnya
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 152 orang etnis Rohingya asal Myanmar terdampar di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, pada tahun 2021 dan 2022, ada sekitar 1.000 mahasiwa Indonesia berubah status menjadi warga negara Singapura.
Baca Selengkapnya